1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korea Utara Kembali Uji Coba Rudal

3 Juli 2009

Korea Utara kembali memprovokasi dunia internasional. Hari Kamis (02/07), Korea Utara meluncurkan rudal jarak pendek dalam uji coba senjata.

Televisi Korea Selatan menyiarkan peluncuran uji coba senjata Korea Utara.
Televisi Korea Selatan menyiarkan peluncuran uji coba senjata Korea Utara.Foto: AP

Korea Utara kembali menyulut kemarahan dunia internasional. Hari Kamis (02/07), empat peluru kendali jarak pendek ditembakkan ke arah Laut Timur atau Laut Jepang antara pukul 17.20 hingga 21.20 waktu setempat, demikian dinyatakan kementerian pertahanan Korea Selatan seperti dikutip dari kantor berita Yonhap.

Uji coba rudal jarak pendek itu kembali memicu ketegangan regional, menyusul uji coba senjata nuklir yang dilakukan rezim komunis tersebut. Amerika Serikat, Jepang dan Australia menyebut uji coba senjata Korea Utara sebagai "provokatif".

Kepada kantor berita AFP, juru bicara pemerintah Korea Selatan menyatakan bahwa negaranya terus mengawasi Korea Utara 24 jam sehari. Menurut Korea Selatan, Korea Utara diperkirakan dapat melanjutkan uji coba rudalnya dalam beberapa hari mendatang. Seorang petinggi militer Korea Selatan menyebutkan, mereka saat ini tengah menyelidiki apakah pemerintah di Pyongyang berencana melakukan uji coba rudal jarak menengah dan jarak jauh.

Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini, Korea Utara sudah melakukan serangkaian uji coba peluru kendali jarak pendek, setelah negara itu melakukan uji coba peluru kendali balistiknya di tahun 2006 dan April tahun ini. Enam hari setelah melakukan uji coba senjata nuklir yang kedua, Korea Utara juga menembakkan enam rudal jarak pendek.

Peluncuran peluru kendali jarak pendek Kamis kemarin (02/07), dilakukan beberapa jam seusai perundingan Korea Selatan dan Korea Utara. Perundingan yang membicarakan masa depan kawasan industri gabungan Kaesong tersebut berakhir tanpa kesepakatan.

Dengan uji coba peluru kendali Kamis kemarin (02/07), Korea Utara terang-terangan melanggar Resolusi PBB 1874 yang disahkan 12 Juni lalu. Dewan Keamanan PBB mengecam keras uji coba senjata nuklir Korea Utara yang kedua kali tanggal 25 Mei lalu. Dewan Keamanan juga mendesak pemerintah di Pyongyang untuk mengakhiri program senjata atom dan peluru kendalinya. Korea Utara menanggapinya dengan melancarkan provokasi berikutnya.

Militer Korea Utara menyatakan pesisir timurnya sebagai kawasan militer tertutup mulai tanggal 25 Juni hingga 10 Juli, pukul delapan pagi hingga pukul delapan malam. Dengan begitu, Jepang dan Korea Selatan dapat memperhitungkan, di waktu-waktu itulah Korea Utara akan melakukan uji coba senjatanya.

Seperti yang dikutip dari laporan kantor berita AFP, kementerian pertahanan AS menyatakan, awal Juni lalu Korea Utara terlihat memindahkan peluru kendali jarak jauh ke pangkalan barunya di wilayah barat. Namun tidak terdapat laporan mengenai kemungkinan persiapan peluncurannya.

Sementara itu, sikap keras masyarakat internasional terhadap Korea Utara tampaknya membuahkan hasil. Amerika Serikat semakin membatasi ruang gerak perekonomian Korea Utara.

Proyek bantuan Program Pangan Dunia WFP terpaksa harus dikurangi, karena tidak adanya lagi penyaluran dana bantuan internasional.

Ketika PBB meningkatkan sanksi terhadap negara komunis itu, Korea Utara malah bersumpah akan melanjutkan pengembangan bom atom. Amerika Serikat dan pemerintah Korea Selatan menduga, penguasa Korea Utara Kim Jong-il berupaya menunjukkan kekuatannya menjelang pewarisan kekuasaan kepada Kim Jong-un.

LS/AS/dpa/afp