Korut Dapat Pasokan "Know How" Nuklir lewat Berlin
6 Februari 2018
Korea Utara gunakan Kedutaan Besarnya di Berlin untuk peroleh akses ke peralatan canggih. Demikian laporan media Jerman. Dinas rahasia dalam negeri Jerman yakini, teknologi itu digunakan untuk program nuklir dan rudal.
Iklan
Korea Utara membeli peralatan dan teknologi bagi program rudal balistiknya lewat Kedutaan Besar di ibukota Jerman, Berlin. Demikian kepala badan intelejen dalam negeri BfV, Hans-Georg Maassen dalam sebuah program di televisi regional Jerman NDR Senin malam.
"Kami yakin aktivitas berjalan dari sana. Kami perkirakan peralatan antara lain untuk pengembangan program rudal dan program nuklir," demikian kata kepala dinas intelejen dalam negeri Jerman itu dalam wawancara dengan NDR.
Walaupun Maassen tidak menyebutkan dengan jelas teknologi dan peralatan apa yang diincar Korea Utara, tapi ia mengatakan itu semua bisa digunakan untuk kepentingan sipil maupun militer.
"Jika kami mendeteksi aktivitas seperti ini, kami akan mencegahnya," demikian tegasnya. "Tetapi kami tidak bisa memberikan jaminan bahwa dinas intelejen akan selalu bisa mendeteksi dan menggagalkannya", tambahnya.
Maassen juga menambahkan catatan, sebagian peralatan bagi program atom dan rudal yang dijalanan Pyongyang juga diperoleh dari pasar-pasar lain, atau perusahaan gelap membelinya dari Jerman.
Dinas intelejen BfV mendapat informasi tahun 2016 dan 2017 tentang adanya upaya pembelian peralatan untuk membuat senjata oleh Korea Utara, demikian hasil penyelidikan NDR. Menurut laporan, semua peralatan tersebut digunakan untuk program rudal negara itu.
Tahun 2014, seorang diplomat Korea Utara dilaporkan berusaha untuk mendapat "monitor multigas," yang digunakan untuk mengawasi emisi gas saat pengembangan senjata kimia.
Seberapa Besar Kemampuan Militer Korea Utara?
Korea Utara punya tentara dalam jumlah besar. Ditambah lagi, negara komunis itu terus menambah dan meningkatkan persenjataannya termasuk senjata nuklir.
Foto: Reuters/KCNA
Jumlah Tentara Sangat Besar
Dengan jumlah tentara reguler 700.000 orang, dan hampir 4,5 juta tentara cadangan, hampir seperlima rakyat Kore Utara berbakti dalam militer. Semua pria di negara komunis itu wajib mengikuti pendidikan militer dalam bentuk apapun. Dengan demikian, militer Korea Utara dari segi jumlah dua kali lebih besar daripada Korea Selatan.
Foto: Getty Images/AFP/E. Jones
Alutsista Banyak
Menurut Global Firepower Index 2017, Korea Utara punya banyak alat utama sistem pertahanan berupa 76 kapal selam, 5.025 panser, serta 458 jet tempur. Foto dari 2013 ini menunjukkan pemimpin Kim Jong Un di pusat komando militer. Dari tempat ini ia bisa memerintahkan persiapan peluncuran roket yang sebagian bisa dimuati hulu ledak nuklir, untuk menyerang AS dan Korea Selatan.
Foto: picture-alliance/dpa
Pamer Persenjataan
Tiap tahun, rezim Korea Utara mamamerkan kekuatan militernya lewat parade di ibukota Pyongyang. Jadwal penyelenggaraan pamer senjata seperti ini biasanya jatuh pada hari peringatan penting di negara komunis itu, atau bertepatan dengan perayaan penting di keluarga Kim.
Foto: picture-alliance/dpa/KCNA
Peluru Kendali Balistik Antar Benua
AS mengkonfirmasi uji coba peluru kendali balistik antar benua (ICBM) terbaru oleh Korea Utara sukses. Keberhasilan ini adalah "eskalasi dan ancaman baru bagi AS, sekutunya dan dunia," begitu dinyatakan Menlu AS Rex Tillerson. Roket tipe Hwasong-14 mampu "mencapai sasaran manapun di dunia". Demikian laporan kantor berita Korea Utara, KCNA.
Foto: Getty Images/AFP/KCNA
Uji Coba Nuklir Dilanjutkan
Walaupun dunia internasional menjatuhkan sanksi berat, Korea Utara melanjutkan program nuklirnya. Hingga sekarang sudah dilakukan lima kali uji coba nuklir. Tahun 2016 saja dialkukan dua kali. Menteri Pertahanan Korea Selatan Han Min Koo menilai kemungkinannya besar, Korea Utara dalam waktu dekat akan menguji senjata nuklir untuk ke enam kalinya.
Foto: picture-alliance/dpa/KCNA
Ancaman bagi Perdamaian Dunia
Hanya Cina dan Rusia yang bisa terhitung sekutu Korea Utara. Rezim itu melihat apa yang mereka sebut "kekuatan imperialis AS" sebagai musuh utama, disusul Jepang dan Korea Selatan. Korea Utara terutama memberi reaksi tajam terhadap latihan militer tahunan yang diadakan AS dan Korea Selatan.
Foto: Reuters/K. Hong-Ji
Akhir Kesabaran?
Setelah Korea Utara melakukan tes peluru kendali balistik antar benua, tampaknya AS sudah habis kesabaran. Presiden AS Donald Trump akan membicarakan solusi dengan sekutunya, sebagai pembicaraan sampingan dalam KTT G20 di Hamburg. Cina dan Rusia terutama berusaha mencegah AS melancarkan serangan pertama terhadap Korea Utara. Ed: H. Gui/A. Grunau (ml/as)
Foto: picture-alliance/Zumapress/M. Brown
7 foto1 | 7
Korea Utara berkelit dari sanksi
Tuduhan dinas intelejen Jerman BfV muncul, setelah adanya laporan PBB bahwa Korea Utara telah beberapa kali melanggar sanksi. Penyelidikan oleh PBB mengungkap bahwa Korea Utara terus mengekspor batu bara, bijih besi, baja dan komoditi lainnya yang dilarang lewat sanksi. Dari ekspor itu, Korea Utara meraup pendapatan sekitar 200 juta Dolar atau 2,7 Trilyun Rupiah pada tahun 2017.
PBB juga melaporkan bahwa Korea Utara menjual sistem rudal balistiknya ke Myanmar dan kemungkinan besar juga membantu Suriah dalam mengembangkan senjata kimia.
Dalam beberapa tahun terakhir, PBB beberapa kali meningkatkan sanksi terhadap Korea Utara sebagai reaksi terhadap kebijakan pemimpinnya, Kim Jong Un yang terus melancarkan uji coba nuklir dan rudal balistik antar benua.
ml/as (AP, AFP, dpa, Reuters)
Korea Utara: Pesta Di Atas Cemasnya Dunia
Ketika dunia kelimpungan menghadapi momok perang nuklir, Korea Utara malah berpesta pora merayakan keberhasilan ujicoba bom Hidrogen. Terutama para ilmuwan dirayakan bak pahlawan
Foto: Reuters/KCNA
Merayakan keberhasilan ilmuwan
Para ilmuwannya dianggap oleh pemerintah Korea Utara berhasil dalam uji coba peledakan bom nuklir. Setelah uji coba meledakkan sebuah bom hidrogen, terekam dalam foto, tampak masyarakat berpesta pora diwarnai dengan nyala kembang api dan pawai di Pyongyang.
Foto: Reuters/KCNA
Keramaian di pusat kota
Warga ibu kota Korea Utara tampak berbaris di jalan-jalan, lengkap dengan lambaian pom-pom. Mereka bersorak-sorai ke arah konvoi bis yang membawa para ilmuwannya ke dalam kota.
Foto: Reuters/KCNA
Menyambut ilmuwan
Bunga-bunga kertas dilemparkan ke arah ilmuwan yang menuju ke Lapangan Kim Il-Sung. Dari orang tua hingga anak kecil berderet di jalan-jalan di Pyongyang. Mereka juga membawa bunga dan balon berwarna merah jambu.
Foto: Reuters/KCNA
Mengakhiri imperialisme AS
Koordinator pawai massal dalam, perayaan keberhasilan peledakan bom menyatakan militer Korea Utara akan mengakhiri nasib imperialis Amerika Serikat melalui serangan pencegahan yang tidak kenal ampun dan paling dahsyat.
Foto: Reuters/KCNA
Sukarela atau dipaksa?
Para perempuan Korea Utara bahkan mengenakan pakaian tradisional khas Korea Utara, Apakah mereka turun ke jalan karena memang benar-benar ingin merayakan keberhasilan peledakan bom itu atau memang diwajibkan turun ke jalan.
Foto: Reuters/KCNA
Sanksi lebih keras
Ledakan bom pada awal September 2017 kembali memicu kecaman dunia. Negara-negara adi daya mendesak sanksi lebih keras lagi dari Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara. Kantor berita KCNA melukiskan ledakan nuklir itu sebagai uji coba Bom-H ICBM yang berhasil. Ed. ap/rzn/berbagai sumber)