1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korea Utara Undang Kembali Inspektur IAEA

20 Maret 2012

Korea Utara mengundang resmi inspektur IAEA masuk kembali ke negara komunis itu, tiga tahun setelah mengusir mereka. Tapi rencana Pyongyang untuk meluncurkan satelit ke ruang angkasa memicu iritasi.

Foto: REUTERS/KCNA

Badan energi atom internasional-IAEA menegaskan telah menerima undangan dari Pyongyang. Tapi terkait undangan itu, belum dibuat keputusan apapun. "Rancangan bagi kunjungan itu masih harus didiskusikan rinciannya dengan Korea Utara serta para pihak yang terlibat sengketa", tegas IAEA di Wina.

Jurubicara IAEA, Gill Tudor mengatakan, undangan dari Korea Utara diterima Jumat (16/3), bertepatan dengan pengumuman Pyongyang untuk melakukan ujicoba peluncuran roket pengangkut satelit ke ruang angkasa.

Langkah Korea Utara mengundang masuknya kembali inspektur atom internasional itu, diperkirakan sebagai demonstrasi untuk menunjukkan komitmen Pyongyang terkait moratorium atom dengan Amerika Serikat yang disepakati akhir Februari lalu. Berdasarkan kesepakatan itu, Washington menjanjikan bantuan pangan ke Pyongyang, sebagai imbalan bagi janji penghentian ujicoba nuklir, test peluru kendali serta aktivitas pengayaan Uranium. Pyongyang juga berjanji mengizinkan masuknya kembali para inspektur IAEA ke negara komunis itu.

Washington sambut hati-hati

Washington menanggapi undangan Korea Utara itu secara hati-hati. Jurubicara kementrian luar negeri, Victoria Nuland menilai undangan bagi IAEA untuk kembali ke Korea Utara sebagai positif. Tapi pengumuman Pyongyang untuk meluncurkan satelit pengamat bumi menggunakan roket pengangkut jarak jauh, membuat Washington juga bersikap menahan diri.

Jubir kementrian luar negeri AS, Victoria NulandFoto: AP

"Undangan itu tidak mengubah kenyataan, bahwa kami akan mempertimbangkan peluncuran satelit itu sebagai pelanggaran terhadap kewajiban Korea Utara kepada PBB, serta komitmen yang dibuat dengan kami", kata Nuland.

Peluncuran roket semacam itu, dipandang oleh Washington sebagai pelanggaran terhadap kesepakatan dengan PBB, mengenai pelarangan peluncuran rudal jarak jauh.

Kritik dari negara lawan dan mitra

Korea Selatan dan Jepang senada dengan Amerika Serikat, memandang rencana peluncuran satelit sebagai identik dengan ujicoba roket jarak jauh. Juga Cina yang merupakan mitra paling erat Korea Utara, mengritik rencana Pyongyang itu.

Ujicoba roket Korea Utara.Foto: KRT TV

Namun jururunding Korea Utara, Ri Yong Ho dalam kunjungan di Beijing Senin malam (19/3) tetap berpegang pada rencananya. Ri juga mengimbau agar IAEA segera mengirimkan para inspektur atom ke negaranya.

Seperti dilaporkan televisi Korea Selatan, KBS, Selasa (20/3) Ri Yong Ho menegaskan: "rencana peluncuran satelit adalah satu hal, yang tidak terkait dengan kesepakatan pemasokan bahan bantuan dengan Amerika Serikat".

Peluncuran roket pengangkut satelit itu, sesuai rencana, tetap akan dilaksanakan antara 12 hingga 16 April mendatang, bersamaan dengan peringatan 100 tahun pendiri negara, Kim Il Sung. Ri Yong Ho menegaskan, negaranya memiliki hak bagi program luar angkasa.

Agus Setiawan (dpa,ap,rtr,afp,dapd)

Editor :