Korea Selatan dan Amerika Serikat gelar latihan perang darat bersama yang libatkan 1300 serdadu marinir. Operasi militer ini merupakan demonstrasi kekuatan terhadap Korea Utara.
Iklan
Korsel dan AS Latihan Perang Darat Gertak Korut
00:47
Provokasi Korea Utara tanggal 22 Juni silam meluncurkan dua peluru kendali jarak menengah Musudan, dijawab langsung dengan gertakan militer oleh negara tetangganya.
Korea Selatan Rabu ini menggelar latihan perang bersama pasukan infanteri marinir Amerika Serikat di Pohang melibatkan puluhan tank, beberapa pesawat tempur serta 1300 serdadu dari kedua negara.
Rahasia Kekuatan Militer Korea Utara
Kendati banyak mengandalkan sistem alutsista buatan Uni Sovyet tahun 70an, militer Korea Utara bukan tanpa taring. Inilah delapan ancaman terbesar yang dimiliki Kim Jong Un.
Foto: picture-alliance/dpa
Lautan Serdadu
Adalah jumlah serdadu yang menjadikan militer Korea Utara sebagai salah satu yang paling disegani di Asia. Setiap saat Kim Jong Un bisa memerintahkan 1,2 juta pasukan infanteri, ditambah 7,7 juta prajurit cadangan, untuk menyerbu jirannya di Selatan. Namun begitu banyak pihak meyakini, serdadu Korut tidak mengenyam pendidikan militer yang mumpuni dan sering mengalami mal nutrisi.
Foto: picture-alliance/dpa/Kcna
Satuan Elit
Namun begitu tidak semua serdadu Korea Utara bisa dianggap enteng. Pasalnya saat ini negeri komunis itu tercatat memiliki jumlah pasukan elit terbesar di dunia, yakni sekitar 200.000 serdadu. Mereka yang mengenyam pelatihan khusus biasanya ditempatkan di satuan pengintaian tempur dan penembak jitu yang disebar di kawasan perbatasan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Wong Maye-E
Artileri Berat
Salah satu ancaman terbesar dari militer Korut adalah sistem persenjataan konvensional seperti artileri. Saat ini negeri komunis itu memiliki 21.000 senjata artileri berat jarak jauh yang sebagian besar berdaya jelajah tinggi dan mampu mencapai ibukota Korsel, Seoul.
Foto: picture-alliance/dpa/KCNA
Meriam Api
Sistem persenjataan artileri darat menjadi tulang punggung kemampuan tempur militer Korut. Pada dekade 1980an Pyongyang memproduksi ribuan artileri gerak cepat yang menyontek desain Uni Sovyet dan Cina. Salah satu hasil produksi Korut adalah meriam Koksan berdiameter 170mm yang kini mendominasi sistem persenjataan berat negeri Komunis itu.
Foto: imago/Xinhua
Rudal Nuklir
Terlepas dari jumlah serdadu dan artileri, ancaman terbesar yang dimiliki militer Korut adalah sistem peluru kendali berhulu ledak nuklir. Dikembangkan sejak dekade 1970an dengan mengandalkan desain rudal Scud, Korut kini memiliki tiga tipe peluru kendali yang salah satunya berdaya jelajah 8000 kilometer. Dengan Taepodong 2 Pyongyang bisa menghantam Kanada, Eropa dan Amerika Serikat.
Foto: PEDRO UGARTE/AFP/Getty Images
Petaka dari Langit
Hingga kini tidak ada yang tahu secara pasti tentang program nuklir Korea Utara. Sebagian mengatakan rejim Kim Jong Un cuma selangkah lagi menuju bom hidrogen, yang lain meragukan Korut akan mampu membangun cadangan uranium yang telah diperkaya untuk memproduksi senjata nuklir. Namun begitu, Korea Utara tidak diragukan lagi memiliki sistem rudal yang dikembangkan untuk mengangkut hulu ledak nuklir
Foto: Reuters/KCNA
Racun Radioaktif
Hal lain yang menakutkan dari Korut adalah kemampuan membangun bom kotor, yakni bahan peledak konvensional yang dilengkapi elemen radioaktif. Bisa dibuat tanpa teknologi nuklir yang mumpuni, bom kotor pada dasarnya dikembangkan untuk menyebarkan racun radioaktif dan menciptakan panik massal. Militer AS pernah susun skenario perang yang juga berisi serangan bom kotor di lima kota besar Korsel
Foto: REUTERS/KCNA
Gas Pembunuh Massal
Lembaga pemantau nuklir, Nuclear Threat Initiative, pernah merilis laporan yang menyebut Korea Utara sebagai negara dengan cadangan senjata kimia terbesar ketiga di dunia. NTI memperkirakan saat ini Pyongyang menyimpan hingga 5000 ton agen kimia. Jika terancam, Korut diyakini bisa memproduksi 12.000 unit senjata kimia, antara lain berupa gas syaraf dan senyawa beracun, Sarin.
Foto: picture-alliance/dpa
8 foto1 | 8
"Korea utara sebagai ujung tombak kekuatan pemukul aliansi dengan Amerika Serikat menyiapkan diri menghadapi ancaman militer dari musuk bersama", ujar Kim Hoi-Min, komandan pasukan reaksi cepat marinir Korea Selatan saat latihan perang di Pohang sejarak 360 km di selatan ibukota Seoul.
Kim menegaskan, militer Korsel siap menghukum musuh yang mengancam keamanan nasional negaranya.
Jawab provokasi Korut
Seluruhnya Amerika Serikat menempatkan 28.500 serdadunya di Korea Selatan sebagai tenaga bantuan. Sementara tuan rumah Korea Selatan memiliki sekitar 600.000 serdadu aktif.
Korea Utara Negara Penuh Teka Teki
Rezim di Pyongyang tetap sulit diraba kemauan dan arah politiknya. Ujicoba senjata atom yang dilakukan Korea Utara selalu memicu kritik sekaligus kecemasan masyakat internasional.
Foto: Getty Images
Negara Misterius
Korea Utara secara internasional terisolasi, industrinya bangkrut dan negaranya miskin. Di sisi lainnya, Korea Utara juga merupakan sebuah negara dengan persenjataan teknologi tinggi. Ujicoba senjata atomnya berulangkali mengejutkan dunia.
Foto: DW/Alexander Prokopenko
Bersenjata Lengkap
Korea Utara resmi menetapkan apa yang disebut Politik "Songun" yang artinya militer diutamakan. Kesiagaan pertahanan menjadi prioritas tertinggi. Karena itu Pyongyang menilai tinggi demonstrasi kekuatan militer. Angkatan darat Korea Utara yang populasinya 23 juta orang berkekuatan satu juta serdadu.
Foto: AP
Ancaman Senjata Atom
Masyarakat internasional sejak beberapa dekade terus berusaha menggerakkan Pyongnyang untuk menghentikan program atomnya. Perundingan enam negara melibatkan kedua Korea, Rusia, Cina, Jepang dan AS. Tapi Korea Utara menghentikan sepihak perundingan itu.
Foto: AP Graphics
Dinasti Kim
Dinasti Kim berkuasa di Korea Utara sejak lebih 70 tahun. Mendiang Kim Jong Il pada tahun 1994 mengambil alih kekuasaan dari ayahnya Kim Il Sung, yang meninggal dalam usia 82 tahun. Pendiri negara Korea Utara dan "pemimpin besar" itu diberi gelar presiden abadi, setelah ia meninggal.
Foto: Getty Images
Penguasa Baru
Kim Jong Un mengambil alih kekuasaan setelah Kim Jong Il meninggal bulan Desember 2011. Pemimpin baru ini mengendalikan partai komunis dan militer. Dalam program atom, ia juga penentu keputusan akhir.
Foto: Reuters/KCNA
Ekonomi Goyah
Salah urus ekonomi menghancurkan negara yang kaya sumber daya alam itu. Produk industri sejak 1990 merosot lebih dua pertiga. Cuaca buruk dan ekonomi terpimpin pada tahun 1997 memicu bencana kelaparan yang menyebabkan kematian massal sejuta warga.
Foto: AP
Kelaparan dan Situasi Darurat
PBB menaksir jutaan warga Korea Utara terutama anak-anak saat ini terancam kelaparan. Standar kehidupan di Korea Utara juga amat rendah. Bank of Korea melaporkan produk domestik brutto per kapita tahun 2011 rata-rata 2.250 US-Dollar. Tapi dipastikan angka riil PDB Korut jauh lebih rendah lagi.
Foto: picture-alliance / dpa
Sungai Pembatas
Sungai Yalu menjadi pembatas antara Korea Utara dengan Cina. Beijing sejak lama mendukung negara komunis tetangganya yang nyaris bangkrut itu. Kini hubungan bilateral kedua negara mendingin. Korea Utara berulangkali menguji kesabaran Cina. Ujicoba atom terbaru membuat Cina makin berang.
Foto: Getty Images
8 foto1 | 8
Negara komunis Korea Utara diketahui memiliki serdadu 1,2 juta orang atau dua kali lipat negara tetangganya di selatan.
Pemimpin baru Korea Utara, Kim Jong Un dalam beberapa bulan belakangan secara provokatif terus mendemonstrasikan kekuatan militer negaranya.
Ujicoba rudal Musudan yang diklaim sukses, memicu kecemasan terkait daya pukul senjata atom negara komunis itu. Roket berdaya jelajah hingga 1.500 km itu disebut-sebut bisa dimuati hulu ledak nuklir.
Hubungan kedua Korea kembali tegang, setelah bulan Januari lalu, Pyongyang lagi-lagi melakukan ujicoba senjata nuklirnya yang disebutkan setaran dengan kekuatan bom Hidrogen.
Korea Selatan dan Korea Utara setelah perang Korea 1953 tidak pernah menjalin perjanjian damai dan hanya meratifikasi kesepakatan gencatan senjata.
10 Negara Paling Berbahaya di Dunia
Tiap tahun Institut Ekonomi dan Perdamaian (IEP) publikasi Global Peace Index. Peringkat dibuat berdasarkan 22 indikator, antara lain konflik ekstern dan intern serta korban tewas. Semakin tinggi skor, semakin berbahaya.
Foto: Zac Baillie/AFP/Getty Images
10. Korea Utara (skor GPI: 2.977)
Setelah merdeka dari Jepang, Korea terbagi dua. Korea Utara dipimpin keluarga Kim. Merekalah pemimpin struktur pemerintahan. Militerisasi besar-besaran menjadikan ekonomi negara lemah. Warga tidak punya properti, sehingga menyulut korupsi. Warga tidak punya hak bicara. Pemerintah bisa tangkap dan tahan orang tanpa alasan. Eksekusi dan kelaparan jadi penyebab peringkat rendah negara dalam GPI.
Foto: picture-alliance/AP Photo/J. Chol Jin
9. Pakistan (skor GPI: 3.049)
Sejak kemerdekaan tahun 1947, Pakistan sudah berperang tiga kali dengan India. Ini melemahkan ekonominya. Situasi politik yang tidak stabil dan kekuasaan militer membuat situasi tambah buruk. Pakistan kerap digunakan teroris sebagai basis.
Foto: Reuters
8. Republik Demokrasi Kongo (skor GPI: 3.085)
Setelah digulingkannya rezim otoriter di negara itu, tepatnya sejak 1997 negara selalu dilanda perang saudara. Lebih dari 5,5 juta orang tewas akibat perang atau situasi yang diakibatkan perang. Pengungsian besar-besaran sebabkan penyebaran penyakit berbahaya seperti malaria. Di samping itu kurang gizi menyebar luas.
Foto: Reuters/N'Kengo
7. Sudan (skor GPI: 3.295)
Sudan terpuruk karena kekerasan antar etnis yang tak kunjung henti. Dua perang saudara dan konflik antar suku memecah-belah negara, yang akhirnya menyebabkan pemisahan diri bagian selatan Sudan menjadi negara Sudan Selatan. Tingginya kemiskinan dan praktek perbudakan memperburuk kondisi negara. Foto: serangan terhadap Kedutaan Besar Jerman di Khartum, 2012.
Foto: AFP/Getty Images
6. Somalia (skor GPI: 3.307)
Somalia tidak punya pemerintahan definitif, dan jadi tempat ideal bagi tumbuhnya kelompok radikal. Somalia dilanda perang saudara sejak 1991. Perang menyebabkan negara dilanda kemiskinan dan intervensi internasional memicu situasi tambah buruk. Foto: seorang tentara berpatroli di pantai Lido setelah serangan terhadap restoran Beach View Cafe, di Mogadishu, 22 Jan 2016.
Foto: Reuters/F. Omar
5. Republik Afrika Tengah (skor GPI: 3.332)
Negara ini merdeka dari Perancis 1960, setelahnya dikuasai rezim militer. Pemilu pertama diadakan 1993, tapi gagal menciptakan stabililitas. Pemerintah, kelompok Kristen dan Islam adu kuat memperebutkan kekuasaan. Foto: seorang tentara PBB berpatroli dekat mesjid Koudoukou di Bangui sebelum kedatangan Paus Fransiskus, 30 November 2015.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Medichini
4. Sudan Selatan (skor GPI. 3.383)
Negara terbentuk 2011 setelah memisahkan diri dari Sudan. Sejak itu negara baru ini terus dilanda perang saudara dan perang antar suku yang berebut kekuasaan. Konflik sebabkan tewasnya ratusan ribu orang, mungkin jutaan. Selain kekerasan etnis, kondisi kesehatan sangat buruk. Foto: seorang pengungsi Sudan Selatan membawa harta miliknya di Joda, setelah lari dari daerah perang Januaryi2014.
Foto: Reuters
3. Afghanistan (skor GPI: 3.427)
Negara ini selama beberapa dekade diduduki kekuatan asing . Setelah serangan teror 11 September di New York, AS menggulingkan kekuasaan Taliban di negara itu. Sejak 2001 tentara AS bercokol di negara itu. Akibat perang yang tak kunjung henti, infrastruktur negara rusak berat. Foto: polisi Afghanistan menjaga lokasi tempat terjadinya serangan bom di Kabul, 19 Mei 2015.
Foto: Reuters/M. Ismail
2. Irak (skor GPI: 3.444)
Setelah penggulingan Saddam Hussein 2003, Irak tidak pernah tenang. Sekarang Irak harus hadapi kelompok teroris ISIS (Islamic State) yang memperluas kekuasaan di wilayahnya dan di Suriah. ISIS sekarang berhasil bercokol di Mosul, Tikrit, Falluja dan menguasai sejumlah ladang minyak. Foto: aparat keamanan Irak memeriksa lokasi terjadinya ledakan bom mobil di New Baghdad 11 Januari 2016.
Foto: Reuters/Stringer
1. Suriah (skor GPI: 3.645)
Suriah jadi negara paling tidak aman sedunia. Perang saudara berkecamuk antara kelompok pemberontak lawan rezim Bashar al Assad. Untuk atasi konflik, pemerintah gunakan cara brutal dan senjata kimia. Situasi politik ini disalahgunakan, antara lain oleh ISIS. Ratusan ribu orang tewas sejauh ini. Foto: warga beri pertolongan setelah serangan bom oleh tentara pemerintah di Aleppo, 20 November 2015.