1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikKorea Selatan

Korsel: Kami Siap Memulai Kerja Sama Ekonomi dengan Korut

15 Agustus 2024

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menawarkan pembentukan kelompok kerja baru dengan Korea Utara guna meredakan ketegangan dan melanjutkan kerja sama ekonomi.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol
Presiden Korea Selatan Yoon Suk YeolFoto: Kim Min-Hee/AP Photo/picture alliance

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada hari Kamis (15/8) mengajak Korea Utara membentuk badan konsultasi kerja antar Korea untuk meredakan ketegangan antara kedua negara bertetangga, dan melanjutkan kembali kerja sama ekonomi yang pernah terjalin.

Kelompok kerja antar-Korea yang baru "dapat menangani masalah apa pun, mulai dari meredakan ketegangan hingga kerja sama ekonomi, pertukaran antar masyarakat dan budaya, serta respons terhadap bencana dan perubahan iklim,” kata Yoon Suk Yeol dalam pidatonya hari Kamis.

Pemimpin Korea Selatan itu mengatakan, dia siap untuk memulai kerja sama politik dan ekonomi, jika Pyongyang "mengambil satu langkah saja” menuju denuklirisasi.

"Dialog dan kerja sama dapat membawa kemajuan substantif dalam hubungan antar-Korea,” kata Yoon.

Why North Korea is more dangerous than ever

14:41

This browser does not support the video element.

Visi unifikasi

Yoon juga menguraikan "visi unifikasi" saat berpidato di sebuah acara untuk merayakan pembebasan Korea dari pemerintahan kolonial Jepang. Korea terpecah menjadi dua negara pada akhir Perang Dunia II.

"Selama perpecahan masih terjadi, pembebasan kita tidak akan lengkap,” kata Yoon Suk Yeol. "Kebebasan yang kita nikmati harus diperluas ke kerajaan Utara yang telah beku, di mana orang-orang dirampas kebebasannya dan menderita kemiskinan dan kelaparan.”

Upaya pendekatan baru ini dilakukan, setelah Seoul juga menawarkan untuk memberikan pasokan bantuan bagi wilayah Utara yang terisolasi yang hancur akibat banjir. Namun menurut Yoon Suk Yeol, tawaran itu ditolak.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

"Meskipun rezim Korea Utara sekali lagi menolak tawaran kami (untuk menyediakan pasokan bantuan banjir), kami tidak akan pernah berhenti menawarkan bantuan kemanusiaan,” kata Yoon.

Utara masih memandang Selatan sebagai musuh utama

Hubungan antara Seoul dan Pyongyang berada pada titik terendah dalam beberapa tahun terakhir. Awal tahun ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyebut Korea Selatan sebagai "musuh utama” dan mengatakan unifikasi tidak mungkin lagi dilakukan.

Korea Utara mengumumkan pengerahan 250 peluncur rudal balistik ke perbatasan selatannya pekan lalu. Korea Utara juga telah menerbangkan ribuan balon berisi sampah dan kotoran ke arah selatan sejak bulan Mei.

Sebagai tanggapan, Seoul melanjutkan siaran propagandanya di sepanjang perbatasan dan menghentikan perjanjian tahun 2018 yang bertujuan meredakan ketegangan antara militer kedua negara.

hp/as (afp, rtr)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait