1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korupsi di Portugal Sudah Mengakar

Jochen Faget10 Maret 2009

Menurut indeks korupsi Transparency International 2008, Portugal berada di urutan 32. Korupsi di Portugal tidak hanya meluas di jajaran tinggi politik dan ekonomi namun menjadi bagian kehidupan sehari-hari di Portugal.

Foto: picture-alliance/dpa

Seorang Jaksa penuntut umum Maria Jose Morgado sejak bertahun-tahun berjuang melawan korupsi di Portugal dan saat ini ia memimpin bagian anti korupsi mengatakan: "Saya akan gembira bila ada sedikit perubahan. Tapi saya ragu, saya sama sekali tidak melihat apa yang akan berubah dalam hal korupsi. Daging itu memang lemah, manusia bukan orang suci. Terutama tidak ada seorang pun yang harus takut dihukum! Siapa yang sampai sekarang masuk penjara karena korupsi?"

Padahal jumlah dugaan kasus dan dakwaan tidak kurang. Maria Jose Morgado menyebut walikota yang memiliki kas hitam atau turut mengeruk keuntungan dari bisnis ilegal properti. Atau juga pimpinan pengurus perhimpunan sepakbola yang tidak segan-segan menyuap hakim garis. Semua itu kasus yang diselidiki atau ditangani sejak bertahun-tahun, tapi sampai sekarang tanpa hasil. Demikian dikeluhkan sang jaksa penuntut umum Morgado.

Korupsi menjadi bagian hidup sehari-hari di Portugal, juga dibenarkan Pedro Bacelar Vasconcelos, Profesor pakar hukum undang-undang di Braga, sebuah kota di utara Portugal. "Korupsi di Portugal sudah mengakar, bila dikatakan secara kasar. Bahkan pada kami konsep korupsi pun sesuatu yang asing. Karena kami menghakimi apa yang sudah menjadi kebiasaan secara umum yang disebut korupsi, sesuai praktek turun temurun yang tidak lagi sesuai dengan negara modern."

Jika dulu sesuatu yang baik bila seorang teman menolong saya, sekarang tentunya hal itu tidak salah. Juga meskipun teman ini bekerja sebagai polisi dan membuang secarik kertas hukuman. Atau seorang kontraktor besar yang setelah memenangkan tender proyek menghadiahi anak walikota sebuah apartemen. Banyak terdapat tindakan tidak sadar hukum. Demikian dikeluhkan Maria Jose Morgado dan menceritakan tentang kasus seorang mantan pimpinan perhimpunan sepakbola. Mereka melakukan pemeriksaan terhadapnya, karena ia memiliki mobil balap yang mahal, hidup secara mewah dan secara terbuka mengatakan tidak membayar pajak. Penyidikan kasus itu tentu saja gagal, karena jawatan pajak menolak menyodorkan data pimpinan perhimpunan sepak bola tersebut.

Sementara contoh korupsi kecil yang terjadi sehari-hari, karena waktu tunggu untuk jadwal pelaksanaan operasi di Portugal bisa sampai beberapa bulan, para dokter selalu menganjurkan kepada pasien untuk membayar dengan uang tunai, agar dapat dioperasi secara pribadi. Itu tentu saja dilakukan diam-diam dan pada rumah sakit pemerintah yang sama. Ahli pertukangan yang biasanya berminggu-minggu baru datang bila dipanggil, akan langsung datang bila uang untuk biaya reparasi masuk secara ilegal ke kantongnya. Pengalaman seperti ini juga selalu dialami Stefan Stieb. Penasihat investasi asal Jerman yang sudah hidup 20 tahun di Portugal. „Tapi masalah besarnya, saya lihat pada ribuan ahli pertukangan dan perusahaan kecil di bidang jasa konsumen, yang dapat dibilang hanya akan datang jika sejak awal kepada mereka dikatakan, mereka tidak perlu kwitansi. Melawan mentalitas seperti ini tentu saja berat."

„Itu pekerjaan yang berat dengan masalah di segala tingkatan. Kami mendapat kesulitan mengumpulkan bukti-bukti, kesulitan diakuinya bukti tersebut oleh pengadilan, kesulitan dalam bekerjasama dengan masyarakat sipil." Maria Jose Morgado mengomentari tugasnya untuk memerangi korupsi.

Meskipun demikian Maria Jose Morgado tetap akan memerangi korupsi di negaranya. Sebuah batu yang keras bisa berlubang oleh tetesan air yang jatuh di atasnya. Demikian ujar jaksa yang tidak kenal lelah ini. (dk)