Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un menyerukan perbaikan hubungan dengan Korea Selatan. Inilah sinyal dialog pertama dari Korut sejak meruncingnya sengketa nuklir.
Iklan
Dalam pidato tahun baru yang disampaikan hari Senin (1/1/18), Kim Jong Un memberi sinyal dialog ke arah Korea Selatan. Pimpinan Korea Utara itu mengusulkan agar negaranya dilibatkan dalam Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korea Selatan.
"Partisipasi Korea Utara di Olimpiade Musim Dingin akan jadi kesempatan baik untuk menunjukkan kebanggaan nasional. Kami berharap Olimpiade Musim Dingin ini berjalan sukses. Pejabat dari kedua negara akan segera bertemu untuk membahas kemungkinan tersebut," kata Kim Jong Un.
Menteri Unifikasi Korea Selatan Cho Myoung-Gyon mengatakan; "Seoul sudah berulangkali menegaskan kesediaan untuk mengadakan pembicaraan dengan Korea Utara kapan saja dan di manapun tempatnya".
"Kami berharap Korea Utara dan Selatan bisa saling bertatap muka dan mendiskusikan partisipasi delegasi Korea Utara di Olimpiade Pyeongchang, serta isu-isu lain yang menjadi kepentingan bersama untuk memperbaiki hubungan antar-Korea," katanya pada sebuah konferensi pers.
Korea Utara: Pesta Di Atas Cemasnya Dunia
Ketika dunia kelimpungan menghadapi momok perang nuklir, Korea Utara malah berpesta pora merayakan keberhasilan ujicoba bom Hidrogen. Terutama para ilmuwan dirayakan bak pahlawan
Foto: Reuters/KCNA
Merayakan keberhasilan ilmuwan
Para ilmuwannya dianggap oleh pemerintah Korea Utara berhasil dalam uji coba peledakan bom nuklir. Setelah uji coba meledakkan sebuah bom hidrogen, terekam dalam foto, tampak masyarakat berpesta pora diwarnai dengan nyala kembang api dan pawai di Pyongyang.
Foto: Reuters/KCNA
Keramaian di pusat kota
Warga ibu kota Korea Utara tampak berbaris di jalan-jalan, lengkap dengan lambaian pom-pom. Mereka bersorak-sorai ke arah konvoi bis yang membawa para ilmuwannya ke dalam kota.
Foto: Reuters/KCNA
Menyambut ilmuwan
Bunga-bunga kertas dilemparkan ke arah ilmuwan yang menuju ke Lapangan Kim Il-Sung. Dari orang tua hingga anak kecil berderet di jalan-jalan di Pyongyang. Mereka juga membawa bunga dan balon berwarna merah jambu.
Foto: Reuters/KCNA
Mengakhiri imperialisme AS
Koordinator pawai massal dalam, perayaan keberhasilan peledakan bom menyatakan militer Korea Utara akan mengakhiri nasib imperialis Amerika Serikat melalui serangan pencegahan yang tidak kenal ampun dan paling dahsyat.
Foto: Reuters/KCNA
Sukarela atau dipaksa?
Para perempuan Korea Utara bahkan mengenakan pakaian tradisional khas Korea Utara, Apakah mereka turun ke jalan karena memang benar-benar ingin merayakan keberhasilan peledakan bom itu atau memang diwajibkan turun ke jalan.
Foto: Reuters/KCNA
Sanksi lebih keras
Ledakan bom pada awal September 2017 kembali memicu kecaman dunia. Negara-negara adi daya mendesak sanksi lebih keras lagi dari Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara. Kantor berita KCNA melukiskan ledakan nuklir itu sebagai uji coba Bom-H ICBM yang berhasil. Ed. ap/rzn/berbagai sumber)
Presiden Korea Selatan Moon Jae In hari Selasa (2/1) mengusulkan agar kedua negara mengadakan perundingan tingkat tinggi pada 9 Januari. Namun dia menegaskan, perbaikan hubungan antara kedua negara Korea itu harus berjalan seiring dengan langkah-langkah menuju denuklirisasi.
Yang Unik dan Menarik Tentang Kim Jong Un
Walaupun sering menggunakan retorika anti Barat, pimpinan Korut Kim Jong Un adalah penggemar pizza, hamburger dan olahraga bola basket.
Foto: Reuters/KCNA
Pemimpin Termuda Dunia
Kim Jong Un menjadi pimpinan Korea Utara pada usia 28 tahun, setelah ayahnya meninggal. Dia menjadi kepala pemerintahan termuda di dunia saat ini. Di tempat kedua sebagai pemimpin termuda adalah Syeikh Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, yang saat ini berusia 36 tahun. Posisi kedua ini sebenarnya diisi oleh PM Georgia, Irakli Garibashvili, yang berusia 33 tahun ketika ia meletakkan jabatan tahun 2015.
Foto: Reuters/KCNA
Jendral Termuda
Jabatan militer Kim Jong Un adalah "daejang", jabatan senior pada militer yang digunakan di Korea Utara dan Selatan. Pangkat militer itu setara dengan pangkat jenderal atau admiral di negara lain. Sekalipun memiliki pangkat setingkat Jenderal, Jong Un tidak punya pengalaman militer.
Foto: Reuters/KCNA
Senang fast food dari barat
Sekalipun retorika Kim Jong Un hampir selalu anti Barat, dia adalah penggemar makanan cepat saji yang berasal dari Barat. Pada masa-masa awal pemerintahannya, dia berusaha mengembangkan restoran pizza, french fries dan hamburger. Restoran pizza yang pertama dibuka di Korea Utara tahun 2009 selama pemerintahan ayahnya.
Foto: Imago/Xinhua/KCNA
Senang bintang bola basket Amerika
Kim Jong Un adalah penggemar berat olahraga bola basket. Dia khusus mengundang bintang bola basket Amerika Serikat Dennis Rodman dari klub Chicago Bulls datang beberapa kali ke Pyongyang. Kedatangan Rodman ke Korea Utara mengundang kecaman luas dari publik dan sesama atlit. Kunjungan itu bahkan didokumentasikan dalam film "Rodman's Big Bang in Pyongyang".
Foto: picture-alliance/AP Photo/KCNA
Diam-diam dikirim sekolah ke Swiss
Beberapa pengamat mengatakan, Jong Un sempat sekolah di Swiss saat masih anak-anak. Namun tidak ada konfirmasi mengenai hal ini. Ada juga yang mengatakan, yang sekolah di Swiss adalah kakaknya, Kim Jong Chul. Beberapa sumber lain menyatakan, Jong Un memang bersekolah di Bern dengan nama "Pak Un". Yang jelas, Kim Jong Un gemar main ski dan memerintahkan pembangunan tempat-tempat pelatihan ski.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Sinmun
5 foto1 | 5
Korea Utara dalam beberapa bulan terakhir telah melakukan serangkaian tes peluncuran rudal dan uji coba nuklir keenam dan paling kuat - yang konon merupakan bom hidrogen.
Pernyataan Kim Jong Un itu merupakan indikasi pertama kesediaan Korea Utara untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin, yang akan berlangsung dari 9 hingga 25 Februari mendatang.
Presiden Korea Selatan Moon Jae In menyebut hal itu sebagai "tanggapan positif". Dia mengatakan, keterlibatan Korea Utara di Olimpiade Pyeongchang akan menjadi "kesempatan terobosan untuk perdamaian". Lokasi Olimpiade Musim Dingin tahun ini hanya berjarak 80 kilometer dari perbatasan antar Korea.
Kedua negara Korea saat ini dipisahkan oleh zona demiliterisasi yang ditetapkan sejak akhir perang Korea 1950-53. Konsultasi tingkat tinggi antara kedua negara Korea yang terakhir dilaksanakan pada tahun 2015.
Dunia Politik Asia 2017
Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un terus melakukan provokasi dengan ujicoba rudal. Ratusan ribu warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh. Berikut beberapa peristiwa politik penting di Asia tahun 2017.
Trump bawa AS keluar dari TPP
Tiga hari setelah menjabat, Presiden AS Donald Trump membuat keputusan untuk keluar dari Pakta Perdagangan Trans-Pasifik TPP. Pakta ini disepakati 12 negara di kawasan pada tahun 2016. Presiden AS sebelumnya, Barack Obama, adalah salah satu perancang TPP. Tujuannya: memperkuat hubungan ekonomi antara AS dan kawasan Asia Pasifik.
Foto: picture alliance/Newscom/R. Sachs
Si "Tua Pikun" melawan si "Manusia Roket"
Donald Trump segera terlibat retorika tajam dengan pimpinan Korea Utara, Kim Jong Nam. Bulan Februari, Korea Utara melakukan ujicoba rudal. Sepanjang tahun 2017, negara itu melakukan hampir 20 ujicoba rudal. Korea Utara mengancam akan melakukan invasi ke Pulau Guam, pangkalan militer AS terbesar di Pasifik. Trump menjawab dia akan membalas dengan "api dan kemarahan" dan "penghancuran total".
Foto: picture-alliance/AP Photo/Ahn Young-joon
Pembunuhan misterius di bandara internasional Malaysia
Kim Jong Nam, kakak tiri pemimpin Korut Kim Jong Un, dibunuh di bandara Sepang, Kualalumpur. Pelakunya dua perempuan asala Vietnam dan indonesia, yang mencegat dan mengoleskan gas saraf VX ke wajahnya. Pelakunya kini diadili di Malaysia yang bisa mendapat sanksi terberat hukuman mati. Kedua pelaku mengaku jadi korban penipuan. Polisi Malaysia mencurigai agen-agen Korut di belakang pembunuhan itu.
Foto: picture-alliance/AP Photo/S. Kambayashi
Jatuh karena korupsi
Presiden Korea Selatan Park geun Hye yang punya karir cemerlang akhirnya masuk penjara karena kasus korupsi. Dia ditangkap polisi akhir Februari. Park Geun Hye juga dituduh bersalah atas penyalahgunaan jabatan dan pembocoran rahasia negara. Dia menuduh proses pengadilannya adalah proses politik yang digalang lawan-lawan politiknya.
Foto: Getty Images/J. Heon-Kyun
Awal baru di Korea Selatan
Presiden terpilih baru di Korea Selatan adalah Moon Jae In. Pada pemilu presiden bulan Mei, dia menang jauh melawan kandidat kubu konservatif. Moon Jae In adalah pengacara hak asasi manusia yang cukup populer di negaranya. Dia mengutamakan dialog untuk penyelesaian konflik di Semenanjung Korea. Tapi dia juga mendukung sanksi PBB terhadap Korea Utara.
Foto: Reuters/Kim Hong-Ji
Dari kasta rendah menggapai kursi presiden
Bulan Juli, pengacara Ram Nath Kovind (71 tahun) dipilih menjadi Presiden India. Sebenarnya jabatan presiden di negara ini hanya jabatan seremonial. Namun pemilihan Kovind cukup sensasional, karena ia berasal dari kasta terendah India, kaum Dalit. Selama ratusan tahun, kaum Dalit mengalami diskriminasi dan dipandang rendah.
Foto: Reuters/C. McNaughton
Meninggalnya musuh negara nomor 1 di Cina
13 Juli, pejuang hak asasi dan penerima hadiah Nobel Perdamaian dari Cina, Liu Xiaobo, meninggal pada usia 61 Jahren karena menderita kanker. Beberapa minggu sebelumnya, dalam keadaan sakit parah, Liu Xiaobo dipindahkan dari penjara ke rumah sakit atas alasan kesehatan. Sekalipun banyak tawaran dari luar negeri, antara lain Jerman, dia dilarang ke luar negeri untuk perawatan.
Foto: picture-alliance/AP
Eksodus kaum Rohingya
Akhir Agustus, sekelompok milutan Rohingya menyerang pos tentara di Myanmar. Militer Myanmar melakukan aksi balasan dengan brutal dan membumihanguskan desa-desa. Aksi kekerasan itu mengakibatkan pengungsian besar-besaran ke negara-negara tetangga. Lebih 600.000 etnis Rohingya mengungsi ke Banglasesh pada bulan-bulan berikutnya.
Foto: Reuters/Z. Bensemra
Penguasa Cina
Bulan Oktober, Presiden Cina Xi Jinping dikukuhkan sebagai presiden untuk masa jabatan kedua lima tahun berikutnya dalam Kongres Nasional Partai Komunis Cina (PKC). Selain itu, pemikiran-pemikiran Xi Jinping ditetapkan sebagai acuan resmi dalam Anggaran Dasar PKC.
Foto: Getty Images/W.Zhao
Peperangan melawan ISIS di Marawi
Selama lima bulan, militer Filipina terlibat pertempuran sengit dengan milisi ISIS yang menguasai kota Marawi di bagian selatan. Akhir Oktiober, militer Filipina akhirnya mendeklarasikan kemenangan. Lebih 1000 orang tewas dalam perang itu. Sekitar 500 ribu penduduk harus mengungsi. Di pihak militan juga bertempur simpatisan ISIS asal Indonesia dan Malaysia. (Teks: Esther Felden/hp/ap)