Kuba kabarnya dicibir sebagai "bangsa pengkhianat" oleh Korea Utara, setelah diumumkan bersepakat dengan Korea Selatan untuk menjalin hubungan diplomatik. Perkembangan itu membebani relasi antara kedua negeri Komunis.
Iklan
Belum lama ini, Korea Selatan membukukan kemenangan diplomatik terhadap Pyongyang dengan menjalin relasi formal dengan Kuba, salah satu sekutu terbesar Korea Utara.
Persekutuan itu diumumkan pemerintah di Seoul pada pertengahan Februari lalu, dengan rencana akan membuka misi diplomatik di Havana, ibu kota Kuba. Dengan adanya perwakilan resmi, perusahaan-perusahaan Korea Selatan diharapkan akan bisa lebih mudah berpijak di kawasan Karibik
Korsel tidak mengomentari bagaimana pembukaan hubungan diplomatik akan berdampak terhadap kedekatan antara Kuba dan Korea Utara. Namun, para analis sepakat bahwa Seoul bertindak karena ingin melemahkan jaringan sekutu Pyongyang. Dan taktik semacam itu pernah pula digunakan Korea Utara di masa lalu.
Tidak ada kabar dari Pyongyang
Sejauh ini, belum ada komentar resmi dari pemerintah Korea Utara. Namun, seorang sumber di Korut yang dikutip situs berita AS, NK News, mengatakan betapa Kuba digambarkan oleh Pyongyang sebagai "bangsa pengkhianat."
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Isyarat kegusaran Pyongyang juga terlihat dari surutnya pemberitaan media pemerintah tentang Kuba. Padahal, negeri kepulauan tersebut selama ini mnjadi negara ketiga yang paling banyak dikabarkan oleh media Korut setelah Cina dan Rusia.
Menariknya, nama duta besar Kuba untuk Korut juga tidak ikut disebut dalam laporan mengenai perayaan ulang tahun Kim Jong Un pada akhir Februari lalu.
Selamat tinggal Kuba sekutu lama?
Pyongyang senang, misalnya, ketika Havana membatalkan keikutsertaan dalam Olimpiade Musim Panas Seoul 1988 sebagai solidaritas terhadap Korea Utara, ketika negara sekutu lain memilih ikut berpartisipasi.
"Tentunya hal ini akan mengejutkan Korut. Hal yang juga mengejutkan adalah bagaimana mereka bisa merahasiakannya dari Pyongyang," kata Rah Jong-yil, bekas diplomat Korsel. "Kuba selama ini selalu menjadi sekutu yang loyal, tapi situasinya sudah berubah," imbuhnya.
Fakta Unik tentang Korea Utara
Korea Utara adalah negara miskin yang secara internasional terisolasi. Saking tertutupnya, tidak banyak yang diketahui tentang negara ini. Berikut beberapa fakta unik tentang Korea Utara:
Foto: picture-alliance/AP Images/P. Semansky
Ideologi Negara
Secara resmi Korea Utara bukan lagi negara komunis. Sejak tahun 2009, negara ini menganut ideologi baru yang disebut “Juche”. Ideologi yang pertama kali dicetuskan oleh Kim Il-sung pada tahun 1955 ini mengandung prinsip: "manusia menguasai segala sesuatu dan memutuskan segala sesuatu".
Foto: AP
Penanggalan
Sebenarnya menurut penanggalan kalender tradisional Korea, Dangun, yang mulai dipakai sejak 2333 SM, Korea Utara saat ini berada di tahun 4349. Namun, negara ini memilki satu cara penanggalan lain yang unik, yaitu berdasarkan tahun kelahiran pemimpin besar Kim Il-sung tahun 1912. Jadinya di Korea Utara sekarang baru tahun 105.
Foto: Colourbox/PetraD
Surga di Korea Utara
Korea Utara terkenal sebagai negara konservatif, rakyatnya hidup dalam kemiskinan dan tertekan di bawah kepemimpinan seorang diktator. Namun begitu, ada juga yang menganggap negara ini sebagai surga, setidaknya bagi pemakai marijuana. Daun memabukan ini dilegalkan di Korea Utara, bahkan tidak dikategorikan sebagai narkoba.
Foto: picture alliance/Photopqr/l'Alsace
Stadion Terbesar di Dunia
Satu bangunan yang menjadi kebanggaan Korea Utara: Stadion Hari Buruh Rungrado, yang diselesaikan pada 1 Mei 1989, mampu menampung 150.000 penonton. Stadion tempat menggelar event olahraga, seperti sepak bola dan atletik atau juga Arirang, festival senam masal dan artistik ini kapasitasnya jauh lebih besar dibanding peringkat 2, Stadion Michigan (107.601) di AS.
Foto: picture-alliance/dpa
Potongan Rambut
Sekitar setahun setelah berkuasa, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengeluarkan satu peraturan baru mengenai potongan rambut. Pria hanya diperbolehkan memilih 10 potongan rambut. Tapi model rambut yang dimiliki Kim Jong-un bukanlah salah satu yang diperbolehkan. Sementara, pilihan bagi perempuan lebih banyak: 18 model.
Foto: picture alliance/AP Images
Tanggal Ulang Tahun yang Sepi
Tidak ada seorangpun di Korea Utara yang lahir pada tanggal 8 Juli atau 17 Desember berani merayakan hari ulangtahun mereka. Alasannya, kedua tanggal ini merupakan hari kematian Kim Il-sung dan Kim Jong-il. Gantinya, sekitar 100.000 warga Korea Utara, yang lahir pada tanggal tersebut, merayakan hari ulang tahun pada 9 Juli atau 18 Desember.
Foto: Fotolia/Jenny Sturm
Busana yang Diharamkan
Korea Utara menganggap Amerika Serikat sebagai musuh utamanya. Saking besar rasa permusuhan yang dimiliki, pemerintah Korea Utara melarang warganya untuk mengenakan busana jeans. Jenis pakaian ini dianggap simbol Amerika Serikat.
Foto: picture-alliance/chromorange
7 foto1 | 7
"Sejak beberapa tahun terakhir, Korsel meningkatkan kerja sama pariwisata dan komersil dengan Kuba, dan sudah ada lebih banyak kanal komunikasi antara kedua pemerintah. Jadi, pembukaan hubungan diplomatik merupakan perkembangan yang alami bagi kedua negara."
Iklan
Korut pulangkan diplomat
Mencairnya hubungan diplomatik antara Havana dan Seoul terjadi ketika Korea Utara terpaksa menutup sejumlah kedutaan besarnya di seluruh dunia, yakni di Spanyol, Hong Kong, Angola dan Uganda.
Sejumlah analis meyakini, Pyongyang ingin menghemat anggaran korps diplomatik. Tapi yang lain berpendapat bahwa Korut inginmengurangi risiko para diplomatnya membelot saat berada di luar negeri.
Pada saat yang sama, Polandia, Swedia dan beberapa negara Eropa lainnya dilaporkan mulai memeriksa fasilitas diplomatik mereka di Pyongyang, yang telah ditutup sejak tahap awal pandemi virus corona.
K-Pop Kini Merambah Kuba Mendesak Salsa
Di Kuba, kaum muda sedang dilanda fenomena sensasi musik K-Pop. Negara komunis yang punya musik khas Salsa yang beken sedunia ini, kini ternyata gandrung tren musik dari Asia.
Foto: Yamil Lage/AFP
Berdansa dengan koreografi K-Pop
"Dengan K-Pop, saya menjadi diri saya sendiri. Saya bisa membebaskan diri," kata Mikel Caballero, 17 tahun, yang seperti kebanyakan temannya menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyempurnakan gerakan koreografi K-Pop, meniru gerakan dansa grup tenar Korea Selatan BTS atau Blackpink.
Foto: Yamil Lage/AFP
Pengaruh besar media sosial
Sejak masyarakat Kuba mendapat akses ke internet seluler lima tahun lalu, banyak hal telah berubah di negara itu. Ada aplikasi untuk berbagi apartemen atau tempat tinggal, untuk pesan-antar makanan, dan akses ke situs hiburan seperti YouTube. Bahkan Halloween sekarang dirayakan di jalanan Kuba.
Foto: Yamil Lage/AFP
Bintang Korea jadi idola
Samyla Trujillo telah menjadi penggemar K-Pop sejak awal. Di rumah yang ia tinggali bersama neneknya di ibu kota Havana, Trujillo rutin mengubah ruang tamu menjadi lantai dansa. “Saat pertama kali melihat BTS, saya langsung berkata pada diri sendiri, Saya ingin menari seperti mereka,'” kata Trujillo, yang mengecat rambutnya menjadi merah cerah mengikuti gaya idolanya.
Foto: Yamil Lage/AFP
Ingin menjadi bintang K-Pop pertama di Kuba
Samyla Trujillo punya poster-poster dan kaos bergambar wajah artis K-Pop terkenal yang tersebar di seluruh kamarnya. Dia sejak kecil bergabung dalam kelompok tari tradisional, tapi sekarang dia berharap bisa menjadi bintang K-Pop pertama di Kuba.
Foto: Yamil Lage/AFP
Pusat Kebudayaan dan Bahasa Korea Selatan di Havana
Bagi banyak anak muda Kuba, K-pop adalah pengalaman baru yang menawarkan perubahan dari ritme musik yang sudah mereka kenal sejak kecil seperti Salsa dan Reggae, yang sejatinya juga beken di seluruh dunia. Pusat Kebudayaan dan Bahasa Korea Selatan di Havana menjadi tempat pertemuan yang ramai.
Foto: Yamil Lage/AFP
K-Pop: Lebih dari sekedar musik
Hohyun Joung mengajar bahasa Korea di Pusat Kebudayaan dan Bahasa Korea Selatan di Havana. “Banyak lagu Korea yang mengekspresikan emosi anak muda, apa yang mereka pikirkan, kekhawatiran mereka tentang masa depan,” kata penyanyi Korea Selatan itu kepada kantor berita AFP.
Foto: Yamil Lage/AFP
Minat besar untuk belajar bahasa Korea
Joung mengajar bahasa Korea bersama empat warga Kuba. Mereka punya 150 siswa yang berdesakkan di Pusat Kebudayaan Korea Selatan, Havana. Para siswa telah belajar bahasa Korea selama beberapa bulan, dan merasa senang setiap kali mereka bisa mengenali sebuah kata dari lagu K-pop favorit mereka.
Foto: Yamil Lage/AFP
Kompetisi K-Pop di Havana
Antusiasme terhadap budaya pop Korea Selatan begitu besar, sehingga belakangan ini makin sering diadakan kompetisi penari K-Pop. Pada tahun 2019, salah satu dari mereka bahkan dapat mewujudkan impian pribadinya dan tampil di Seoul, setelah memenangkan kompetisi K-pop bersama grupnya di Havana. (hp/as)
Rah juga melihat perubahan tersebut sebagai kemunduran diplomatik bagi Korea Utara. Namun, dia berpendapat bahwa cepat atau lambat Kuba akan berusaha menjalin hubungan dengan Seoul, mengingat perbedaan kekayaan dan level pembangunan di kedua negara Semenanjung Korea.
"Korea Utara telah kalah bersaing dengan Korea Selatan selama beberapa dekade terakhir. Jadi, sulit untuk mengatakan bahwa ada ‘persaingan' diplomatik di antara kedua pihak,” kata Rah. "Ini seperti petinju kelas berat yang menghadapi petinju kelas ringan, dan hasilnya jelas."