1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korut Pojokkan AS

9 Juni 2009

Korea Utara membuat AS sakit kepala dan memaksa Washington bertindak. Juru bicara kepresidenan mengatakan, Obama sangat kuatir mendengar vonis yang dijatuhkan terhadap dua jurnalis AS.

Bill Richardson, juru runding AS untuk membebaskan dua wartawan yang ditahan KorutFoto: AP

Sejumlah pengamat di Washington berharap, Gubernur negara bagian New Mexiko, Bill Richardson, sebagai juru runding pemerintah Amerika akan berhasil mengupayakan pembebasan warga Amerika Serikat dari penjara Korea Utara. Richardson sukses melakukan hal yang sama tahun 90-an.

Dalam siaran televisi Amerika ia mengatakan, ""Saya pikir, pada akhirnya mereka akan dibebaskan. Saya optimis. Tapi Korea Utara tidak bisa diduga. Mereka main poker dengan taruhan tinggi. Mereka sadar sedang diperhatikan dunia internasional dan memang menginginkan perhatian. Tapi cara pikir mereka tidak selalu sama dengani kita. Kita memikirkan diplomasi tradisional, dengan berbagai usulan. Mereka punya rencana sendiri. Tapi, penting untuk tetap memisahkan masalah. Saya cukup yakin kita bisa mengupayakan pembebasan keduanya.“

Pemisahan antara masalah kemanusiaan dan politik, antara penahanan kedua jurnalis dan ancaman nuklir Korea Utara. Tapi justru pemisahan ini bisa menyebabkan kesulitan. Korea Utara akhirnya mempertegas dilema politik luar negeri AS. Bahkan sebelum lawatannya yang pertama ke Asia, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton menjanjikan pada Korea Utara perjanjian damai jika negara itu mengakhiri program nuklirnya.

Jawabannya lebih dari tegas. Korea Utara menyulut bom nuklir bawah tanah serta menembakkan rudal jarak jauh dan dekat. Tindakan yang disambut protes dunia internasional dan kecaman Dewan Kemanan Perserikatan Bangsa Bangsa.

Kini AS ingin memasukkan lagi Korea Utara ke dalam daftar negara teror, yang melarang perusahaan Amerika menjalin hubungan dagang dengan negara itu dan mendorong sanksi PBB. Menlu Hillary Clinton mengatakan, "Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk menghalangi dan mencegah arus masuk uang bagi Korea Utara. Jika kami tidak mengambil tindakan yang signifikan dan efektif terhadap Korea Utara sekarang, maka kami mendukung perlombaan senjata nuklir di Asia Utara. Saya pikir tak ada seorangpun yang menginginkannya.“

Sanksi ekonomi terhadap Korea Utara tidak disetujui sekurangnya oleh Cina dan Rusia. Bahkan kontrol terhadap kapal kargo di lepas pantai Korea Utara pun tak akan mereka dukung. Situasi sulit bagi Presiden Obama yang dalam lawatannya ke Paris mengatakan, "Saya pikir tak seharusnya ada asumsi bahwa kami akan membiarkan Korea Utara terus mendestabilisasi kawasan."

Secara umum banyak yang menyetujui sikap Obama. Tapi, jika sudah menyangkut tindakan kongkrit, maka lingkaran hanya terbatas pada sekutu lama Amerika di Asia Tenggara. Sementara ini solusi militer tak masuk dalam opsi. Maka, sasaran berikutnya adalah pembebasan kedua jurnalis Amerika. Harga apa yang harus dibayarkan, itu pertanyaan terbuka yang membuyarkan mimpi bahwa masalah kemanusiaan dan politik bisa dipisahkan.

Rüdiger Paulert/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid