Turis Arab yang Senang Belanja Dinanti-nanti di Jerman
Felix Schlagwein
18 Agustus 2020
Selama bertahun-tahun, turis Arab menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di banyak kota di Jerman, terutama München. Di masa pandemi corona, kehadiran para tamu dari negara-negara Teluk sangat dirindukan.
Iklan
Turis Arab menyukai alam dan suasana di negara bagian Bayern di selatan Jerman. Selama bertahun-tahun, pengunjung berdompet tebal dari kawasan Teluk datang ke Jerman untuk menghindari musim panas yang tak tertahankan di negara mereka, dan disambut hangat di daerah tujuan.
Para pelaku bisnis perhotelan Jerman tidak sungkan mengeluarkan biaya apa pun untuk membuat klien kaya mereka merasa seperti di rumah sendiri: Staf berbahasa Arab dipekerjakan, menu makanan disesuaikan dengan selera dan tradisi makan Arab, program TV di hotel memasukkan saluran-saluran televisi Arab. Di kamar hotel dipasang panah yang mengarah ke Mekah untuk memudahkan para tamu melakukan salat.
Namun krisis Covid-19 sekarang menghentikan arus turis dari negara-negara Arab, Jerman sendiri masih melarang kunjungan wisata dari luar negeri. Ini pukulan berat bagi kota München, ibukota negara bagian Bayern. Sejauh ini, München merupakan tujuan paling populer di Jerman bagi turis Arab. Hampir 530.000 turis dari Kawasan Teluk menginap di München tahun 2019.
"Mereka memainkan peran yang sangat penting bagi kami," kata Robert Leckel, Direktur Pemasaran Wisata München. "Sebagai tamu yang gemar berbelanja, mereka adalah faktor penting, bahkan sudah menjadi bagian dari masyarakat kota München selama musim panas," tambahnya.
Iklim pegunungan Alpen yang menyegarkan
Para tamu dari jazirah Arab terutama senang datang ke Bayern karena iklimnya yang relatif sejuk. Wilayah Alpen sangat populer sebagai kontras dengan lanskap gurun pasir di negara mereka. Warna hijau terbentang di kawasan hutan dan lembah, banyak danau-danau indah menawarkan kelegaan dan tentu saja suasana pegunungan salju yang sangat menarik.
Tetapi, kegiatan favorit para turis Arab adalah berbelanja, kata Robert Leckel. Dan München adalah kota yang ideal untuk melakukannya. "Di sini tempat belanja sangat bagus, pusat kota sangat teratur, semuanya bisa dicapai dengan nyaman dengan berjalan kaki. Itu sangat penting bagi para tamu Arab," jelasnya.
Alasan penting lainnya bagi banyak turis Arab datang berbelanja di Jerman adalah karena situasinya aman. Mereka bisa bergerak bebas di sini dan - yang terpenting - berpakaian sesuai keinginan mereka. Apalagi, berbeda dengan di Prancis atau Belanda, di Jerman tidak ada larangan mengenakan burqa.
Taman Nasional Paling Indah di Jerman
Lanskap alam yang unik, hewan dan tumbuhan yang dilindungi - dari wilayah Alpine di Bavaria hingga Laut Wadden di Jerman utara merupakan taman nasional Jerman yang menawarkan pemandangan memukau.
Foto: picture-alliance/dpa
Taman Nasional Jasmund
Pulau Rügen di Laut Baltik terkenal akan tebingnya. Seorang pelukis romantis terkenal di Jerman, Caspar David Friedrich, mengabadikan tebing tersebut dengan lukisannya "Tebing Kapur di Rügen". Bersama dengan hutan yang sudah ada selama berabad-abad di pulau itu, tebing kapur membentuk Taman Nasional Jasmund.
Foto: picture-alliance/Arco
Taman Nasional Hutan Bavaria
Taman nasional ini adalah taman nasional tertua di Jerman yang didirikan pada tahun 1970. Hutan cemara yang luas dengan lanskap pegunungan dan rawa di tenggara Jerman. Pengunjung dapat menjelajahi taman nasional di 300 kilometer pada jalur mendaki dan 200 kilometer pada jalur sepeda.
Foto: picture-alliance/dpa
Taman Nasional Hainich
"Hutan di tengah-tengah Jerman" - begitulah Taman Nasional Hainich di Thuringia disebut. Di hutan ini, pengunjung dapat melihat kucing liar yang berjalan-jalan di sepanjang jalur puncak pohon dan di antara puncak pohon-pohon tua.
Foto: Fotolia/Henry Czauderna
Taman Nasional Müritz
Taman Nasional Müritz adalah bagian dari Distrik Danau Mecklenburg. Hutan rawa yang hampir tak tersentuh ini muncul pada lanskap yang kaya dengan air dan spesies langka seperti ikan dan elang laut. Terdapat lebih dari 100 tanaman asli pada danau. Tak hanya itu, danau ini juga dapat dijelajahi dengan perahu atau kano.
Foto: picture-alliance/ZB
Taman Nasional Harz
Ada banyak legenda dan mitos seputar Taman Nasional Harz dan gunung tertingginya, Brocken. Kabut tebal sering menutupi lembah-lembah dan memperlihatkan cahaya misterius di dalam hutan. Pengunjung yang beruntung dapat menemukan jejak lynx dan kucing liar atau melihat rusa merah.
Foto: picture-alliance/dpa
Taman Nasional Vorpommersche Boddenlandschaft
Bodden juga dikenal sebagai "laguna Laut Baltik". Wilayah ini merupakan teluk dangkal yang dipisahkan dari Laut Baltik oleh pulau atau semenanjung. Perairan dan rawa-rawa garam Taman Nasional Vorpommersche Boddenlandschaft adalah tempat tidur dan tempat istirahat burung-burung yang bermigrasi. Pada musim gugur, misalnya, puluhan ribu burung jenjang beristirahat di sini.
Foto: picture-alliance/ZB
Taman Nasional Saxon Switzerland
Formasi batuan di Taman Nasional Saxon Switzerland sudah menjadi tujuan populer bagi pendaki selama 150 tahun. Beberapa puncak batuan juga dapat dicapai dengan berjalan kaki melalui tangga. Dari atas, pengunjung dapat menikmati pemandangan lanskap yang indah dengan bebatuan, ngarai, dan hutannya.
Foto: Tourismusverband Sächsische Schweiz e.V
Taman Nasional Berchtesgaden
Ini adalah satu-satunya Taman Nasional Jerman di Pegunungan Alpen. Taman Nasional Berchtesgaden di tenggara Bavaria memiliki tebing yang curam, namun juga terdapat rumput hijau dan danau pegunungan yang jernih. Marmot, chamois, dan rajawali emas dapat ditemukan di sini.
Foto: Fotolia/T. Linack
Taman Nasional Black Forest
Taman Nasional termuda ini terletak di barat daya Jerman. Spesies burung langka seperti capercaillie hidup di rumpun pohon cemara, pohon beech dan hutan cemara. Rawa-rawa menjadi habitat hewan-hewan yang terancam punah.
Foto: Fotolia/fisfra
Taman Nasional Laut Wadden Schleswig-Holstein
Taman Nasional Laut Wadden Schleswig-Holstein adalah yang tertua dan terbesar dari tiga Taman Nasional Jerman. Perubahan kuat pada pasang surut membentuk lanskap di Laut Utara: pada saat surut, air menarik kembali dan memperlihatkan area dasar laut pesisir untuk waktu yang singkat. Anjing laut juga hidup di gundukan pasir. (fs/yp)
Foto: picture-alliance/dpa
10 foto1 | 10
Lebih sedikit turis medis
Di masa lalu, alasan banyak orang Arab melakukan perjalanan ke Jerman lain, mereka datang untuk berobat. Karena negara-negara Teluk memang kaya, tetapi sistem kesehatannya relatif terbelakang.
Bagi banyak rumah sakit di Jerman, datangnya para pasien dari Arab merupakan keuntungan besar. Namun dalam beberapa tahun terakhir, semakin sedikit tamu yang datang untuk perawatan medis. “Permintaannya menurun dalam beberapa tahun terakhir," kata Robert Leckel.
Krisis keuangan juga menghantui negara-negara Teluk. Mereka memotong subsidi untuk perawatan rumah sakit di luar negeri dan mencoba membangun sistem perawatan yang lebih baik di negara mereka sendiri. Dengan menyebarnya pandemi corona, arus turis medis ke Jerman akhrinya benar-benar terhenti.
Dewan Pariwisata Jerman, GNTB, sebelumnya sempat memprediksi peningkatan turis Arab sampai tahun 2030. Jumlah kunjungan dari Timur Tengah diperkirakan akan tumbuh paling cepat dan naik sampai 300 persen. Tapi itu perhitungan sebelum corona. Untuk saat ini, sektor pariwisata harus berjuang ekstra keras, bahkan hanya untuk mencapai situasi pasar sebelum wabah corona melanda.