Kota kecil Bautzen di negara bagian Sachsen jadi terkenal. Pasalnya di kota ini terjadi bentrokan fisik seru antara warga lokal lawan pengungsi. Bentrokan sudah terjadi berulangkali..
Iklan
Saat ini situasi di Bautzen masih tegang. Menurut keterangan kepala polisi setempat hari ini, pada Kamis malam kemarin warga lokal yang berhaluan ekstrem kanan kembali melancarkan serangan verbal terhadap pengungsi. Namun berbeda dengan sehari sebelumnya, tidak terjadi bentrokan fisik langsung.
Menurut polisi, sekitar 350 orang kembali berkumpul di lapangan Kornmarkt di pusat kota. Seperti halnya sehari sebelumnya, pada Kamis malam sejumlah pria muda kembali berdatangan, dan "tampaknya" berasal dari kelompok ekstrem kanan.
Saling lempar antara ekstrem kanan dan pengungsi
Rabu malam, 20 pengungsi dan sekitar 80 pengikutt ekstrem kanan terlibat insiden lempar botol. Polisi langsung dikerahkan ke lokasi kejadian, namun kalah jumlah dibanding para pihak yang bertikan dan terlihat nyata siap melakukan aksi kekerasan. Akhinya polisi terpaksa menggunakan semprotan merica dan pentungan, setelah sejumlah pengungsi menyerang polisi dengan lemparan botol dan benda-benda keras lainnya.
"Aparat kepolisian sudah mulai melakukan penyidikan yang difokuskan pada pengungsi yang melakukan serangan terhadap polisi", ujar kepala polisi setempat Uwe Kilz Kamis kemarin. Menurut polisi, bentrokan fisik dipicu pertengkaran mulut yang dimulai oleh beberapa pengungsi. Namun demikian belum jelas siapa yang memulai kekerasan," tandas Kilz.
Ketika pengungsi akhirnya meninggalkan lokasi, sejumlah ekstrimis mengikuti mereka ke tempat penampungan. Sehingga polisi terpaksa menjaga tempat penampungan pengungsi. Seorang pengungsi berusia 18 tahun mengalami luka akibat tusukan. Ambulans yang melarikannya ke rumah sakit dilempari batu oleh anggota ekstrem kanan sehingga ambulans kedua terpaksa didatangkan untuk membawa pria itu ke rumah sakit.
Kecam keras kekerasan
Walikota Bautzen, Alexander Ahrens mengecam keras kekerasan yang terjadi di kotanya, dan menekankan, ia tidak peduli siapa yang memulai kekerasan.
Pemeran Utama bagi Solusi Krisis Pengungsi
Krisis pengungsi di Eropa kini capai titik tergawat. Jerman dengan politik Pintu Terbuka dipuji sekaligus dikritik picu arus migran tak terkendali. Inilah aktor utama yang bisa jadi solusi krisis pengungsi Eropa.
Foto: DW/D. Cupolo
Angela Merkel, Jerman
Kanselir Jerman, Angela Merkel dipuji sekaligus dikritik tajam dalam krisis pengungsi. Kini arus pengungsi ke Jerman memang turun. Tapi itu bukan hasil politik Merkel, melainkan karena 10 negara lain sudah menutup pintu perbatasannya. Politik pintu terbuka Merkel dinilai bisa runtuhkan Uni Eropa, jika dalam waktu dekat tidak bisa tercapai kesepakatan politik bersama Eropa.
Foto: Reuters/F. Lenoir
Jean-Claude Jüncker, Uni Eropa
Presiden Komisi Eropa yang juga PM Luxemburg, Jean-Claude Jüncker menjadi sasaran kritik anggota Uni Eropa, karena ragu dan tidak tegas menangani krisis pengungsi. Informasi gelombang pengungsi yang siap masuk Eropa sudah diberikan dinas rahasia awal tahun silam. Tapi Uni Eropa tidak bertindak tepat dan biarkan krisis berlarut. Kini Jüncker harus mainkan peran kunci dalam KTT pengungsi.
Foto: Reuters/V. Kessler
Werner Faynmann, Austria
Kanselir Austria Werner Faymann adalah tokoh utama yang mengritik tajam kebijakan pintu terbuka Jerman yang sebelummya tidak dikonsultasikan matang dengan negara tetangga. Austria kewalahan terima serbuan pengungsi yang ingin masuk Jerman. Faynmann menggelar konferensi dengan 10 negara Balkan dan negara lain di rute pengungsi serta memaksa untuk penetapan batasan maksimal kuota pengungsi.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Punz
Alexis Tsipras, Yunani
Realita bahwa Yunani jadi korban utama kebijakan Jerman tak bisa ditutupi. Jutaan pengungsi dari Suriah, Irak, Afghanistan dan negara lainnya terus mengalir ke Yunani via Laut Tengah. PM Yunani Tsipras mengeluh, negaranya yang masih dirundung krisis berat, tanggung beban tak adil dalam krisis ini dan makin kewalahan tangani pengungsi. Yunani kini kirim balik sebagian pengungsi ke Turki.
Foto: Reuters/A.Konstantinidis
Ahmet Davutoglu, Turki
PM Turki Ahmet Davutoglu adalah tokoh utama lainnya dalam solusi krisis pengungsi. Uni Eropa sudah tegaskan, kerjasama dengan Turki adalah tema sentral. Tapi taruhannya amat tinggi. Turki dnjanjikan kompensasi 3 milyar Euro. Presiden Turki, Erdogan yang lebih berkuasa dibanding Davutoglu lecehkan janji bantuan Uni Eropa terlalu kecil. Ia juga ancam kirim gelombang tsunami pengungsi ke Eropa.
Foto: Reuters/U. Bektas
5 foto1 | 5
Kamis malam Ahrens berusaha berbicara dengan pengungsi dan warga lokal. Menurut polisi, sekitar 200 orang berkumpul di sekitarnya dan menyatakan pendapat mereka dengan tajam kepada Ahrens, tapi mereka tidak menilai polisi perlu mengambil tindakan.
Wakil kepolisian kota tetangga Görlitz, Klaus Mehlberg mengatakan, polisi dari Görlitz juga akan dikerahkan untuk membantu polisi Bautzen pada hari-hari mendatang.
Kamis malam, sekitar 25 orang berdemonstrasi menentang sikap bermusuhan terhadap orang asing. Mreka terutama datang dari Dresden dan Leipzig, demikian keterangan polisi. Sekitar 300 warga lokal, di antaranya sejumlah besar pengikut ekstrem kanan, berusaha menghalangi kelompok itu. Polisi berhasil memisah kedua kelompok.
Hari ini pemerintah kota Bautzen mengundang warga untuk datang dalam aksi melukis bersama, yang diadakan dalam rangka inisiatif pemerintah di bawah moto "Bautzen bleibt bunt" atau Bautzen tetap warna-warni.
ml/as (epd, dpa, afp)
Kronologi Pecahnya Gerakan Anti-Islam Pegida
Gerakan anti Islam dan anti warga asing di Jerman-Pegida pecah akibat konflik internal. Pendukungnya kini menyusun posisi baru, setelah semboyan anti Islam tak lagi laku dijual.
Foto: picture-alliance/dpa/Kay Nietfeld
Pemicu Runtuhnya Pegida
Lutz Bachmann seorang gembong pendiri Pegida menjadi tokoh yang menjungkirkan lagi gerakan anti Islam yang marak di Jerman Timur itu, gara-gara foto selfi dalam pose sebagai Adolf Hitler di akun Facebooknya. Bachmann yang eks-narapidana kasus kriminal mundur dari jajaran pimpinan Pegida, dan akan disidik oleh mahkamah konstitusi terkait tudingan menghasut dan menyebarkan kebencian massal.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Brandt
Rekor Demonstran
Di saat jajaran elit Pegida terancam pecah akibat konflik internal, aksi demonstrasi para pendukungnya yang digelar sejak Oktober 2014 justru mencapai rekor terbanyak melebihi 20.000 orang setiap demo. Tapi demo tandingan juga makin marak. Warga makin muak dengan provokasi rasis dan gerakan radikal Neo Nazi yang tidak hanya menyasar warga Muslim tapi juga seluruh warga migran di Jerman.
Foto: Reuters/Fabrizio Bensch
Citra Memburuk
Seiring dengan mundurnya gembong Pegida gara-gara selfi pose Hitller, muncul gerakan anti-Islam tandingan di Leipzig yang secara terbuka mengusung faham ekstrim kanan. Citra gerakan anti Islam dan anti warga asing secara keseluruhan itu makin memburuk, akibat pecahnya bentrokan kekerasan antara demonstran anti Islam Legida dengan polisi dan dengan kelompok penentang.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Schmidt
Pesta Rakyat Anti Pegida
Warga Jerman yang berpikiran terbuka dan toleran bangkit melawan gelombang aksi rasisme dan anti Islam yang digagas Pegida. Sejumlah musikus dan penyanyi terkenal serta seniman panggung top lainnya menggelar aksi yang disebut pesta rakyat di Dresden, sebagai manuver anti Pegida. Puluhan ribu warga hadir dalam acara menentang tren anti Islam dan anti imigran yang dikobarkan gerakan Pegida.
Foto: Reuters/F. Bensch
Politik Mengajak Dialog
Jajaran puncak politik Jerman juga mulai menggelar diskusi dan menawarkan dialog kepada pendukung gerakan anti-Islam, seperti yang digelar di Dresden ini. Dilontarkan pertanyaan mendasar "Apa yang Diinginkan Rakyat". Dengan pendekatan politik lewat podium diskusi, terlihat minat pendukung "awam" mulai melemah dan aksi provokasi untuk menyerang Islam juga surut.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Burgi
Tokoh Pegida Berikutnya Mundur
Karin Oertel (ka) adalah figur kunci Pegida yang selalu muncul di panggung sebagai jurubicara gerakan anti Islam Jerman itu. Silang sengketa dan tekanan internal, memicu Oertel dan 4 pentolan Pegida lainnya mengumumkan mundur, menyusul Lutz Bachmann (ki) yang sudah hengkang dua pekan sebelumnya. Gerakan anti Islam Jerman itu praktis pecah.
Foto: AFP/Getty Images/R. Michael
Konstelasi Baru?
Setelah isu anti-Islamisasi tidak lagi laku dan Pegida pecah, apa yang akan terjadi? Apakah kebencian terhadap warga Muslim atau imigran secara umum akan lenyap? Atau akan muncul kelompok sempalan yang lebih radikal? Masa depan politik imigrasi serta toleransi di Jerman tergantung pendekatan bijak para politisi sekaligus kesediaan warga untuk melihat dunia secara lebih terbuka dan berwarna.