1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kota Pintar Versi Jepang

Julian Ryall18 Juli 2014

Pasca bencana Fukushima tahun 2011, Jepang fokus pada generasi baru komunitas berteknologi terdepan, dilengkapi rumah-rumah pintar yang bisa berkomunikasi dengan penghuninya serta lingkungan sekitar.

Foto: Panasonic

Panas dan lembab menyapu Jepang musim panas ini. Suhu mencapai lebih dari 30 derajat di sejumlah wilayah dan pemerintah berkali-kali mengimbau rumah tangga untuk mengurangi konsumsi energi.

Tiga tahun lebih setelah pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Dai-ichi porak-poranda akibat gempa bumi, belum ada satupun dari 50 reaktor di Jepang yang kembali beroperasi.

Kini perusahaan-perusahaan Jepang mulai bermain dengan ide komunitas yang memanfaatkan energi hingga ke tingkat efisiensi tertinggi, atau yang disebut 'kota pintar', sebagai peluang bisnis yang potensial.

Fujisawa

Salah satu pemimpin pada sektor ini adalah Panasonic Corp., yang bekerjasama dengan delapan perusahaan lain membangun Kota Pintar Berkelanjutan Fujisawa, terletak hanya 50 kilometer dari Tokyo.

Otoritas Regulasi Nuklir Jepang telah mengizinkan Pembangkit Tenaga Nuklir Sendai kembali beroperasi setelah melalui perbaikan dan memenuhi persyaratan keselamatan yang baruFoto: picture-alliance/AP Photo

Berdiri di atas lahan seluas 19 hektar, Fujisawa dilengkapi fasilitas komersial, pusat komunitas, taman-taman dan jalanan yang lebar. Nantinya juga akan ada 1.000 rumah.

Menurut perhitungan Panasonic, kota baru ini diharapkan mengurangi emisi CO2 sebesar 70 persen, konsumsi air lebih rendah 30 persen dan 30 persen dari seluruh energi yang dikonsumsi datang dari sumber terbarukan.

Sumber energi terbarukan

Setiap rumah dilengkapi dengan sistem tenaga surya dan baterai penyimpan listrik. Tenaga darurat tersedia di tengah krisis - pelajaran penting dari gempa bumi 2011 - sementara semua rumah mempunyai sumber energi untuk mobil listrik, motor listrik serta sepeda listrik.

Proyek serupa tengah dibangun di Kota Pintar Kashiwanoha Smart City di prefektur Chiba. Dikembangkan oleh Mitsui Fudosan Co., pusat kota yang terdiri dari hotel, perkantoran dan pertokoan sudah dibuka pertengahan Juli 2014.

Di atas tanah seluas 300 hektar, kompleks ini menggunakan panel surya dan baterai penyimpan listrik yang saling terhubung dan mampu mengirimkan tenaga ke seluruh distrik, mengurangi konsumsi energi sebanyak 26 persen pada jam sibuk. Perubahan di dalam rumah masa depan malah lebih dramatis lagi. Panasonic yakin tak lama lagi rumah dapat berkomunikasi dengan penghuninya untuk membantu mengambil keputusan mau makan apa, mau pakai baju apa dan olahraga yang harus dijalani.

Interaksi lokal

Sebagai bagian dari komunitas pintar, rumah pintar juga berinteraksi dengan toko, fasilitas hiburan dan rumah-rumah lain, berbagi data mengenai produk yang dibeli dan dikonsumsi untuk memastikan layanan dan produk yang pantas dikirim ke warga setempat.

Inovasi juga termasuk sistem keamanan yang mampu mengidentifikasi wajah penghuni rumah dan membuka pintu rumah secara otomatis. Teman dan kerabat juga dapat didaftarkan ke dalam sistem untuk mendapat akses.

Di dapur, kecerdasan buatan dapat merespon perintah verbal. Ketika ditanya resep kue, pilihan resep diproyeksikan ke permukaan meja dapur, menyediakan detail bahan dan lama pembuatan kue. Oven secara otomatis mulai memanas.

Di ruang keluarga, seluruh dinding dapat diubah menjadi sumber hiburan interaktif, informasi dan relaksasi. Apabila penghuni rumah ingin makan sushi di restoran pada distrik tertentu di Tokyo dan mempunyai anggaran tertentu, komputasi awan langsung memberi rekomendasi tiga restoran dan membuat reservasi.

Layar juga dapat digunakan untuk mengecek ketersediaan mobil bersama sebelum memeriksa cuaca dan memberi rekomendasi hotel.

Perusahaan Jepang tengah bekerja untuk meningkatkan penggunaan panel suryaFoto: KAZUHIRO NOGI/AFP/GettyImages

Mata yang terus mengawasi

Penerangan dan suhu di kamar tidur juga dapat diprogram terlebih dahulu - kemudian pemilik rumah dapat bersantai, dan memanfaatkan teknologi GPS, sembari menikmati pemandangan bintang-bintang dan planet persis seperti langit yang berada di atas rumah.

Monitor di kamar tidur juga terus terjaga sepanjang malam, melacak pernafasan, detak jantung dan suhu, menyediakan penghuni rumah dengan laporan apa saja yang terjadi sepanjang malam. Sistem juga dapat mengidentifikasi dengkuran atau gangguan tidur.

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait