1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Gaya hidupUkraina

Kota Wisata Odesa Mencoba Bertahan di Tengah Perang

Natalia Vlasenko
5 Agustus 2022

Sebelum perang, Odesa adalah kota tujuan wisata yang sangat populer, baik bagi turis Ukraina maupun turis asing. Saat perang datang dan berlanjut, industri pariwisata runtuh namun mencoba untuk bertahan.

Gedung Opera dan Teater Balet di Odesa
Gedung Opera dan Teater Balet di OdesaFoto: Natalia Vlasenko/Stanislav Kinka

Sebelum perang, pusat kota pantai Odessa biasanya dipenuhi turis yang bersantai atau berjalan-jalan menikmati keindahan kota. Mereka menikmati pantai atau menjelajahi pusat-pusat bersejarah. Tapi hari-hari itu sudah berakhir, suasana di Odesa saat perang berubah secara drastis.

Ketika perang di Ukraina pecah, ada kebingungan dan disorientasi. Antrean panjang terlihat di supermarket, orang-orang menimbun beragam produk karena mereka khawatir kekurangan makanan. Banyak orang mengantre di depan bank atau mesin ATM untuk mengambil uang tunai, bersiap seandainya terjadi gangguan pada sistem perbankan.

Jalanan juga nyaris kosong, hanya supermarket dan apotek yang kelihatan tetap buka. Cafe, restoran, teater dan tempat-tempat hiburan, yang dulu selalu ramai, ditutup. Orang-orang hanya keluar untuk membeli makanan, atau mengajak anjing mereka jalan-jalan.

Pelahan pulih walau dalam situasi darurat perang

Mulai bulan April lalu, situasi perlahan berubah. ,Cafe-cafe mulai dibuka, juga salon kecantikan dan toko-toko. Penduduk mulai keluar lagi ke jalan dan memenuhi taman. Anak-anak terlihat bermain-main di luar.

Hari ini, kehidupan mulai normal lagi: restoran-restoran di jalan-jalan utama penuh lagi, para pemusik jalanan juga sudah kembali. Tur-tur bus kota kembali beroperasi, orang bisa menonton lagi pertunjukan opera atau balet. Tapi perang masih berlanjut. Karena itu, di gedung pemerintahan masih ada barikade, dan jalan protokol Primorskyi — dulu salah satu tempat wisata paling ramai — masih tetap ditutup.

Sebagian besar kafe dan restoran tutup pada pukul 10 malam, karena jam malam masih diberlakukan mulai pukul 11 malam. Sebelum perang, malam musim panas di Odesa adalah malam berpesta, dengan pertunjukan film terbuka di pantai, dan konser-konser. Sekarang tidak ada kehidupan malam sama sekali.

Pantai yang ramai di Odesa sebelum perang di UkrainaFoto: Natalia Vlasenko/Stanislav Kinka

Bagaimana perang memengaruhi pariwisata

Musim puncak turis di Odesa biasanya pada periode liburan musim panas, dari Mei hingga September. Pada tahun 2021, lebih 3 juta wisatawan berkunjung ke Odesa. Kota itu sebenarnya bersiap menyambut kedatangan lebih banyak turis lagi pada 2022, setelah pembatasan Covid-19 di Eropa mulai dicabut. pembatasan virus corona dilonggarkan dan industri mulai pulih. Tapi kemudian Rusia menginvasi Ukraina akhir Februari.

Saat ini, sebagian besar hotel di tepi laut, seperti Hotel Nemo, yang sangat populer di masa sebelum perang, berjuang dengan tingkat hunian yang rendah. Hotel-hotel di pusat kota, bagian bersejarah Odesa, bernasib sedikit lebih baik, dengan banyaknya wartawan asing dan beberapa pelancong yang menginap di sana.

"Okupansi hotel kami turun menjadi hanya 15-20%, dan sebagian besar wartawan yang melakukan reservasi di hotel Alexandrovskiy. Sementara Hotel M1, yang ada di bagian lain dekat pantai, sebagian besar ramai dengan pelancong dari Kyiv," kata Tatyana Prodan, kepala penjualan di manajemen perhotelan Maestro Grup.

Pariwisata di Odesa juga menderita karena masih ada larangan keras berenang di laut. Sebelum perang, pada musim panas pantai selalu dipadati pengunjung. Beberapa orang masih pergi ke pantai, meskipun ada larangan, bahkan ada yang berenang juga. Tapi sudah ada kasus tragis orang yang terbunuh oleh ranjau laut. Sebagai alternatif, orang bisa berenang di kolam renang hotel, yang menyediakan tiket harian.

Suasana kehidupan malam di Odesa sebelum perangFoto: Natalia Vlasenko/Stanislav Kinka

Mencoba bangkit di masa perang

Museum-museum masih ditutup, dan beberapa bahkan telah memindahkan koleksinya ke tempat yang aman, seperti Museum Seni Rupa atau Museum Seni Barat dan Timur. "Pecahnya perang masih meninggalkan syok," jelas Stanislav Kinka, peneliti senior di Museum Sejarah Regional Odesa. Prioritas utamanya sekarang adalah memastikan bahwa barang-barang pameran yang paling berharga dikemas dan dievakuasi secepat mungkin, menurut daftar yang telah disusun sebelumnya.

Klub-klub malam belum diperbolehkan beroperasi. Tetapi Teater Philharmonic tetap buka. Dan konser amal terbuka diadakan di taman taman kota. Gedung Opera dan Ballet Theatre sudah dibuka, tetapi membatasi kehadiran hanya 30% kapasitas, atas alasan keamanan. Jika sirene serangan udara berbunyi, pertunjukan akan dihentikan dan pengunjung diberikan pilihan untuk meninggalkan gedung atau pergi ke tempat perlindungan di bawah gedung. Jika pertunjukan tidak bisa dilanjutkan, pengunjung dapat melihat pertunjukan di hari lain dengan tiket yang sama.

(hp/as)