Black Box yang menyimpan data rekaman penerbangan pesawat Lion Air JT-610 telah ditemukan tim penyelam. Meski demikian, butuh hingga enam bulan untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawaat naas itu.
Iklan
Apa yang sebenarnya terjadi ketika pesawat Lion Air yang berpenumpang 189 orang jatuh ke laut? Penemuan salah satu black box pesawat terbang, Kamis Kamis (01/11) bisa menjadi petunjuk untuk mengetahui kesalahan apa yang mungkin terjadi ketika pesawat JT-610 hilang kontak hanya 13 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Senin lalu (29/10).
"Kami menggagali dan menemukan kotak hitam,” ungkap Hendra, tim penyelam yang menemukan kotak berwarna oranye tersebut dari antara serpihan pesawat di dasar laut yang berlumpur.
Kini, alat yang disebut Flight Data Recorder (FDR) tersebut telah diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), untuk menjelaskan kenapa pesawat baru Boeing 737 MAX 8 jatuh.
Pencarian Difokuskan Pada Tubuh Utama Pesawat
Setelah "black box" pesawat Lion Air JT 610 ditemukan, kini tim khusus akan menganalisa rekaman di dalam alat pencatat itu. Sementara ini, sebagian besar badan pesawat ditemukan dalam bentuk serpihan.
Foto: Reuters/Beawiharta
Badan pesawat ditemukan dalam bentuk serpihan
Komandan Satuan Tugas SAR Kolonel Isswarto mengatakan, tim penyelam TNI Angkatan Laut (AL) menemukan badan pesawat Lion Air JT 610 dalam bentuk serpihan. Badan pesawat berada di kedalaman 25-35 meter pada titik jatuhnya. Jenazah penumpang pun ditemukan tak jauh dari puing-puing pesawat. Demikian dikutip dari Kompas.com.
Foto: Reuters/E. Su
"Black box" ditemukan
Yang sering disebut "black box" sebenarnya terdiri dari dua alat perekam, yaitu perekam data penerbangan (flight data recorder-FDR) dan perekam suara di kokpit (cockpit voice recorder-CVR). "Black box" Lion Air JT610 sudah ditemukan dan akan diteliti tim khusus.
Foto: Reuters/Antara Foto/M. Adimaja
Serpihan pesawat sudah ditemukan sebelumnya
Seorang anggota TNImembawa pecahan tubuh Lion Air JT610. Sehari setelah pesawat jatuh Senin 29 Oktober 2018, sejumlah pecahan tubuh pesawat sudah ditemukan tim Basarnas dan TNI.
Foto: Reuters/Antara Foto
Temuan barang milik penumpang dan bagian tubuh korban
Hingga Rabu 31 Oktober malam tim SAR gabungan telah mengirimkan 56 kantong jenazah ke RS Polri. Kantong-kantong berisi bagian tubuh korban. Selain itu juga dikumpulkan pecahan bagian pesawat serta barang-barang milik penumpang yang ditemukan tim pencari di lokasi kecelakaan di Laut Jawa.
Foto: Reuters/Beawiharta
Menatap harta milik keluarga
Anggota keluarga penumpang pesawat Lion Air hanya bisa menatap barang-barang milik penumpang yang ditemukan di laut, dan diangkut ke Posko pencarian di Tanjung Priok. Pencarian kini diarahkan kepada tubuh utama pesawat. Ed.: ml/as
Foto: Reuters/Beawiharta
5 foto1 | 5
Mencari tahu penyebab kecelakaan
Meski kotak hitam telah ditangan, namun dibutuhkan tiga minggu untuk mengunggah data tersebut dan sekitar enam bulan untuk menganalisisnya. Dari data FDR akan diketahui masalah teknis yang terjadi ketika pesawat hilang kontak.
"Data dari pesawat – mesin, seluruh instrumen – terekam di sana,” ungkap pakar penerbangan Dudi Sudibyo kepada AFP. "Jika ada sebuah anomali, beberapa masalah teknis, semuanya akan terekam di sana,” katanya menambahkan.
Spekulasi yang muncul sejauh ini adalah terkait kelaikan pesawat terbang, sebab sehari sebelum pesawat lepas landas menuju Pangkal Pinang, pesawat tersebut mengalami masalah teknis dalam penerbangan sebelumnya pada hari Minggu (28/10) dari Denpasar, Bali. CEO Lion Air, Edward Sirat menyebutkan perbaikan telah dilakukan "sesuai dengan prosedur” sebelum pesawat JT-610 diizinkan kembali mengudara dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang.
Tragedi Pesawat Lion Air
Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT610 jatuh ke laut setelah lepas landas dari Bandar Udara Soekarno-Hatta, Jakarta, menuju Pangkalpinang. Pesawat jatuh di perairan Tanjung Karawang, Senin pagi (29/10).
Foto: picture-alliance/E. Thompson
Menanti kabar
Anggota keluarga penumpang pesawat Lion Air sambil berdoa menunggu kabar nasib sanak saudaranya dengan penuh kekhawatiran. Foto diambil di bandara Depati Amir di Pangkal Pinang, Senin pagi (29/10). Pesawat mengangkut 188 orang, termasuk 1 anak-anak, 2 bayi dan 7 orang awak pesawat.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Sutrisno
Benda-benda yang ditemukan di laut
Ketua Basarnas M. Syaugi menyatakan Senin, "Ada puing-puing pesawat, pelampung, HP, dan ada beberapa potongan tubuh," yang ditemukan. Selain itu juga ditemukan sejumlah benda yang diduga milik penumpang pesawat yang jatuh di perairan Tanjung Karawang. Antara lain tas, dompet dengan uang dan kartu tanda pengenal dan unit ponsel.
Foto: picture-alliance/dpa/BNPB
Lokasi jatuhnya pesawat
Kedalaman air di lokasi jatuhnya Lion Air sekitar 30-35 meter. Sejauh ini badan pesawat belum ditemukan. Ketika ditanya jumlah anggota tim yang dikerahkan untuk mencari pesawat, Deputi Operasi Basarnas Nugroho Budi W mengatakan: "Sampai saat ini 350 orang tapi nanti ditambah lagi untuk mempercepat evakuasi. Nelayan juga banyak yang mau bergabung.
Foto: picture-alliance/dpa/Z.Kaixin
Penyebab jatuhnya pesawat masih tanda tanya
Pesawat berjenis Boeing 737 MAX 9 tersebut diketahui sempat mengalami masalah teknis pada penerbangan sebelumnya. Sebelum hilang kontak, pilot pesawat sempat meminta izin return to base (RTB) ke petugas pengawas Bandara Soekarno-Hatta. Demikian keterangan Kepala Kantor SAR Pangkal Pinang Danang Priandoko, seperti dilaporkan kompas.com. Foto arsip: Pesawat Thai Lion Air, Boeing 737 MAX 9. (hp/ml)
Foto: picture-alliance/E. Thompson
4 foto1 | 4
Tim investigasi akan mencari tahu kenapa pilot meminta untuk kembali ke landasan tak lama setelah lepas landas. Permintaan ini telah diizinkan petugas di ATC (Air Traffic Control), namun tak lama kemudian pesawat hilang kontak.
Keselamatan penerbangan
Presiden Joko Widodo pun mengintruksikan agar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memperketat keselamatan penumpang dan maskapai penerbangan. Perintah ini diberikan agar kasus kecelakaan pesawat seperti Lion Air JT-610 tidak terulang.
Secara khusus, Menteri Perhubungan menyebutkan bahwa maskapai Lion Air akan menjalani inspeksi secara intensif lewat pemeriksaan secara acak terhadap 40 persen penerbangannya. Sementara pemeriksaan pada maskapai lainnya sekitar 10-15 persen.
Pemerintah juga mempertimbangkan untuk meninjau harga tarif pesawat yang berbiaya murah (Low Cost Carrier), ungkap Sumadi tanpa memberi keterangan lebih lanjut.
Black Box Ditemukan, Pencarian Fokus Pada Tubuh Utama Lion Air