KPU Rusia Tolak Kandidat Antiperang dalam Pemilu Bulan Depan
9 Februari 2024
KPU Rusia menolak politisi Boris Nadezhdin mengikuti pemilu pada Maret mendatang. Sosok Boris sendiri dikenal sebagai politisi antiperang.
Iklan
Politisi antiperang Boris Nadezhdin ditolak oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Rusia pada Kamis kemarin untuk menjadi kandidat dalam pemilihan presiden yang akan berlangsung bulan depan. Hal ini menjadi sinyal kuat dari Kremlin bahwa mereka tidak mentoleransi oposisi publik terhadap invasi ke Ukraina.
Langkah KPU ini memuluskan jalan Presiden Vladimir Putin untuk memenangkan masa jabatan kelimanya. Ia hanya bakal menghadapi sedikit perlawanan dari kandidat lain yang pro-Kremlin pada pemungutan suara Maret mendatang. Putin dipastikan hampir bakal menang mengingat kontrolnya yang sangat ketat terhadap sistem politik Rusia.
Nadezhdin merupakan seorang anggota legislatif daerah di sebuah kota dekat Moskow. Dia harus mengumpulkan setidaknya 100.000 tanda tangan pendukung, sebagai salah satu persyaratan wajib bagi kandidat yang partainya tidak memiliki perwakilan di parlemen Rusia.
KPU Rusia mengklaim bahwa lebih dari 9.000 tanda tangan yang diserahkan dalam kampanye Nadezhdin tidak sah, hal ini bisa mendiskualifikasinya. Peraturan pemilu Rusia menyebut bahwa kandidat potensial tidak boleh memiliki lebih dari 5% tanda tangan yang tidak valid.
Linimasa Setahun Perang di Ukraina dalam Foto
Pada 24 Februari 2022 pagi, Rusia menginvasi Ukraina. Menurut PBB, ribuan tentara dan warga sipil telah tewas. Linimasa peristiwa mengejutkan terekam dalam foto-foto berikut ini.
Foto: Anatolii Stepanov/AFP/Getty Images
Hari yang gelap bagi jutaan orang
Pada 24 Februari 2022 pagi, banyak warga Ukraina terbangun karena ledakan seperti ini di ibu kota, Kyiv. Rusia telah melancarkan invasi besar-besaran, menandai serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain sejak Perang Dunia II. Tak lama berselang, Ukraina mengumumkan darurat militer. Bangunan sipil menjadi sasaran dan kasus kematian pertama dilaporkan segera setelah itu.
Foto: Ukrainian President s Office/Zuma/imago images
Penembakan terus-menerus
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara tentang "operasi militer khusus" dan mengatakan dia akan merebut wilayah timur Donetsk dan Luhansk. Penduduk kota Mariupol di Oblast Donetsk berlindung di ruang bawah tanah selama berminggu-minggu. Banyak yang mati di bawah reruntuhan. Serangan udara Rusia di teater, tempat ratusan orang berlindung pada Maret 2022, dikecam oleh kelompok hak asasi manusia.
Foto: Nikolai Trishin/TASS/dpa/picture alliance
Eksodus massal
Perang di Ukraina telah menyebabkan pengungsian besar-besaran yang tak terlihat di Eropa sejak Perang Dunia II. Menurut badan pengungsi PBB (UNHCR), lebih dari 8 juta orang telah meninggalkan negara itu. Polandia sendiri telah menampung 1,5 juta orang, lebih banyak dari negara Uni Eropa lainnya. Jutaan orang, terutama dari timur dan selatan Ukraina, terpaksa mengungsi dari perang.
Foto: Anatolii Stepanov/AFP
"Adegan" horor di Bucha
Hanya dalam beberapa minggu, tentara Ukraina berhasil mengusir pasukan militer Rusia dari daerah di utara dan timur laut negara itu. Rencana Rusia untuk mengepung ibu kota, Kyiv, gagal. Setelah wilayah dibebaskan, dugaan kekejaman Rusia menjadi jelas. Gambar warga sipil yang disiksa dan dibunuh di Bucha, dekat Kyiv, menyebar ke seluruh dunia. Para pejabat melaporkan ada 461 kematian.
Foto: Carol Guzy/ZUMA PRESS/dpa/picture alliance
Kehancuran dan kematian di Kramatorsk
Jumlah korban sipil di Donbas meningkat pesat. Pejabat mengatakan kepada penduduk sipil untuk mundur ke daerah yang lebih aman, tetapi rudal Rusia juga menargetkan mereka saat berusaha melarikan diri, termasuk di Kramatorsk. Lebih dari 61 warga tewas dan 120 lainnya terluka di stasiun kereta api pada April 2022, di saat ribuan orang berharap bisa menyelamatkan diri.
Selama serangan udara Rusia, jutaan orang Ukraina mencari perlindungan di tempat-tempat penampungan. Bagi orang-orang yang dekat dengan garis depan dalam jangkauan artileri, ruang bawah tanah telah menjadi rumah kedua. Di Kyiv (seperti yang terlihat di atas) dan Kharkiv, stasiun kereta bawah tanah menjadi tempat berlindung yang aman.
Foto: Dimitar Dilkoff/AFP/Getty Images
Risiko nuklir tinggi di Zaporizhzhia
Pada minggu-minggu pertama setelah invasi, Rusia menduduki sebagian besar wilayah selatan dan timur Ukraina, termasuk dekat Kyiv. Pertempuran meluas ke lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di tenggara, yang sejak saat itu berada di bawah kendali Rusia. Badan Energi Atom Internasional mengirim para ahli ke PLTN tersebut dan menyerukan zona aman di sekitar area itu.
Foto: Str./AFP/Getty Images
Jumlah korban tewas tidak jelas
Jumlah pasti korban tewas akibat perang masih belum jelas. Menurut PBB, setidaknya 7.200 warga sipil telah tewas dan 12.000 lainnya terluka, bahkan jumlah yang sebenarnya bisa jauh lebih tinggi. Jumlah pasti tentara Ukraina yang tewas juga tidak pasti. Pada Desember 2022, penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak memperkirakan jumlahnya mencapai 13.000 jiwa.
Foto: Raphael Lafargue/abaca/picture alliance
Kiriman senjata dari Barat untuk Ukraina
Pengiriman senjata dari negara-negara Barat ke Ukraina telah menjadi topik hangat sejak awal perang, tetapi mulanya Kyiv hanya menerima sedikit. Peluncur roket HIMARS buatan AS benar-benar membantu pertahanan. Mereka telah mengizinkan militer Ukraina untuk menghentikan pasokan amunisi ke artileri Rusia dan kemungkinan besar juga berkontribusi pada keberhasilan serangan balik Ukraina.
Foto: James Lefty Larimer/US Army/Zuma Wire/IMAGO
Harapan bisa segera masuk Uni Eropa
Pesan video harian dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, di mana dia melaporkan kondisi negara dan perang yang sedang berlangsung, dilihat oleh jutaan orang. Zelenskyy tidak hanya mampu menyatukan penduduk negaranya, tetapi juga mendapatkan dukungan Barat. Integrasi Eropa telah berkembang pesat di bawah kepemimpinannya dan Ukraina sekarang berada di jalur menuju keanggotaan Uni Eropa. (ha/hp)
Foto: Kenzo Tribouillard/AFP
10 foto1 | 10
Nadezhdin secara terang-terangan menyerukan penghentian perang yang sudah berlangsung hampir dua tahun di Ukraina dan memulai dialog dengan pihak Barat. Ribuan orang Rusia berpartisipasi di seluruh negeri pada Januari lalu untuk menandatangani surat-surat yang mendukung pencalonan Nadezhdin. Hal ini menjadi pertunjukan yang tidak biasa dari simpati oposisi dalam ranah politik yang dikontrol secara kaku.
Nadezhdin yang berusia 60 tahun ini memberikan rasa optimis kepada mereka yang menentang perang, dan banyak pula dari mereka yang ikut berpartisipasi di tengah suhu yang sangat dingin di Rusia bulan lalu untuk menandatangani petisi.
Memulai pembicaraan damai dengan Kyiv menjadi salah satu janji kampanyenya, dan juga gagasan bahwa Rusia bukanlah "benteng yang terkepung” dan perlu beralih untuk membuka kerja sama dengan Barat, dibanding konfrontasi.
Merespons hal ini, Nadezhdin telah berbicara kepada para pejabat KPU pada Kamis (08/02), meminta KPU menunda keputusan tersebut, tapi KPU menolak. Kemudian Nadezhdin menyebut ia bakal mengajukan banding terkait diskualifikasinya ke pengadilan.
"Bukan saya yang berdiri di sini,” kata Nadezhdin. "Ratusan ribu warga Rusia yang membubuhkan tanda tangan mereka untuk mendukung saya."
Sebagian tokoh oposisi yang kemungkinan telah menentang Putin telah dipenjara atau diasingkan ke luar negeri. Termasuk juga pemimpin oposisi Alexei Navalny, yang upayanya melawan Putin pada Pemilu 2018 juga digagalkan, dan kini mendekam di penjara selama 19 tahun dengan tuduhan ekstremisme.
Kepala KPU Ella Pamfilova mengatakan bahwa dalam surat suara nantinya bakal ada empat nama, jumlah ini paling sedikit sejak 2008, saat itu Dmitry Medvedev mencalonkan diri demi menggantikan Putin keterbatasan masa jabatan. Hal ini membuat Medvedev memenangkan pemilu dengan mudah dengan tiga pesaing lainnya dalam kesepakatan pembagian kekuasaan, yang membuat Putin tetap berkuasa sebagai Perdana Menteri.
Lagi, Putin Resmi Jadi Kandidat Presiden Rusia
00:58
Tiga kandidat lain dalam pemilu bulan depan dicalonkan oleh partai yang terwakili di parlemen, sehingga mereka tidak perlu mengumpulkan tanda tangan. Mereka adalah Nikolai Kharitonov dari Partai Komunis, Leonid Slutsky dari Partai Demokratik Liberal, dan Vladislav Davankov dari Partai Rakyat Baru.
Partai-partai tersebut sebagian besar mendukung kebijakan Kremlin. Kharitonov sempat berada di urutan kedua dalam pemilu 2004 melawan Putin.
Nadezhdin merupakan kandidat antiperang kedua yang ditolak untuk mengikuti pemilu. Pada bulan Desember, KPU menolak untuk mengesahkan pencalonan Yekaterina Duntsova dengan alasan seperti adanya kesalahan ejaan dalam dokumennya.