Kreativitas Membunuh Waktu (Kisah dari Penjara, Bagian II)
25 April 2018
Program lapas industri sudah dilakukan di negara maju seperti Australia, penjara dikelola secara profesional tak ubahnya seperti pabrik modern. Bagaimana di tanah air? Ikuti opini Feby Indirani.
Iklan
Setiap kali bercerita bahwa saya sedang menulis tentang karya narapidana (napi), rata-rata orang terkejut. Mereka biasanya belum pernah mendengar dan tidak membayangkan karya seperti apa yang bisa dihasilkan dari dalam penjara atau lembaga pemasyarakatan (lapas). Lalu saya pun dengan bersemangat menunjukkan foto-foto produk yang napi hasilkan.
Salah satu foto yang paling sering saya tunjukkan adalah replika sepeda motor yang ukurannya sebesar aslinya. "Menurutmu ini terbuat dari apa?” tanya saya.
Kebanyakan orang akan menjawab kayu, atau rotan. Tak ada seorang pun yang menyangka bahwa replika itu terbuat dari lintingan kertas koran, berjumlah tujuh ribu linting --dari 100 kuintal kertas koran-- yang dilekatkan dengan lem kertas dan lem super.
Respon yang saya terima serupa, perpaduan rasa kagum dan tak percaya, persis seperti perasaan saya sendiri ketika pertama kali mengetahuinya. Makin kagum lagi ketika saya melihat langsung bagaimana linting koran itu dibuat satu demi satu sebelum nantinya dirangkai membentuk benda yang diinginkan. Saya pernah mencoba membuat satu lintingan koran, dan gagal memenuhi standar kualitas produksi.
"Memang awalnya susah Mbak, sampai sekian lama juga masih banyak lintingan saya yang gagal dan tidak bisa dipakai,” ujar seorang napi. "Tapi ya saya buat terus aja, habis mau ngapain lagi.” Saya tercenung. Bagi para napi, waktu mungkin adalah satu-satunya hal berlimpah yang mereka miliki.
Keterampilan yang tadinya seolah mustahil pun akhirnya bisa dikuasai jika dilakukan terus menerus. Hal itu setidaknya dialami oleh Nila, seorang napi berusia 30-an di Lapas Wanita Malang yang menekuni ketrampilan merajut, sesuatu yang tak pernah terbayangkan untuk dilakukannya, juga tidak disukainya.
Butuh lebih dari delapan bulan bagi Nila untuk menyelesaikan karya rajutan pertamanya, syal hijau yang kemudian dibelinya sendiri sebagai kenang-kenangan. Namun setelah itu berbagai karya ia hasilkan dengan lancar, mulai topi, dompet, tas dan sebagainya. Ia pun dengan bangga bisa memberikan hadiah kepada anggota keluarganya, hasil rajutan tangannya sendiri. Menjalani tujuh tahun masa hukuman, itulah cara Nila memetik kegembiraan-kegembiraan kecil.
Saya telah berbincang dengan ratusan napi di bengkel kerja lapas, dan kebanyakan jawaban mereka serupa. Mereka sangat membutuhkan kegiatan untuk mengatasi kebosanan. Membunuh waktu. Mengalihkan diri dari pikiran buruk dan semacamnya. Para napi ini setengah mati membutuhkan sesuatu untuk dikerjakan yang syukur-syukur sesuai dengan minat dan bakat mereka. Kemungkinan untuk mendapatkan honor tentu saja membuat mereka bersemangat, tapi biasanya itu adalah prioritas yang kesekian untuk mereka.
Kekurangan Tahanan, Penjara Belanda Jadi Rumah Pengungsi
Belanda kekurangan tahanan. Alhasil penjara di Haarlem beralih fungsi jadi penampungan sementara para pengungsi. Di penjara mereka malah merasa aman.
Foto: picture-alliance/AP/M. Muheisen
Jumlah penjahat turun, arus pengungsi melonjak
Belanda telah membuka pintu penjaranya yang kosong untuk mengakomodasi masuknya migran pencari suaka. Tingkat kejahatan di negara itu telah terus menurun selama bertahun-tahun. Puluhan lembaga pemasyarakatan telah ditutup sama sekali. Ketika árus pengungsi melonjak, Badan Pusat Penerimaan Pencari Suaka Belanda melihat penjara-penjara kosong ini sebagai solusi.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Hidup dalam sel
Fotografer Muhammed Muheisen, dua kali peraih pengghargaan Pulitzer Prize dan kepala fotografer Associated Press untuk Timur Tengah, dalam beberapa tahun terakhir memotret krisis pengungsi. Ia mengabadikan kehidupan baru para pengungsi yang ditampung di penjara kosong ini. Tampak dalam foto, seorang gadis Afghanistan bernama Shazia Lutfi melongok dari pintu sel.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Bisa juga jadi salon
Butuh enam bulan bagi sang fotografer untuk diizinkan masuk ke penjara tersebut. Berhari-hari waktu dihabiskannya untuk mengenal pengungsi lebih dekat. tampak dalam foto, Yassir Hajji, asal Irak, tengah merapikan alis istrinya, Gerbia, di sebuah ruang sel.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Belajar bahasa Belanda
Pengungsi tidak diizinkan untuk bekerja, tetapi mereka berlatih berbicara bahasa Belanda dan naik sepeda --keterampilan penting untuk hidup di Belanda. Karena mereka melakukan semua itu di penjara, maka tidak mengusik warga. Pada umunya para pengungsi berkomentar: "Kami di sini di bawah atap, di tempat penampungan, jadi kami merasa aman."
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Bebas untuk tinggal maupun pergi
Para pengungsi tersebut tinggal di penjara sekitar 6 bulan sebelum mendapat keputusan suaka. Mereka bebas untuk tinggal dan pergi kapan saja. Beberapa pengungsi bahkan menjalin persahabatan dengan warga Belanda.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Tak ada penjahat, aman untuk tinggal
Seorang pengungsi Suriah bahkan berkata pada Muhesein, bahwa penjara ini memberinya harapan untuk hidup. “Jika sebuah penjara tak ada tahanannya, maka artinya ini adalah negara yang aman, dimana saya ingin hidup.” Pengungsi lainnya,asal Afghanistan --Siratullah Hayatullah tampak asyik minum teh dengan tenang di depan kamarnya.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Fasilitasnya lengkap
Pengungsi Afghanistan Siratullah Hayatullah mencuci pakaiannya di ruang cuci. Infrastruktur dalam penjara cukup lengkap sehingga memudahkan pengungsi untuk menjalani hidup mereka sementara.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Tanpa diskriminasi
Pengungsi asal Maroko ini berpose di dalam kamarnya di penjara. Ia seorang gay. Selama di sini, tak pernah ia merasakan diskriminasi. Sebelumnya penjara di Belanda pernah dimanfaatkan juga untuk menampung tahanan dari Belgia dan Norwegia.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Bebas beribadah
Pengungsi Irak, Fatima Hussein beribadah di ruangannya di bekas penjara de Koepel di Haarlem.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Sehat jasmani dan rohani
Meski boleh keluar masuk penjara sesuka hati, bisa jadi kadang-kadang timbul rasa bosan. Mereka bisa juga berolah raga untuk mengisi waktu senggang.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Main basket juga bisa
Pengungsi asal Mongolia, Naaran Baatar, berusia 40 tahun. Di penjara, ia bisa main basket. Di hatinya terpupuk harapan akan hidup baru dan kebebasan.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Menenun harapan haru
Pengungsi Somalia, Ijaawa Mohamed, duduk di kursi di luar ruangan. Meski tinggal di penjara, mereka rata-rata merasa aman dan menenun harapan atas kehidupan baru. Editor : ap/as (nationalgeograpic,smh,nbc,dailymail)
Foto: Muhammed Muheisen (ap)
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
12 foto1 | 12
Mempertahankan kewarasan
Mengamati dan mendengarkan cerita mereka membuat saya berpikir, bekerja adalah cara terbaik untuk bertahan dan mempertahankan kewarasan. Para petugas adalah orang yang biasanya berjasa untuk mengajarkan berbagai keterampilan kepada para napi, selain para napi senior. Keterampilan tertentu biasanya diajarkan secara ‘turun-temurun' dari warga senior kepada warga yang datang kemudian. Akhirnya kita dapat menemukan produk tertentu menjadi ciri dari lapas tertentu.
Kerajinan lintingan koran paling banyak bisa kita temukan di Lapas Tangerang, meski ada pula di Lapas Salemba. Keset berbentuk telapak kaki besar adalah produk kerajinan khas Lapas Wanita Tangerang. Tidak ada yang tahu sejak kapan produk itu mulai ada di sana, tapi seorang petugas menduga kerajinan keset itu dimulai para perempuan tahanan politik di Penjara Bukit Duri.
Setiap lapas memiliki bengkel kerja, namun tidak setiap napi berkegiatan di sana. Ada tiga penyebabnya. Pertama memang karena ada keterbatasan daya tampung dari bengkel kerja. Biasanya kapasitas ruang bengkel kerja adalah sepertiga dari kapasitas penjara normal. Padahal kita tahu, kelebihan penghuni selalu menjadi masalah penjara-penjara di Indonesia.
Kedua, napi yang bisa beraktivitas di bengkel kerja biasanya mereka yang sudah terbukti berkelakuan baik. Blok sel atau tempat tinggal mereka pun khusus, terpisah dari napi lainnya. Ini memang disengaja untuk mempermudah pengawasan petugas. Para napi hanya boleh bekerja di bengkel kerja pada jadwal yang ditentukan yaitu rata-rata pukul 8 pagi hingga 4 sore. Jika ingin membawa pekerjaan mereka seperti rajutan atau kerajinan tangan lain, mereka butuh mengajukan ijin khusus kepada petugas karena artinya mereka mesti membawa beberapa peralatan ke dalam sel yang bisa saja disalahgunakan.
Ketiga, dan ini yang menyedihkan, banyak napi yang memang tidak berminat untuk melakukan kegiatan apapun sehingga tidak tertarik untuk mendaftarkan diri di bengkel kerja. Dan jumlah mereka ternyata lebih besar.
"Ya mereka ini sudah malas saja, sudah terbiasa nyaman nggak melakukan apa-apa. Jadi mereka malah mikir, ngapain capek-capek, uangnya juga tidak banyak amat,” tutur Abdul, pria 25 tahun yang mengerjakan produk garmen di Lapas Kelas I Cipinang, Jakarta. Ia mendapat vonis sepuluh tahun penjara.
Ternyata di dalam maupun di luar penjara sama, ada lebih banyak orang yang sepertinya begitu bingung akan tujuan hidupnya sehingga lebih merasa aman dengan tidak melakukan apa-apa. Padahal bagi para napi yang mampu merampungkan karya, bagaimanapun merupakan suatu kebanggaan. Mereka boleh jadi mengawali keterampilan itu setengah hati, tapi ketika sudah mewujud menjadi sebuah karya utuh, tak urung terbit kepuasan tersendiri.
Indonesia mengenal Johny Indo, salah seorang dari sedikit narapidana yang berhasil kabur dari Nusakambangan. Berikut pelarian atau setidaknya usaha pelarian dari penjara yang pernah menjadi buah bibir.
Foto: Getty Images/New York State Governor's Office/D. McGee
Penjagaan Ketat Tidak Cukup
Juli 2015, raja obat bius Meksiko Joaquin “El Chapo” Guzman berhasil kabur dari penjara Altiplano lewat terowongan yang ia gali di kamar mandi. Keberhasilan ini merupakan yang ke-2 baginya, setelah 14 tahun lalu ia juga berhasil melarikan diri dari penjara yang dijaga dengan ketat.
Foto: Reuters/PGR/Attorney General's Office
Menghilang dari Alcatraz
Dengan menggunakan sendok dan bor buatan senderi, tiga perampok bank menggali lubang di sel mereka dan berhasil kabur dari Alcatraz pada tahun 1962. Sampai sekarang keberadaan mereka masih menjadi misteri.
Foto: imago/Kai Koehler
Acungan Jempol untuk Percobaan Ini
Juan Ramirez Tijerina ditahan di sebuah penjara di Meksiko karena terbukti miliki senjata secara illegal. Tahun 2011, ia mendapat kunjungan dari istrinya yang datang dengan sebuah koper besar. Saat sang istri keluar, sipir penjara memeriksa koper yang dibawanya dan mendapatkan Ramirez meringkuk di dalamnya.
Foto: picture-alliance/dpa/Sspqr
Salah Satu Terbesar di Eropa
Pelarian 38 anggota Pasukan Republik Irlandia IRA dari penjara Maze dicatat sebagai yang paling menggemparkan di Eropa. Dengan senjata api dan pisau seludupan, mereka melumpuhkan petugas. Rencananya pasukan IRA akan menunggu di depan penjara, membantu pelarian ini. Tapi karena salah perhitungan waktu, 5 menit lebih cepat, para narapidana harus meneruskan pelarian mereka sendirian.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Mcerlane
Spesialis Udara
Bagai adegan film aksi Hollywood: Sebanyak dua kali Pascal Payet berusaha lari dari penjara dengan helikopter. Tahun 2001, terpidana pembunuhan ini kabur dari penjara di sebuah desa di Perancis menggunakan helikopter yang ia bajak. Tahun 2007, kembali ia menggunakan helikopter untuk kabur. Sebelumnya ia membantu tiga napi lain untuk kabur dari penjara, juga dengan helikopter.
Foto: Getty Images/AFP/B. Horvat
Buronan Paling Dicari
Saat menunggu persidangan, pembunuh berantai Theodore Robert Bundy melarikan diri dengan melompat dari jendela perpustakaan pengadilan. Ia berhasil ditangkap kembali. Dari sel tempat mendekam di Colorado, ia kembali berhasil melarikan diri lewat lubang di langit-langit, setelah sebelumnya ia "melakukan diet“ untuk menurunkan berat badan sampai sekitar 15 kg.
Foto: picture-alliance/AP
Mencari Telur Paskah
Walter Stürm dipenjara karena kasus pencurian. Ia melarikan diri pada tahun 1981 dari sebuah penjara di Swiss, dan meninggalkan pesan "Keluar untuk cari telur Paskah“. Baginya pelarian ini merupakan keberhasilannya yang ketiga kali.
Foto: picture-alliance/dpa
Pencarian Besar-besaran
6 Juni 2015, dua narapidana kasus pembunuhan, David Sweat dan Richard Matt, kabur dari penjara kota New York, dengan membuat lubang di dinding sel. Upaya penangkapan kedua buronan ini merupakan salah satu aksi terbesar yang pernah digelar di AS. 26 Juni 2015, Richard Matt tewas dalam baku tembak dengan polisi, sementara David Sweat ditangkap dalam keadaan luka parah dua hari kemudian.
Foto: Getty Images/New York State Governor's Office/D. McGee
8 foto1 | 8
Visi Lapas Industri
Saya menemukan begitu banyak kreasi bermutu dari lapas yang jarang diketahui publik luas. Rentang karya pun beragam, mulai dari kuliner, kriya,perkebunan, seni visual, hingga seni pertunjukan seperti musik, tarian, teater dan masih banyak lagi. Namun keluhan para petugas dari berbagai lapas biasanya sama yaitu mengenai pemasaran produk. Para napi tekun berkarya, tapi distribusi produk yang mereka hasilkan biasanya masih terbatas yaitu di kalangan petugas, tamu kunjungan dan keluarga, atau sesekali jika ada bazaar di lingkungan setempat.
Evy Amir Syamsudin, pendiri Yayasan Second Chance berupaya mengatasi persoalan pemasaran itu dengan menyelenggarakan Napi Craft yaitu festival dan pameran karya unggulan narapidana dari seluruh Indonesia. Second Chance adalah lembaga nirlaba yang fokus memajukan kehidupan warga binaan.
"Produknya kita pilih dengan selektif, jadi memang yang betul-betul berkualitas. Sederhananya, saya tidak mau ini sekadar jadi produk ‘kasihan', " ujar Evy. Ia rutin menyelenggarakan Napi Craft setiap tahunnya sejak 2012 ketika suaminya, Amir Syamsudin masih menjabat sebagai Menteri Hukum dan HAM hingga setelahnya.
Selain untuk menjual produk-produk unggulan dan menampilkan kreativitas napi, Napi Craft juga merupakan sarana kampanye kepada publik untuk lebih peduli pada isu-isu terkait lembaga pemasyarakatan. Semakin publik luas teredukasi mengenai isu ini, semakin banyak juga dukungan untuk memajukan kehidupan para narapidana ini misalnya dengan cara membeli karya mereka.
"Pemasaran produk itu harusnya tidak perlu menjadi masalah, seandainya kita bisa menggerakkan seluruh instansi pemerintah untuk mendukung. Misalnya lapas banyak yang menghasilkan batik, sementara seluruh PNS wajib memakai batik setidaknya seminggu sekali. Kan itu sudah merupakan pasar tetap sendiri,” ujar Evy memberikan contoh. Belum lagi memanfaatkan kantor-kantor imigrasi sebagai outlet. Apalagi kantor imigrasi pun masih berada di bawah naungan Kemenkumham. Hal ini tampaknya belum terlaksana karena masih terkendala urusan birokrasi dan keterbatasan sistem.
Hal yang membanggakan adalah, sejumlah produk dari lapas kita mampu menembus pasar ekspor. Furnitur yang diproduksi di Lapas Kelas I Surabaya di Porong tidak akan kita peroleh di pasar lokal. Mereka melayani pemesanan dari negara-negara Eropa dan Timur Tengah.
Kipas angin, pengering dan alat penata rambut. Itulah hadiah yang bisa dimenangkan pada kontes kecantikan di penjara perempuan di Brazil. Tapi bagi para kontestan, ini hal lebih besar daripada sekedar tempat di podium.
Foto: picture-alliance/AP Photo/S. Izquierdo
Sentuhan terakhir …
… setelah itu kontestan melangkah ke catwalk hasil improvisasi di penjara perempuan Talavare Bruce di Rio de Janeiro. Sukarelawan datang spesial ke penjara dengan penjagaan keamanan tinggi itu untuk kontes ini. Tepatnya untuk mendandani para narapidana.
Foto: Reuters/P. Olivares
Gaun bukan seragam penjara
Kontes hampir mulai. Hanya 10 dari 440 narapidana berhasil masuk ke babak final. Yang dinilai bukan saja kecantikan mereka, tapi juga sikap dan tidak-tanduknya.
Foto: Reuters/P. Olivares
Alasan untuk bangga
Sebagian besar narapidana ditahan di penjara Talavera Bruce akibat tindakan kriminal menyangkut obat terlarang. Menurut statistik Kementrian Kehakiman Brasil, jumlah perempuan yang dipenjara meningkat 600% dari tahun 2000 ke 2014. Kontes kecantikan tahunan ini jadi "interupsi" dari rutinitas penjara yang disambut baik.
Foto: Reuters/P. Olivares
Dua putaran lagi
Sang juri mengamati dengan kritis para perempuan yang mengenakan gaun malam dan mode pakaian tepi pantai. Penampilan, sikap tubuh dan atraksi adalah kriteria yang diperhitungkan. Juara pertama mendapat kipas angin. Juara kedua mendapat pengering rambut, dan juara ketiga memperoleh alat penata rambut.
Foto: Reuters/P. Olivares
Langkah menuju resosialisasi
Kepala penjara mengatakan, para perempuan narapidana bisa memperoleh rasa percaya diri yang sehat dengan berparade di depan narapidana lain di atas catwalk berkarpet merah hasil improvisasi. Ini baik untuk hidup mereka setelah meninggalkan penjara, kata para narapidana.
Foto: Reuters/P. Olivares
"Jiwa saya terbebas"
Tahun ini, yang jadi juara satu adalah Mayana Alves (kanan). Hadiahnya diserahkan oleh pemenang kontes tahun lalu, yang diperbolehkan lagi naik catwalk untuk tujuan itu. "Di saat seperti ini, saya tidak merasa ada di penjara," kata Michelle Rangel (kiri), yang berusia 28 tahun. "Jiwa saya terbebas," katanya.
Foto: Reuters/P. Olivares
Pelukan sang ibu
Pemenang pertama tahun ini, Mayana Alves, menunjukkan sejumlah tato di tubuhnya. "Tentu saya lebih suka kalau bisa bebas. Tapi saya akan membawa hadiah ini jika bebas nanti." Baginya yang terpenting adalah, ibunya boleh hadir saat kontes diadakan.
Foto: picture-alliance/AP Images/S. Izquierdo
Pemenangnya semua orang
Hadiah pertama memang jadi sesuatu yang istimewa dan sedikit kenikmatan di dalam tembok penjara. Tapi semua finalis mendapat keuntungan karena berpartisipasi. Karena klimaksnya adalah pertemuan dengan keluarga dan teman setelah acara berakhir. Rossana Goncalves bisa bertemu dengan empat dari lima anaknya lagi. Penulis: Nicolas Martin (ml/hp)
Foto: picture-alliance/AP Photo/S. Izquierdo
8 foto1 | 8
Bengkel pembuatan furnitur ini cukup luas yaitu 5000 meter persegi. Aroma kayu mindi merebak begitu kuat, kadang membuat nafas sesak. Partikel serbuk kayu memerihkan mata. Ketika saya berada di sana, ratusan bangku berwarna putih terbuat dari kayu mindi sedang dikemas untuk dikirimkan ke Rotterdam, suatu tempat yang begitu jauh dan mungkin tak akan pernah dijejaki para perajinnya di Porong.
Selain furnitur ada sejumlah produk lapas lainnya yang sudah melanglang buana, seperti bola kaki, garmen, dan bulu mata. Program kerja seperti ini bisa terwujud karena kerjasama antara lapas dengan pihak ketiga yang menggunakan jasa para napi.
Program pembinaan seperti inilah yang dipandang ideal oleh Evy. Evy yang memiliki latar belakang bisnis menemukan betapa banyak potensi dari lapas yang belum teroptimalkan, bahkan cenderung tersia-sia.
Menurut Evy, sebenarnya semua pihak bisa mendapatkan keuntungan. Pihak lapas memiliki program pembinaan yang efektif untuk napi. "Napi yang sudah mempergunakan waktu dan tenaga mereka secara produktif, tidak akan terpikirkan untuk bandel atau berbuat yang aneh-aneh. Otomatis lapas juga jadi lebih aman,” ujar Evy.
Penyiksaan Oleh CIA
Kamp Militer Guantanamo di Kuba dan Penjara Abu Ghraib di Irak adalah dua sinonim untuk aksi penyiksaan sistematis tahanan oleh CIA. Juga terdapat sejumlah penjara rahasia lain di berbagai negara untuk aksi penyiksaan.
Foto: picture alliance/dpa
Camp Delta Guantanamo
Penjara Militer Camp Delta Guantanamo adalah tempat penahanan tersangka teroris dengan reputasi terburuk sedunia. Ratusan tahanan tanpa proses pengadilan dijebloskan ke penjara. Presiden Barack Obama berjanji menutupnya pada masa jabatan pertama, tapi hingga kini gagal. Sejumlah tahanan kini disebar ke seluruh dunia ke negara yang bersedia menampung bekas tahanan yang tidak jelas kesalahannya.
Foto: dapd
Tahanan Guantanamo
Tahanan tersangka teroris dengan seragam penjara warna oranye tidak mendapatkan hak-haknya sebagai tahanan perang. Mereka juga tidak diproses sesuai hukum internasional. Alasannya mereka adalah milisi tempur yang tidak berseragam dan tidak jelas kesatuannya. Kebanyakan diciduk dari Irak, Afghanistan dan kawasan Timur Tengah.
Foto: picture alliance/dpa
Water Boarding
Cara penyiksaan CIA yang paling brutal dikenal dengan sebutan Water Boarding. Tahanan dikondisikan seolah-olah akan mati tenggelam dalam air. Cara penyiksaan itu diperagakan dalam aksi protes di Manhattan AS. Mantan Presiden George W.Bush menyatakan cara itu bukan penyiksaan melainkan interogasi secara keras.
Foto: AP
Penjara Abu Ghraib Bagdad
Penjara Abu Ghraib di ibukota Irak, Bagdad menjadi simbol bagi aksi penyiksaan CIA dalam perang melawan terorisme pasca serangan 11 September 2001. Puluhan tahanan dilecehkan martabatnya dan diperlakukan lebih buruk dari hewan. Sebagai konsekuensinya, hanya pelaku berpangkat rendah yang dihukum ringan di AS, dengan tuduhan melakukan kesalahan prosedur.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Gambar Penyiksaan Mendunia
Gambar tahanan Abu Ghraib yang disuruh berdiri di atas sebuah peti, kepalanya ditutupi kantung kain dan kedua tangannya dihubungkan ke kabel listrik dengan cepat menyebar ke seluruh dunia, setelah televisi CBS menayangkan program berdurasi satu jam April 2004. Foto-foto penyiksaan lebih brutal dan sadis menyusul dibocorkan beberapa hari kemudian.
Foto: picture-alliance/dpa
Bagram Afghanistan
Penjara rahasia CIA yang juga terkenal dengan praktik penyiksaannya adalah yang berlokasi di pangkalan militer Bagram, Afghanistan. Organisasi pembela hak asasi menjulukinya “Guantanamo di Afghanistan.” Di penjara militer di utara Kabul itu dalam satu kurun waktu, ditahan hingga lebih 600 orang yang dituduh sebagai teroris dan ditangkap militer Amerika Serikat.
Foto: Getty Images
Penjara Rahasia di Eropa
Sebuah bangunan bekas sekolah menunggang kuda di Antaviliai, Lithuania, 20 kilometer di luar ibukota Vilnius, diduga keras merupakan penjara rahasia CIA. Di sini disebutkan dilakukan penyiksaan tahanan tersangka teroris Al Qaida. Selain di Lithuania, CIA dilaporkan punya penjara rahasia di Rumania dan Polandia, dua negara lain anggota Uni Eropa.
Foto: AP
7 foto1 | 7
Pihak swasta berpeluang mendapatkan tenaga kerja yang selalu tersedia, tidak bisa mengajukan cuti ataupun mogok kerja sebagaimana pekerja di luar penjara. Sedangkan para napi mendapatkan aktivitas rutin, keterampilan baru, dan honor. Napi yang bekerja di bengkel furnitur di Lapas Porong bahkan mendapatkan surat keterangan kerja yang akan diberikan saat mereka bebas. Surat rekomendasi itu bisa mereka gunakan sebagai bekal mencari pekerjaan di luar lapas.
Kementerian Hukum dan HAM kini tengah gencar mengembangkan gagasan membangun lapas industri yaitu mengubah citra lapas konsumtif – beban negara—menjadi lapas produktif. Februari 2017 lalu, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly meluncurkan penetapan dan pembangunan sepuluh lapas industri di Jawa Barat dengan berbagai varian industri antara lain manufacturing, percetakan, olahan makanan, dan penggemukan sapi.
Menkumham berharap dengan adanya industri di lapas dapat menarik perhatian pihak ketiga untuk bekerja sama dalam membantu pengadaan bahan baku sekaligus pemasaran terhadap hasil karya narapidana. Program lapas industri sudah dilakukan di negara maju seperti Australia, penjara dikelola secara profesional tak ubahnya seperti pabrik modern, tentu dengan sejumlah penyesuaian.
Polisi PNG Sapu Bersih Pusat Penampungan di Pulau Manus
Ratusan pencari suaka menolak meninggalkan fasilitas penahanan milik Australia di Pulau Manus karena khawatir akan keamanan mereka. Polisi PNG kini memasuki kamp untuk 'mengusir' mereka.
Foto: Reuters/D. Gray
Kosongkan pulau
Mulai 31 Oktober 2017 seharusnya sudah tidak ada lagi penghuni di Pulau Manus Papua Nugini (PNG), sesuai keputusan pengadilan. Namun ratusan orang masih tetap bertahan hingga Kamis (23/11) pagi, Kepala Inspektur Polisi Dominic Kakas menyebutkan 50 polisi dan petugas imigrasi memasuki pusat penahanan untuk mengevakuasi para pengungsi yang tersisa.
Foto: Reuters/AAP
Polisi: bukan penggerebekan
"Tidak ada razia atau penggerebekan. Yang sedang berlangsung adalah negosiasi dengan para pengungsi," ujar Kakas kepada AP. "Ini bukanlah proses penggusuran. Kami memberitahukan mereka untuk pindah karena tersedia air, makanan dan penampungan yang layak di seberang sana."
Foto: Reuters/AAP//Refugee Action
Pencari Suaka: makanan dan air kami dirampas
Penghuni kamp di Pulau Manus mengklaim bahwa aparat kembali menggasak persediaan darurat milik pengungsi. "Mereka memorak-porandakan makanan kami dan merusak tempat tinggal kami. Mereka juga merusak tangki air kami," ungkap salah seorang pencari suaka kepada Reuters.
Foto: Reuters/AAP
Jatuh tempo
Batas waktu untuk mengosongkan kamp tersebut telah berlalu, namun aparat tidak mengambil tindakan apapun hingga November. Persediaan makanan, air dan listrik telah dihentikan sejak Pulau Manus resmi ditutup pada 31 Oktober lalu. Untuk mendesak para pengungsi meninggalkan kamp, kini polisi mengosongkan tangki air dan memindahkan tempat penampungan.
Foto: Reuters/AAP
PBB: krisis kemanusiaan
Kelompok Advokasi Pusat Pencari Suaka (ASRC) mencatat lebih dari 150 pria yang berada di pusat penahanan tersebut sedang sakit dan tidak memiliki akses terhadap obar-obatan maupun P3K. Sebelumnya PBB menggambarkan kondisi di Manus sebagai "krisis kemanusiaan tanpa kejelasan", dan mendesak pemerintah Australia untuk segera mengambil tindakan demi mencegah bencana kemanusiaan.
Foto: Reuters/AAP
Sejarah kelam
Pusat penahanan pengungsi diselimuti sejarah kelam yang sarat kekerasaan. Pencari suaka asal Iran, Reza Berati terbunuh — dan sekitar 69 pencari suaka turut terluka — ketika razia berlangsung tahun 2014. Dua warga lokal, seorang penjaga keamanan dan pengawai lembaga kemanusian 'Salvation army' dihukum akibat insiden ini.
Foto: Reuters/Thanus
Para pencari suaka
Pencari suaka ke Austaralia umumnya warga Afganistan, Sri Lanka, Iran dan Irak yang kerap datang menggunakan kapal nelayan dari Indonesia menuju Pulau Christmas di Australia. Mereka yang datang akan ditahan untuk diproses. Jika diakui sebagai penggungsi maka mereka akan di tempatkan di kamp-kamp yang terletak di PNG seperti di Pulau Manus dan Nauru, bukan Australia.
Pusat penahanan ditutup karena pengadilan PNG memutuskan bahwa fasilitas penahanan tersebut tidak sesuai konstitusi dan rencananya akan dikembalikan kepada PNG. Sebagai alternatif, tiga lokasi akomodasi yang baru disiapkan di kota Lorengau, PNG, seperti terlihat pada gambar di atas.
Foto: Reuters/AAP
Para demonstran: keadilan untuk pengungsi
Kebijakan imigrasi Australia yang keras menuai protes dari dalam & luar negeri. PM Australia Malcolm Turnbull mengkritik agar pengungsi di Manus tidak mengambil kesempatan mencari suaka. "Mereka pikir... dengan cara ini mereka bisa menekan pemerintah untuk menerima mereka di Australia. Kami tidak akan ditekan. Kami tidak akan melonggarkan imigrasi kepada penyelundup." (Ajit Niranjan/Ed:ts/hp)
Foto: Reuters/AAP/J. Castro
9 foto1 | 9
Berapa lamakah kita akan dapat mencapai visi lapas industri tersebut?
Sulit untuk diperkirakan. Dari fakta yang saya amati di lapangan, saya berkesimpulan mungkin masih akan cukup panjang perjalanan menuju ke sana, selama belum ada terobosan baru dalam mengatasi persoalan lembaga pemasyarakatan di Indonesia.
Saat ini belum ada standar yang berlaku untuk lapas di seluruh Indonesia, sehingga masing-masing lapas memiliki kebijakan yang berbeda-beda dalam program pembinaan mereka. Yang saya perhatikan program dan sistem yang berlaku di setiap lapas masih sangat bergantung pada kepala lapas dan petugas. Hal ini menjadikan program pembinaan kurang berkesinambungan dan menjadi kurang efektif, karena ketika pejabat yang bersangkutan dirotasi, pejabat setelahnya belum tentu akan melanjutkan kebijakan yang mereka tetapkan.
Jika membayangkan lapas sebagai basis produksi pun sebetulnya masih cukup jauh, karena ketersediaan produk tidak selalu stabil, bergantung pada berbagai faktor. Tenaga kerja adalah napi yang berada di sana hanya sesuai masa hukuman masing-masing dan pergantian orang yang mengerjakan bisa membuat mutu tidak merata. Napi pun tidak selalu berada dalam kondisi mental yang siap melakukan pekerjaan sehingga tingkat produktivitas tidak stabil. Persoalannya lainnya adalah ketersediaan bahan baku juga fasilitas penjara yang terbatas.
Dari Sidik Jari ke Data Biometris
125 tahun lalu, pakar kriminologi mendata secara sistematis sidik jari narapidana. Sekarang, berbagai data informasi biometrik bisa disimpan polisi. Antara lain: DNA, data suara, gambar dan data lain.
Foto: arfo - Fotolia.com
Standar Forensik Modern Berlaku 125 Tahun
1891, pakar kriminologi Argentina Juan Vucetich yang lahir di Kroasia mulai membangun arsip sidik jari bergaya modern. Sejak saat itu, sidik jari jadi salah satu bukti utama untuk menjatuhkan vonis terhadap kriminal. Foto: seorang polisi menabur abu spesial pada pegangan pintu apartemen yang dirampok. Setelahnya sidik jari bisa tampak.
Foto: picture-alliance/dpa
Mendata dan Membandingkan Sidik Jari
Polisi kemudian menggunakan semacam lembar plastik berperekat untuk mengambil sidik jari. Setelah itu lembar plastik ditempel pada kertas. Di masa lalu, membandingkan sidik jari sangat rumit. Polisi harus membandingkan sidik jari satu per satu dengan sidik jari orang-orang yang termasuk tersangka. Sekarang itu dilakukan komputer.
Foto: picture-alliance/dpa
Tidak Perlu Tinta
Mengambil sidik jari dulu rumit, karena menggunakan tinta yang juga menyebabkan kotornya tangan. Jaman sekarang, pemindai sudah mengakhiri masalah tinta. Dan datanya bisa segera dikirim ke pusat data dan diubah jadi data biometris.
Foto: picture alliance/dpa/P. Endig
Sidik Jari Bentuk Identitas
Komputer mengidentifikasi ciri spesial dalam pola sidik jari. Di antaranya: percabangan pada garis-garis sidik jari serta pusat putaran sidik jari. Sidik jari unik bagi tiap orang, juga pada kembar identis.
Foto: itestro/Fotolia.com
Membantu Saat Pemilu
Manipulasi tidak bisa dilakukan! Di sini, aparat berwenang menggunakan pemindai sidik jari dalam pemilu di Nigeria. Dengan cara ini, orang yang memberikan suara dipastikan memang terdaftar, dan hanya memberikan suara sekali.
Foto: APC Presidential Campaign Organisation
Siapa Masuk Eropa dan Di Mana
Ini adalah pertanyaan penting untuk badan berwenang, yang harus memutuskan pemberian status peminta suaka dan pengungsi. Di Uni Eropa, semua imigran harus didata sidik jarinya di pos pertama yang dilalui untuk masih Eropa. Tentu saja syaratnya, polisi di lokasi itu harus punya alat pemindai.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Weigel
Jaga Data Pribadi
Banyak ponsel pintar kini dilengkapi dengan piranti lunak untuk mengenali sidik jari. Sehingga hanya pemiliknya yang bisa menggunakan. Jika ponsel dicuri, tidak ada data yang bisa diperoleh pencuri. Selain itu, Anjungan Tunai Mandiri (ATM) juga ada yang sudah dilengkapi pengenalan sidik jari.
Foto: picture-alliance/dpa Themendienst
Jika Komputer Mengenali Wajah
Piranti lunak pengenalan wajah yang menggunakan data biometris juga sudah sangat maju. Dengannya mengidentifikasi tersangka di antara kerumunan banyak orang bisa dilakukan, lewat gambar yang dikirim kamera pengawas. Juga layanan internet dan pemilik komputer pribadi semakin menggunakan piranti lunak pengenal wajah untuk menempatkan nama orang misalnya pada foto dari waktu liburan.
Foto: picture-alliance/dpa
Membuktikan Tidak Bersalah
Baiknya pula, bukan hanya kriminal yang bisa diidentifikasikan dengan data biometris. Banyak orang tak bersalah bisa dibebaskan dari hukuman lewat identifikasi ini. Untuk banyak orang, teknologi sudah menyelamatkan nyawa. Kirk Bloodsworth (foto) sudah dijatuhi vonis mati sembilan tahun lalu. US Innovence Project gunaan bukti DNA, dan sudah membebaskan lebih dari 100 orang dari vonis salah.
Foto: picture-alliance/dpa
Keluarga Korban Dapat Kejelasan
Ujian terbesar bagi pembuktian lewat DNA adalah dalam kasus pembantaian di Srebrenica. Jenasah yang dikeluarkan dari kuburan masal diidentifikasikan dengan teknik DNA ini. Mereka kemudian dikebumikan lagi oleh keluarga. Foto: Ema Hasanovic memberikan penghormatan terakhir kepada pamannya.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Emric
Data Biometris pada Telefon dan Komputer
Dalam suara orang juga ada informasi biometrik dan data digital lain. Piranti lunak pengenal suara, misalnya, bisa mengenali suara orang yang mengancam lewat telefon, karena suara manusia juga unik. Di samping itu, pengguna internet juga meninggalkan berbagai jejak digital, yang memberikan indikasi siapa kita sebenarnya.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Warmuth (
11 foto1 | 11
Apa yang terjadi di satu lapas juga belum tentu bisa diterapkan di lapas lainnya, karena setiap lapas memiliki luas lahan, potensi dan tantangan lingkungan yang berbeda-beda. Artinya dibutuhkan pemetaan yang menyeluruh mengenai potensi lapas di setiap daerah, dan itu pun bukan persoalan yang mudah. Belum lagi memetakan potensi napi di dalam lapas tersebut yang juga sangat beragam. Dengan isu kelebihan kapasitas dan penambahan 2000 napi baru setiap bulannya (data Januari 2018), lapas akan kesulitan untuk membenahi sistem dan mewujudkan program pembinaan napi yang lebih baik.
Mimpi mewujudkan lapas industri merupakan sesuatu yang patut dituju. Meskipun saat ini, aktivitas berkarya para napi—sebagus apapun itu-- kebanyakan masih sebatas upaya untuk membunuh waktu.
Penulis: Feby Indirani (ap/vlz) adalah penulis sejumlah buku fiksi dan nonfiksi. Ia menginisiasi gerakan Relaksasi Beragama (Relax, It's Just Religion).Buku terbarunya adalah Bukan Perawan Maria (Pabrikultur, 2017), 69 things to be Grateful about being Single (GPU, 2017) dan Made in Prison (KPG, 2017)
@FebyIndirani
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWnesia menjadi tanggung jawab penulis.
Hidup di Liang Nuklir Fukushima
Fukushima, kini yang tersisa adalah sebuah kota hantu. Tapi sebagian penduduk bersikeras bertahan di kawasan beracun itu
Foto: Getty Images/K.Ishii
Petaka Dari Laut
Awalnya adalah gempa bumi berkekuatan 9.0 pada skala richter. Disusul gelombang Tsunami dahsyat yang meluluhlantakkan kawasan selatan Jepang dan memicu petaka nuklir yang mengakhibatkan hampir 100.000 penduduk meninggalkan rumah masing-masing.
Foto: Getty Images/C.Furlong
Kematian di Udara
Yang kemudian tersisa adalah kota hantu tak bertuan di kawasan yang terkontaminasi elemen radioaktif. Seakan iblis mematikan sedang mencekam seisi kota dan desa. Karena betapapun kokohnya bangunan dan infrastruktur kota bertahan dari gempa lima tahun silam, kematian tidak datang dari laut atau perut Bumi, melainkan menggelayut di udara yang beracun.
Foto: Getty Images/C.Furlong
Hidup Setelah Bencana
Tidak sedikit penduduk berusaha bertahan di wilayah yang terkontaminasi zat radioaktif, sebagian yang diungsikan bahkan kembali ke kediamannya masing-masing. Sawah kembali diairi, transportasi umum kembali berjalan dan sekolah-sekolah dibuka. Pria tua bernama Kano ini hidup dengan tumpukan tanah yang terpapar zat radioaktif dan seadanya ditutup dengan terpal berwarna biru.
Foto: Bertram Schiller
Di Liang Nuklir Fukushima
Sebanyak 260 kota dan desa sejatinya dinyatakan tertutup oleh pemerintah Jepang lantaran terkontaminasi elemen radioaktif. Kini, lima tahun berselang, beberapa diantaranya kembali dihuni penduduk, seperti seorang ibu di Prefektur Namie Machi ini. Kota yang dulu berpopulasi 21.000 penduduk itu kini menjadi kota hantu.
Foto: Bertram Schiller
Perang Tak Berkesudahan
Pemerintah Jepang hingga kini masih berupaya memerangi dampak bencana nuklir lima tahun silam. Sebanyak 8000 petugas hidup di kawasan bencana buat membebaskan Fukushima dari hantu cemaran nuklir yang masih bergentayangan. Tidak jelas sampai kapan mereka harus bertahan di wilayah tercemar berat radioaktif tersebut.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Robichon
Tanah Beracun
Ratusan ribu meter kubik tanah yang terkontaminasi dikumpulkan di dalam kantung hitam. Saat ini belum ada rencana bagaimana membersihkan tanah tersebut. Pemerintah Jepang beberapa tahun silam membeli lahan seluas 500 ratus hektar untuk menyimpan tanah yang terpapar zat radioaktif.
Foto: Bertram Schiller
Dampak Panjang Bencana Nuklir
Program pembersihan Fukushima yang dicanangkan pemerintah Jepang akan berlangsung hingga 50 tahun dan menelan biaya puluhan miliar US Dollar. Namun baru-baru ini Badan Regulasi Nuklir Jepang memperkirakan upaya pembersihan akan berlangsung hingga 80 tahun.