Sebagian besar negara di dunia tidak siap menghadapi krisis air, seperti banjir dan kekeringan yang diperkirakan akan memburuk seiring perubahan iklim, kata laporan terbaru badan meteorologi PBB, WMO.
Iklan
Pengelolaan air global saat ini masih "terpecah-pecah dan tidak memadai,'' kata laporan Organisasi Meteorologi Dunia WMO yang dirilis hari Selasa (5/10). Hampir 60% dari 101 negara yang disurvei membutuhkan sistem prakiraan yang lebih baik yang dapat membantu mencegah kerusakan akibat cuaca buruk dan banjir.
Seiring pertumbuhan populasi, jumlah orang dengan akses yang tidak memadai ke air bersih juga diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 5 miliar pada tahun 2050, dari 3,6 miliar pada tahun 2018, kata laporan itu.
Di antara tindakan yang direkomendasikan oleh World Meteorological Organization (WMO) adalah sistem peringatan yang lebih baik untuk daerah rawan banjir dan kekeringan. Sistem peringatan harus dapat mengidentifikasi, misalnya, kapan sungai diperkirakan akan meluap. Pendanaan dan koordinasi yang lebih baik di antara negara-negara dalam pengelolaan air juga diperlukan, kata laporan itu selanjutnya.
"Kita harus bangun untuk menghadapi krisis air yang mengancam," kata Petteri Taalas, Sekretaris Jenderal WMO.
Bencana banjir secara global meningkat
Laporan tersebut mengemukakan, sejak tahun 2000 bencana terkait banjir secara global meningkat 134% dibandingkan dengan dua dekade sebelumnya. Sebagian besar kematian dan kerugian ekonomi terkait banjir terjadi di Asia, di mana curah hujan ekstrem menyebabkan banjir besar di Cina, India, Indonesia, Jepang, Nepal, dan Pakistan pada tahun lalu.
Iklan
Frekuensi bencana terkait kekeringan naik 29% selama periode yang sama. Negara-negara Afrika mencatat kematian paling banyak terkait kekeringan. Kerugian ekonomi paling parah akibat kekeringan terjadi di Amerika Utara, Asia dan Karibia, kata laporan itu.
Secara global, laporan tersebut menemukan 25% dari semua kota sudah mengalami kekurangan air secara berkala. Selama dua dekade terakhir, pasokan gabungan dari sumber air permukaan, air tanah, dan air yang ditemukan di dalam tanah, salju, dan es di planet ini telah menurun sampai 1 sentimeter per tahun.
Inilah Penampakan Banjir Mematikan yang Melanda Jerman
Sedikitnya 103 orang tewas dan puluhan lainnya hilang dalam bencana banjir besar yang melanda sebagian besar wilayah barat Jerman.
Foto: Christoph Reichwein/TNN/dpa/picture alliance
Sekitar 1.300 orang tidak diketahui keberadaannya
Petugas penyelamat di kota Bad Neuenahr memperkirakan sekitar 1.300 orang masih belum ditemukan dalam bencana banjir yang melanda Jerman di bagian barat. Putusnya jaringan komunikasi jadi salah satu kendala. Lebih dari 1.000 petugas layanan darurat telah dikerahkan di wilayah ini, termasuk pemadam kebakaran, polisi, dan angkatan bersenjata.
Foto: Thomas Frey/dpa/picture alliance
Banyak bangunan rumah rusak, penghuni terjebak
Sedikitnya 18 orang tewas di wilayah Bad Neuenahr-Ahrweiler, dan sekitar 50 orang terjebak di atap rumah mereka menunggu dievakuasi. Sedikitnya enam rumah di desa Schuld rusak parah. "Banyak orang dilaporkan hilang," kata pihak berwenang. Schuld terletak di Eifel, wilayah pegunungan di barat daya Köln.
Foto: Christoph Reichwein/TNN/dpa/picture alliance
Akses jalan terputus
Lalu lintas kendaraan di beberapa bagian barat Jerman terganggu karena akses jalan terputus akibat banjir. Sementara itu, koneksi kereta dihentikan di sebagian besar wilayah Nordrhein-Westfalen (NRW), negara bagian terpadat di Jerman. Perdana Menteri NRW Armin Laschet, yang mencalonkan diri menggantikan Angela Merkel sebagai kanselir dalam pemilu Jerman, mengunjungi wilayah yang dilanda banjir.
Foto: Thomas Frey/dpa/picture alliance
Air di bendungan terancam meluap
Bendungan di seluruh wilayah telah mencapai kapasitasnya dan terancam meluap di tengah curah hujan yang sangat besar. Polisi mengatakan empat orang tewas dalam insiden terpisah setelah ruang bawah tanah mereka terendam banjir di Köln, Kamen, dan Wuppertal.
Foto: Fabian Strauch/dpa/picture alliance
Petugas penyelamat melawan bahaya
Seorang petugas pemadam kebakaran tenggelam pada Rabu (14/07) saat berupaya melakukan evakuasi di kota Altena, Jerman bagian barat. Seorang petugas lainnya juga dilaporkan tewas dalam operas SAR di pembangkit listrik di Werdohl-Elverlingsen.
Foto: Harald Tittel/dpa/picture alliance
Putusnya jaringan komunikasi menghambat operasi penyelamatan
Operasi penyelamatan terhambat oleh putusnya jaringan telepon dan internet di sebagian wilayah Euskirchen, salah satu wilayah yang paling parah dilanda banjir. Di barat daya kota Köln, pihak berwenang di wilayah Euskirchen melaporkan sedikitnya delapan orang tewas.
Foto: Gianni Gattus/TNN/dpa/picture alliance
Pasukan militer dikerahkan
Tentara Jerman tiba di lokasi di negara bagian Rheinland-Pfalz dan Nordrhein-Westfalen pada Kamis (15/07) sebagai bagian dari operasi penyelamatan. Perdana Menteri negara bagian Rheinland-Pfalz Malu Dreyer telah memerintahkan semua gedung pemerintahan untuk mengibarkan bendera setengah tiang guna mengenang para korban banjir. (rap/ae)
Foto: Abdulhamid Hosbas/AA/picture alliance
7 foto1 | 7
Pertambahan populasi bisa picu krisis air
"Pertumbuhan penduduk yang pesat akan semakin membebani pasokan air, khususnya di sub-Sahara Afrika", kata Elfatih Eltahir, seorang profesor hidrologi dan iklim di Massachusetts Institute of Technology.
"Ketersediaan air pada populasi yang meningkat akan menentukan, di mana adaptasi air bakal cukup mendesak,” katanya.
Meskipun ada sejumlah kemajuan dalam beberapa tahun terakhir, laporan tersebut menyimpulkan, jika tidak ada perbaikan 107 negara tidak akan bisa memenuhi target pengelolaan pasokan dan akses air secara berkelanjutan pada tahun 2030.