Krisis Iklim Berdampak pada Kubis, Selamat Tinggal Kimchi?
3 September 2024
Kimchi yang dikenal sebagai panganan khas Korea Selatan kini berada dalam ancaman. Krisis iklim telah memengaruhi produksi kubis napa yang tumbuh di negeri ginseng ini.
Kubis Cina atau yang dikenal juga sebagai kubis napa tumbuh subur di iklim yang lebih dingin, dan biasanya ditanam di daerah pegunungan di mana suhu selama musim panas yang krusial jarang melampaui 25 derajat Celsius.
Studi menunjukkan bahwa cuaca yang lebih hangat akibat krisis iklim mengancam tanaman ini sehingga kemungkinan suatu hari nanti Korea Selatan tidak lagi dapat menanam kubis napa karena panas yang semakin intens.
"Kami berharap prediksi ini tidak terjadi," kata ahli patologi tanaman dan virologis Lee Young-gyu.
"Kubis tumbuh di iklim dingin dan beradaptasi dengan kisaran suhu yang sangat sempit," kata Lee. "Suhu optimalnya adalah antara 18 hingga 21 derajat Celsius."
Di ladang dan di dapur, baik komersial maupun rumah tangga, petani dan pembuat kimchi sudah merasakan perubahan ini.
10 Tips Wisata ke Korea Selatan
Dengan perpaduan antara teknologi tinggi dan tradisi, Korea Selatan selalu menarik untuk dikunjungi - dan bukan hanya karena saat ini ada Olimpiade Musim Dingin.
Foto: picture-alliance/Augenklick/Kunz
Pyeongchang
Di Pegunungan Taebaek di pantai timur Korea Selatan ada banyak area untuk ski dan snowboarding. Dari 9-25 Februari, Pyeongchang menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2018. Inilah kali kedua, Korea Selatan menjadi tuan rumah Olimpiade, setelah Olimpiade Musim Panas 1988.
Foto: picture alliance/YNA/Air Force
Seoul
Kota metropolitan Seoul, ibukota yang dinamis dengan sekitar 10 juta penduduk. Atraksi terbarunya adalah High-Line-Park Seoullo 7017 - jembatan layang yang sekarang berfungsi sebagai daerah perkotaan dengan restoran, kafe dan ruang pameran. Tapi di Seoul ada juga kawasan bersejarah, seperti di distrik Hanok dengan rumah-rumah tradisional dan istana Dinasti Joseon.
Foto: picture alliance/Yonhap
Kuil Bulguksa
Seni arsitektur Budha bisa dikagumi di kuil-kuil yang tak terhitung banyaknya. Kuil Bulguksa terletak di Gyeongju. Kompleks dengan pagoda khasnya ini terdaftar sebagai Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO sejak 1995. Bulguksa dan kuil-kuil Budha lainnya berpartisipasi dalam program Templestay - yang membuka kesempatan bagi pendatang untuk tinggal dan bermeditasi dengan para biksu.
Foto: picture alliance/robertharding/M. Runkel
Busan
Kota pelabuhan Busan di tenggara adalah kota kedua terpadat Korea Selatan setelah Seoul. Terkenal dengan pantainya dan Festival Film Internasional Busan (BIFF) yang diselenggarakan setiap tahun. BIFF adalah salah satu festival film paling terkenal di Asia.
Foto: picture alliance/Yonhap
Taman Nasional Seoraksan
Taman nasional ini menarik wisatawan sepanjang tahun, namun sesi utamanya adalah pada musim gugur. Karena pada musim ini warna-warna di daerah itu dianggap paling indah di Korea. Hutan merah dan kuning menyebar diantara gunung-gunung kecil. Di jalur yang ditandai dengan baik, pengunjung dapat mendaki Puncak Daecheongbong, yang tingginya 1.708 meter.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Gilbert
Zona Demiliterisasi
Mereka yang ingin lebih mendalami sejarah Korea harus mengunjungi Panmunjeom di Zona Demiliterisasi di perbatasan antara kedua negara Korea. Garis demarkasi, yang menjadi perbatasan antara Korea Utara dan Selatan, benar-benar ada di tengah barak biru ini. Barak itu bisa diakses oleh pengunjung dari kedua belah pihak secara bergantian.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Kalker
Pulau Jeju
Pantai Korea Selatan penuh dengan pulau-pulau kecil. Yang terbesar adalah pulau vulkanik Jeju, yang juga merupakan situs Warisan Budaya Dunia UNESCO. Di sini ada tradisi penyelam perempuan, Haenyeo, yang berburu cumi, bulu babi dan kerang di sepanjang pantai. Para penyelam yang terlatih ini tidak memerlukan alat bantu selam seperti tabung oksigen.
Foto: picture alliance/Yonhap
Pasar Umum Hongdae
Kebanyakan kawasan belanja di Seoul menyediakan berbagai pilihan barang elektronik, pakaian dan kosmetik. Tapi di pasar umum Hongdae, para siswa sekolah seni menjual kreasi mereka setiap akhir pekan. Yang senang shopping ke mal sebaiknya berkunjung ke Shinsegae Center di Busan - salah satu mal terbesar dunia dengan 14 lantai.
Pemandian tradisional yang dinamakan Jjimjilbang adalah tempat yang populer untuk bersantai bagi banyak warga Korea. Pemandian ini buka 24 jam sehari, dilengkapi dengan bilik-bilik sauna dan mandi uap. Ada juga layanan perawatan pijat dan kebugaran. Biasanya tempat-tempat ini juga menawarkan tempat untuk menginap.
Foto: Wikipedia/Korean Culture and Information Service
Kimchi and makanan khas lainnya
Makanan Korea sangat bervariasi dan sehat. Hidangan yang paling umum ditawarkan di warung jalanan atau di restoran adalah Kimchi dan variasi nasi dan sup. Ada juga Barbecue Korea dengan daging, ikan dan kerang. Semuanya disajikan di atas meja kecil. Kalau semua telah terhidang dan siap disantap, katakanlah: "Jal meokkesseumnida"! (Selamat makan!) Teks: Lina Elter (hp/yf)
Foto: picture alliance/AP Photo/Ahn Young-joon
10 foto1 | 10
Lahan pertanian yang terus menyusut
Kimchi dibuat dari beragam sayuran, seperti lobak, mentimun, dan daun bawang, tetapi hidangan yang paling populer tetaplah kimchi berbahan dasar kubis.
Iklan
Menjelaskan dampak suhu yang lebih tinggi pada sayuran tersebut, Lee Ha-yeon, yang memegang gelar Master Kimchi dari Kementerian Pertanian, mengatakan bahwa inti kubis "rusak, dan akarnya menjadi lembek".
"Jika ini terus berlanjut, maka di musim panas kami mungkin harus berhenti mengonsumsi kimchi kubis," kata Lee, yang gelarnya mencerminkan kontribusinya pada budaya makanan.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Data dari badan statistik pemerintah menunjukkan bahwa luas lahan pertanian kubis di dataran tinggi tahun lalu kurang dari setengah dibanding 20 tahun yang lalu. Saat ini Korea Selatan memiliki sekitar 3.995 hektare kebun pertanian kubis, padahal dua dekade lalu negara ini memiliki 8.796 hektare.
Menurut Badan Pengembangan Pedesaan, sebuah lembaga think tank pertanian milik negara, skenario krisis iklim memproyeksikan area pertanian akan menyusut secara dramatis dalam 25 tahun ke depan menjadi hanya 44 hektare, dengan tidak ada kubis yang ditanam di dataran tinggi pada 2090.
Para peneliti menyebutkan suhu yang lebih tinggi, hujan lebat yang tidak terduga, dan hama yang menjadi lebih sulit dikendalikan pada musim panas yang lebih hangat dan lebih lama sebagai penyebab penyusutan tanaman ini.
Infeksi jamur yang membuat tanaman layu juga menjadi masalah bagi para petani karena baru terlihat jelas saat mendekati panen.
Tantangan krisis iklim dan impor bahan pangan
Krisis iklim menambah tantangan yang dihadapi industri kimchi Korea Selatan, yang sudah berjuang melawan impor yang lebih murah dari Cina, yang sebagian besar disajikan di restoran.
Data bea cukai yang dirilis pada hari Senin (02/09) menunjukkan bahwa impor kimchi hingga akhir Juli tahun ini naik 6,9 persen menjadi US$98,5 juta (sekitar Rp1,53 triliun), hampir semuanya dari Cina dan merupakan jumlah tertinggi yang pernah ada untuk periode tersebut.
Sejauh ini, pemerintah mengandalkan penyimpanan dalam suhu terkontrol untuk mencegah lonjakan harga dan kekurangan stok. Para ilmuwan juga berlomba mengembangkan varietas tanaman yang dapat tumbuh di iklim yang lebih hangat dan lebih tahan terhadap fluktuasi besar dalam curah hujan dan infeksi.
Namun, petani seperti Kim Si-gap, yang telah bekerja di ladang kubis di wilayah timur Gangneung sepanjang hidupnya, khawatir varietas ini akan lebih mahal untuk ditanam dan tidak akan memiliki rasa yang sama.
"Ketika kami melihat laporan bahwa akan datang waktu di Korea ketika kami tidak bisa lagi menanam kubis, itu mengejutkan di satu sisi dan juga menyedihkan di sisi lain," papar lelaki 71 tahun itu.
"Kimchi adalah sesuatu yang harus ada di meja. Apa yang akan kami lakukan jika ini terjadi?"