1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Krisis Irlandia Ancam Seluruh Uni Eropa

23 November 2010

Uni Eropa sebetulnya tidak menolong Irlandia, melainkan perbankannya yang bobrok yang berhutang amat banyak. Krisis Irlandia kini juga mengancam menyebar ke seluruh Uni Eropa.

Kepala berita di koran Irlandia menyoroti krisis keuangan dan posisi pemerintahan PM Brian Cowen.Foto: AP


Krisis keuangan di Irlandia tetap menjadi sorotan dalam tajuk harian-harian internasional.

Harian Perancis Liberation yang terbit di Paris dalam tajuknya berkomentar : Irlandia yang sebelumnya menjadi surga pajak, menyebarkan ilusi mengenai kemakmuran tanpa akhir. Akan tetapi keajaiban itu hanya berlangsung satu dasawarsa. Sekarang Irlandia harus menanggung akibat dari tahun-tahun terbaiknya. Irlandia yang dahulu menjadi contoh liberalisme keuangan dan ekonomi, kini harus mengemis bantuan paket penyelamatan. Panutan pasar itu, sekarang merasa lega, karena Uni Eropa mencegahnya dari kebangkrutan. Artinya, pembayar pajak di Perancis dan Jerman juga harus menyiapkan dana Euronya, untuk menyeimbangkan risiko yang tidak terduga, dari tindakan para bankir Irlandia untuk memperbanyak kekayaannya tsb. Tapi sebetulnya terdapat opsi lainnya. Yakni perbankan dan para pemegang saham di Irlandia, ikut serta secara finansial dalam aksi penyelamatannya. Inilah yang disebut keajaiban yang sebenarnya.

Harian liberal kiri Spanyol El Pais yang terbit di Madrid, dalam tajuknya menulis : Irlandia harus mengakhiri praktek dumping pajaknya. Badai di pasar keuangan belum mereda. Pasar bereaksi skeptis menanggapi operasi penyelamatan Irlandia oleh Uni Eropa. Bahaya meluasnya krisis utang ke negara-negara pengguna mata uang Euro lainnya tetap mengancam. Pemerintah Irlandia menyikapi krisis dengan politik yang amat buruk. Setelah menolak cukup lama, akhirnya Dublin meminta bantuan untuk menolong perbankannya yang terancam bangkrut. Amat logis jika kini Jerman dan Perancis menuntut kenaikan pajak di Irlandia. Sejauh ini perusahaan di Irlandia hanya membayar pajak separuhnya dibanding perusahaan di negara Uni Eropa lainnya. Bagi para pembayar pajak di negara Uni Eropa lainnya adalah tidak wajar, dumping pajak semacam ini masih tetap dibantu.

Harian liberal kiri Italia La Repubblica yang terbit di Roma berkomentar : Api dari Irlandia mengancam seluruh Eropa. Keputusan pemerintah Irlandia, memohon bantuan dari yayasan dana stabilitas Eropa dan jawaban positif segera dari para menteri Uni Eropa, tidaklah mencukupi untuk menenangkan pasar. Kelihatannya, efek penenangan itu segera lenyap, seiring dengan tuntutan pertama agar yayasan dana penyelamatan segera bertindak. Ketakutannya terlalu besar, bahwa bantuan keuangan terhadap Dublin tidaklah mencukupi, untuk meredam ancaman bahaya penularan krisisnya ke negara lain. Tepat seperti ungkapan Komisaris Mata Uang Uni Eropa, Olli Rehn, bahwa api kebakaran di Irlandia harus segera dipadamkan, sebelum seluruh hutan yang bernama Eropa terbakar semuanya.

Terakhir harian Belanda De Volkskrant yang terbit di Amsterdam dalam tajuknya berkomentar : Krisis mata uang Euro mengancam Uni Eropa. Irlandia dibanding negara lainnya, relatif lebih cepat dibantu oleh lembaga payung penyelamat Uni Eropa. Akan tetapi, harapan bahwa masalahnya juga segera tuntas, samasekali tidak terpenuhi. Sama seperti Yunani, Irlandia juga harus melaksanakan politik penghematan selama bertahun-tahun. Inilah lahan yang subur bagi para penentang yang berhaluan populis. Bagi pemerintah di Dublin juga amat menggiurkan, untuk mengalihkan kesalahan dari keresahan di masyarakat yang diperkirakan akan muncul, kepada Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional. Jika pemerintah tidak melakukan hal itu, partai-partai oposisi juga sudah siap, untuk mengobarkan suasana anti-Uni Eropa di kalangan pemilih.

AS/AR/dpa/afpd