Jika terjadi perang, rejim Korea Utara akan benar-benar dihancurkan, kata Dubes AS di PBB, Nikki Haley dalam sidang Dewan Keamanan. Krisis Korea terutama menggelisahkan kawasan Asia.
Iklan
Nikki Haley menyampaikan dalam sidang Dewan Keamanan (DK) PBB, Presiden AS Donald Trump sudah meminta Cina agar menghentikan suplai minyak kepada Korea Utara.
"Itu akan menjadi langkah penting dalam upaya menghentikan si paria internasional ini," kata Nikki Haley. "Cina bisa melakukan hal ini sendiri, atau kami bisa turun tangan sendiri dalam situasi minyak ini."
Haley mengatakan, AS tidak pernah mencari perang dengan Korea Utara, namun jika perang pecah, hal itu terjadi karena tindakan agresif yang terus berlanjut.
"Diktator Korea Utara kemarin membuat pilihan yang membawa dunia lebih dekat kepada perang," kata Haley. "Dan jika perang datang, jangan salah, rezim Korea Utara akan dihancurkan sama sekali."
Haley juga mengatakan bahwa PBB harus memperlakukan Korea Utara sebagai "paria internasional " dengan mencabut hak-hak istimewanya, termasuk mencabut hak pilihnya.
Sebelumnya, Donald Trump mengatakan bahwa tindakan lebih lanjut sedang direncanakan untuk menghukum peluncuran rudal balistik Korea Utara pada hari Selasa lalu (28/11).
"Sanksi besar tambahan akan dikenakan pada Korea Utara. Situasi ini akan ditangani!" tulis Trump dalam akun Twitternya setelah menelepon Presiden China Xi Jingping.
Departemen Luar Negeri AS juga meminta negara-negara yang masih memiliki hubungan diplomatik dengan Korea Utara, seperti Jerman, untuk menarik duta besar mereka.
Korea Utara: Pesta Di Atas Cemasnya Dunia
Ketika dunia kelimpungan menghadapi momok perang nuklir, Korea Utara malah berpesta pora merayakan keberhasilan ujicoba bom Hidrogen. Terutama para ilmuwan dirayakan bak pahlawan
Foto: Reuters/KCNA
Merayakan keberhasilan ilmuwan
Para ilmuwannya dianggap oleh pemerintah Korea Utara berhasil dalam uji coba peledakan bom nuklir. Setelah uji coba meledakkan sebuah bom hidrogen, terekam dalam foto, tampak masyarakat berpesta pora diwarnai dengan nyala kembang api dan pawai di Pyongyang.
Foto: Reuters/KCNA
Keramaian di pusat kota
Warga ibu kota Korea Utara tampak berbaris di jalan-jalan, lengkap dengan lambaian pom-pom. Mereka bersorak-sorai ke arah konvoi bis yang membawa para ilmuwannya ke dalam kota.
Foto: Reuters/KCNA
Menyambut ilmuwan
Bunga-bunga kertas dilemparkan ke arah ilmuwan yang menuju ke Lapangan Kim Il-Sung. Dari orang tua hingga anak kecil berderet di jalan-jalan di Pyongyang. Mereka juga membawa bunga dan balon berwarna merah jambu.
Foto: Reuters/KCNA
Mengakhiri imperialisme AS
Koordinator pawai massal dalam, perayaan keberhasilan peledakan bom menyatakan militer Korea Utara akan mengakhiri nasib imperialis Amerika Serikat melalui serangan pencegahan yang tidak kenal ampun dan paling dahsyat.
Foto: Reuters/KCNA
Sukarela atau dipaksa?
Para perempuan Korea Utara bahkan mengenakan pakaian tradisional khas Korea Utara, Apakah mereka turun ke jalan karena memang benar-benar ingin merayakan keberhasilan peledakan bom itu atau memang diwajibkan turun ke jalan.
Foto: Reuters/KCNA
Sanksi lebih keras
Ledakan bom pada awal September 2017 kembali memicu kecaman dunia. Negara-negara adi daya mendesak sanksi lebih keras lagi dari Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara. Kantor berita KCNA melukiskan ledakan nuklir itu sebagai uji coba Bom-H ICBM yang berhasil. Ed. ap/rzn/berbagai sumber)
Foto: Reuters/KCNA
6 foto1 | 6
Juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert menyerukan tindakan tersebut dalam sebuah pengarahan di Washington, dengan mengatakan hal ini akan meningkatkan tekanan internasional terhadap Korea Utara untuk mengakhiri program senjata nuklirnya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa uji coba rudal balistik yang terakhir itu adalah "pelanggaran yang jelas" terhadap resolusi Dewan Keamanan.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan hari Rabun (29/11) bahwa Cina "sangat prihatin" dan "sangat menentang" uji coba rudal Korea Utara yang terbaru. Pyongyang menyatakan bahwa rudal generasi terbaru ini mampu mencapai tujuan di seluruh daratan AS.
"Cina dengan sangat mendesak Korea Utara untuk mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan," kata juru bicara Cina Geng Shuang. "Jangan melakukan hal-hal yang bisa memperparah ketegangan yang berkaitan dengan situasi semenanjung (Korea)."
Rudal Hwasong-15 yang diuji coba ini mampu membawa hulu ledak nuklir. Harian pemerintah Rodong Sinmun foto-foto tentang jenis rudal baru dan peluncurannya. Namun tidak ada verifikasi independen bahwa foto itu asli.
Korea Utara mengatakan bahwa roket tersebut mencapai ketinggian 4.475 kilometer dan menempuh jarak 950 kilometer dan tidak "menimbulkan ancaman terhadap negara dan wilayah manapun."
"Sebagai kekuatan nuklir yang bertanggung jawab dan negara yang mencintai perdamaian, Korea Utara akan melakukan segala upaya untuk mencapai tujuan mulia untuk mempertahankan perdamaian dan stabilitas dunia," kata pemerintah Korea Utara.
Presiden Korea Selatan Moon Jae In mengutuk peluncuran rudal terbaru Pyongyang dan mendesak rezim Korut untuk berhenti membuat "pilihan-pilihan ceroboh" dan datang ke meja perundingan.
Yang Unik dan Menarik Tentang Kim Jong Un
Walaupun sering menggunakan retorika anti Barat, pimpinan Korut Kim Jong Un adalah penggemar pizza, hamburger dan olahraga bola basket.
Foto: Reuters/KCNA
Pemimpin Termuda Dunia
Kim Jong Un menjadi pimpinan Korea Utara pada usia 28 tahun, setelah ayahnya meninggal. Dia menjadi kepala pemerintahan termuda di dunia saat ini. Di tempat kedua sebagai pemimpin termuda adalah Syeikh Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, yang saat ini berusia 36 tahun. Posisi kedua ini sebenarnya diisi oleh PM Georgia, Irakli Garibashvili, yang berusia 33 tahun ketika ia meletakkan jabatan tahun 2015.
Foto: Reuters/KCNA
Jendral Termuda
Jabatan militer Kim Jong Un adalah "daejang", jabatan senior pada militer yang digunakan di Korea Utara dan Selatan. Pangkat militer itu setara dengan pangkat jenderal atau admiral di negara lain. Sekalipun memiliki pangkat setingkat Jenderal, Jong Un tidak punya pengalaman militer.
Foto: Reuters/KCNA
Senang fast food dari barat
Sekalipun retorika Kim Jong Un hampir selalu anti Barat, dia adalah penggemar makanan cepat saji yang berasal dari Barat. Pada masa-masa awal pemerintahannya, dia berusaha mengembangkan restoran pizza, french fries dan hamburger. Restoran pizza yang pertama dibuka di Korea Utara tahun 2009 selama pemerintahan ayahnya.
Foto: Imago/Xinhua/KCNA
Senang bintang bola basket Amerika
Kim Jong Un adalah penggemar berat olahraga bola basket. Dia khusus mengundang bintang bola basket Amerika Serikat Dennis Rodman dari klub Chicago Bulls datang beberapa kali ke Pyongyang. Kedatangan Rodman ke Korea Utara mengundang kecaman luas dari publik dan sesama atlit. Kunjungan itu bahkan didokumentasikan dalam film "Rodman's Big Bang in Pyongyang".
Foto: picture-alliance/AP Photo/KCNA
Diam-diam dikirim sekolah ke Swiss
Beberapa pengamat mengatakan, Jong Un sempat sekolah di Swiss saat masih anak-anak. Namun tidak ada konfirmasi mengenai hal ini. Ada juga yang mengatakan, yang sekolah di Swiss adalah kakaknya, Kim Jong Chul. Beberapa sumber lain menyatakan, Jong Un memang bersekolah di Bern dengan nama "Pak Un". Yang jelas, Kim Jong Un gemar main ski dan memerintahkan pembangunan tempat-tempat pelatihan ski.