1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikUkraina

Ukraina Timur: “Orang tidak tahu, kapan penembakan dimulai”

Mathias Bölinger
23 Februari 2022

Ketegangan di Ukraina timur telah meningkat selama berminggu-minggu. Reporter DW melaporkan dari desa Vrubivka, di mana warga yang tidak mengungsi hidup dalam ketakutan akan penembakan.

Lubang di dinding bekas tembakan mortir di Ukraina Timur
Lubang di dinding bekas tembakan mortir di Ukraina TimurFoto: Vadim Ghirda/AP/dpa/picture alliance/dpa/AP

Olena Makarenko tidak berani melakukan pergerakan lebih dari tiga langkah keluar dari apartemennya di lantai dua. "Orang tidak pernah tahu kapan penembakan berikutnya akan dimulai," ujarnya. Dari pintu masuk gedung abu-abu dua lantai itu, satu tangga mengarah ke apartemennya, satu lagi turun ke ruang bawah tanah. Dia tinggal di desa Vrubivka, Ukraina timur.

"Kadang-kadang, saat sepi, saya pergi keluar. Di ruang bawah tanah terlalu dingin," katanya.

Dia menghabiskan sebagian besar dari empat hari belakangan ini di lantai bawah. Ada sebuah ruangan dengan langit-langit rendah. Di situ ada pemanas listrik kecil untuk menghilangkan rasa dingin. Dia membawa tempat tidur dari apartemennya di lantai atas ke ruang bawah tanah itu. Seorang perempuan tua berbaring di sana berbungkus selimut, di sampingnya seorang anak laki-laki yang tidur sambal mencengkeram ponselnya.

Olena mengambil kantong plastik dan pergi ke apartemennya. Putrinya sedang sibuk berkemas. Dia akan pergi ke kota tetangga yang diyakini lebih aman. Hal terbaik adalah jika dia membawa cucu-cucunya dan pergi selama beberapa minggu ke pegunungan Carpathian, lebih 1.000 kilometer ke barat kata Olena. "Sampai jelas bagaimana situasi akan berlanjut."

Olena Makarenko di desa Vrubivka, Ukraina timurFoto: Mathias Bölinger/DW

Suasana makin tegang, banyak orang sudah mengungsi

Ketegangan meningkat dalam lima hari terakhir di sepanjang garis depan kawasan pertempuran. Ratusan mortir menghantam sisi wilayah Ukraina. Tidak ada informasi yang dapat diverifikasi tentang bagaimana situasi di wilayah seberang.

Pemerintah Ukraina yakin kubu separatis pro-Rusia sedang mencoba memprovokasi tentara Ukraina untuk bereaksi, dan nanti itu dijadikan alasan untuk melakukan invasi besar-besaran. Oleh karena itu, militer Ukraina diminta untuk sedapat mungkin menahan diri. Hanya jika ada serangan yang mengancam keselamatan pasukan, mereka diizinkan membalas tembakan.

Tapi sulit untuk mengetahui bagaimana pasukan di lapangan berperilaku. Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa OSCE, yang bertugas mengawasi perjanjian gencatan senjata, hampir tidak dapat melakukan pengamatan, karena banyak negara anggota OSCE telah menarik pengamat mereka dari kawasan krisis itu.

Kawasan konflik Donbas di Ukraina timur

"Kami takut"

Vrubivka tidak secara langsung berada di garis depan. Tapi garis depan pertempuran hanya berjarak 15 kilometer dari sini. Desa ini adalah salah satu tempat yang dihantam penembakan berat. Di bagian belakang gedung apartemen Olena, semua jendelanya pecah. Satu mortir meledak langsung di jalan utama desa.

Dekat di halaman sekolah, ada lubang besar tepat di sebelah tiang gawang sepak bola. Ada layanan darurat yang datang dengan bus tua untuk memperbaiki beberapa pipa gas yang rusak akibat penembakan.

"Kami takut," kata salah satu guru sekolah. Dia tidak ingin difilmkan karena takut akan pingsan saat wawancara.

Vrubivka tahun 2014 dan 2015 terhindar dari penembakan. Tapi sekarang, desa itu terus-menerus diserang. "Orang-orang selalu menelepon saya dan bertanya mengapa begitu banyak penembakan," kata Olena, yang sehari-hari bekerja mengelola pusat budaya di desa itu, sebelum situasi makin berbahaya. "Tapi apa yang bisa saya katakan kepada mereka? Saya juga tidak tahu mengapa."

(hp/as)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait