KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo mengatakan invasi Rusia ke Ukraina sedikit banyak mempengaruhi alutsista TNI AU. Beberapa suku cadang peralatan yang datang dari Rusia sudah dibeli dari beberapa waktu lalu.
Iklan
KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo berbicara tentang dampak perang Rusia dan Ukraina terhadap alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AU. Dia mengatakan dampak bukan cuma terhadap peralatan yang datang dari Rusia.
"Tentunya sedikit-banyak akan mempengaruhi, tidak saja peralatan yang berasal dari sana. Saya rasa seluruh dunia sedang mencermati, sedikit-banyak pasti ada perubahan-perubahan," kata Fadjar di Mabes TNI AU, Jalan Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (04/03).
Fadjar mengatakan TNI AU telah memiliki stok suku cadang serta perawatan alutsista buatan Rusia. Menurutnya, stok suku cadang sudah dibeli dari beberapa waktu lalu.
"Dalam hal perawatan pesawat, ini kita lakukan tidak jangka pendek. Jadi beberapa suku cadang sudah kita beli dari beberapa waktu yang lalu," ujarnya.
"Hal yang terjadi Ukraina ini kita terus mencermati perkembangan keadaan di sana. Untuk ke depan kita sama-sama mencermati keadaan," ucapnya.
Situasi Ukraina di Tengah Gempuran Serangan Rusia
Tanggal 24 Februari 2022 Rusia melancarkan serangannya ke negara tetangganya, Ukraina. Fasilitas militer jadi target, ratusan orang dilaporkan meninggal dunia, dan banyak warga mencoba melarikan diri.
Foto: Kunihiko Miura/AP Photo/picture alliance
Ratusan warga Ukraina tewas
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah menandatangani dekrit tentang mobilisasi umum, setelah Rusia melancarkan invasinya ke Ukraina. Dekrit yang berlaku selama 90 hari tersebut mengatur warga negara yang berusia 18-60 tahun untuk memulai wajib militer cadangan. Di hari pertama pertempuran dilaporkan 137 warga Ukraina, termasuk personel militer, tewas dan lebih dari 300 orang terluka.
Tak lama setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui wilayah separatis Donetsk and Luhansk sebagai negara yang merdeka, Putin pun mengumumkan operasi militer di Ukraina. Ia mengatakan, Rusia hanya berusaha untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi negara tetangganya itu. Sedikitnya 83 fasilitas infrastruktur militer di Ukraina lumpuh akibat serangan pasukan militer Rusia.
Foto: Evgeniy Maloletka/AP Photo/picture alliance
"Ditinggalkan seorang diri"
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menggambarkan serangan itu sebagai "invasi skala penuh" dan mengatakan Ukraina akan "mempertahankan diri dan akan menang." Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Kamis (24/02) tengah malam dalam pidatonya mengatakan, ia merasa negaranya ditinggalkan sendirian saat diserang oleh Rusia.
Foto: Carlos Barria/REUTERS
Serangan dimulai sebelum fajar
Ledakan besar terdengar saat rudal mendarat di Kiev, Kharkiv, dan Odessa pada Kamis (24/02) dini hari. Kemenhan Rusia mengklaim tidak menargetkan kota-kota dan "tidak ada ancaman bagi penduduk sipil." Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa menggambarkan wilayah udara di atas Ukraina sebagai "zona konflik aktif." Warga sipil diizinkan berlindung di stasiun-stasiun kereta bawah tanah.
Foto: Aris Messinis/AFP/Getty Images
Berbondong-bondong selamatkan diri
Saat Presiden Zelenskyy mengumumkan status darurat militer, dia mengimbau warga Ukraina untuk tinggal di rumah dan tidak panik. Mesk demikian, banyak orang Ukraina yang berusaha kabur menyelamatkan diri. Kemacetan parah terlihat di jalan-jalan utama bagian barat ibu kota. Warga di wilayah Ukraina timur juga dilaporkan berupaya melarikan diri dan pergi ke wilayah Ukraina barat.
Foto: Chris McGrath/Getty Images
Antrean panjang di depan kios hingga ATM
Foto warga di Kiev berdiri dalam antrean panjang di depan toko-toko, berharap untuk dapat membeli persediaan makanan dan air. Antrean panjang juga tampak terlihat di depan mesin-mesin ATM. Banyak mobil dilaporkan antre mengisi bahan bakar di SPBU, bersiap untuk melarikan diri meninggalkan kota.
Foto: Kunihiko Miura/AP Photo/picture alliance
Emosi campur aduk
Warga Ukraina dihadapkan pada kondisi ketidakpastian dan dilanda rasa ketakutan. Sebelumnya banyak dari mereka yang tidak percaya bahwa Rusia akan melancarkan serangan, meski tanda-tanda ke arah itu makin jelas setiap harinya. Negara-negara Eropa Tengah bersiap menghadapi banjir pengungsi dari Ukraina dan kelompok-kelompok kemanusiaan memperingatkan krisis yang mengancam. (Ed: rap/as)
Foto: Kunihiko Miura/AP Photo/picture alliance
7 foto1 | 7
KSAU: TNI AU Sudah Bentuk Satuan Pesawat Tanpa Awak
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo bicara soal game changer perang modern. Dia menyebut teknologi udara menjadi pembeda dalam perang saat ini.
"Penggunaan teknologi udara menjadi game changer betul sekali," kata Fadjar.
Dia mengatakan teknologi pesawat tanpa awak atau drone digunakan saat perang di Ukraina dan juga menyebut teknologi tersebut telah dipakai di Azerbaijan.
"Jadi memang sangat menarik peperangan modern ini, apa yang terjadi di Ukraina dan sebelumnya di Azerbaijan," ucapnya.
Dia menyebut TNI AU juga mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Salah satunya dengan membentuk satuan pesawat tanpa awak.
"TNI Angkatan Udara sudah mengikuti dan membentuk satuan-satuan pesawat tanpa awak dan ke depannya tergantung oleh dinamika global" ucapnya. (Ed: ha/rap)