1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT G7 Digelar di Italia Pekan Ini, Bahas Ukraina dan Gaza

Bernd Riegert
13 Juni 2024

Perdana Menteri Italia siap menjadi tuan rumah KTT G7 di Puglia, Italia selatan, pekan ini, terutama setelah partainya mendapat hasil gemilang dalam pemilu Uni Eropa. Agenda utama KTT adalah Ukraina, Gaza dan migrasi.

Resor Borgo Egnazia menjadi lokasi KTT G7 yang akan digelar pekan ini.
Resor Borgo Egnazia menjadi lokasi KTT G7 yang akan digelar pekan ini.Foto: Dreamstime Djpillow/Panthermedia/IMAGO

Di bawah kepresidenan Italia, "Grande Sette”, yakni sebutan bagi kelompok G7 dalam bahasa Italia, akan menggelar pertemuan di hotel mewah Borgo Egnazia di wilayah Puglia, Italia selatan, pekan ini.

Selain Italia, G7 terdiri dari Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang, Prancis, Inggris, Jerman, serta Uni Eropa (UE).

"Saya bangga kita menuju G7 dan Eropa dengan pemerintahan terkuat,” kata Perdana Menteri Italia Giorgina Meloni sebelum berangkat dari Roma.

Pernyataan populis sayap kanan itu secara tidak langsung menunjukkan kegembiraan dengan kemenangan partainya dalam pemilihan parlemen Eropa pada Minggu (09/06) lalu. Namun, berbeda dengan Meloni, beberapa koleganya dari Eropa Barat justru mengalami kesulitan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron misalnya, telah membubarkan parlemen di negaranya dan menyerukan diadakannya pemilu baru setelah partainya mendapatkan hasil yang buruk dalam pemilu Eropa. Jika pertaruhannya gagal, Prancis berpotensi berakhir dengan pemerintahan sayap kanan dalam waktu kurang dari sebulan.

PM Italia Giorgia Meloni mengatakan Italia memiliki posisi yang lebih kuat dibandingkan anggota G7 lainnyaFoto: Remo Casilli/REUTERS

Di Jerman, Kanselir Olaf Scholz dan koalisinya juga mengalami kekalahan besar dalam pemilu, dan terjebak dalam perdebatan besar mengenenai anggaran berikutnya.

Sementara di Inggris, Perdana Menteri Rishi Sunak diperkirakan akan kalah dalam pemilu pada awal Juli mendatang. Partai Buruh diprediksi akan menggantikan Partai konservatif yang telah berkuasa lebih dari satu dekade.

Ukraina jadi agenda utama

Pembahasan mengenai Ukraina akan menjadi agenda utama dalam pertemuan puncak tujuh negara yang memberikan dukungan finansial dan militer paling besar kepada Kyiv itu.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga akan hadir, di mana ia diperkirakan akan meminta lebih banyak senjata jarak jauh, amunisi, dan kemampuan pertahanan udara.

Scholz sebelumnya telah setuju untuk membantu pengadaannya dari negara-negara G7 dan negara-negara lain.

Tapi, beberapa negara Eropa yang memiliki sistem pertahanan rudal Patriot enggan memasoknya ke Ukraina.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Anggota G7 juga tidak satu suara mengenai kemungkinan penempatan tentara Barat di Ukraina.

Prancis dan Inggris mengaku terbuka untuk mengirimkan pelatih dan konsultan, sementara Jerman, Italia dan AS, sangat menentang hal ini. Scholz secara khusus menginginkan komitmen konkret mengenai rekonstruksi Ukraina setelah perang.

Rencana dalam KTT tersebut adalah untuk menyediakan dana tambahan sebesar $50 miliar (setara dengan Rp814 triliun) kepada Ukraina dalam bentuk pinjaman bersama yang secara bertahap akan dilunasi dengan keuntungan dari aset Rusia yang dibekukan.

Bagaimana solusi untuk mengakhiri perang juga akan dibahas dalam KTT tersebut.

Beberapa pemimpin G7 yang menghadiri KTT di Italia akan melakukan perjalanan ke Swiss untuk menghadiri KTT perdamaian internasional yang diselenggarakan oleh Ukraina. Rusia tidak akan berpartisipasi.

Olaf Scholz (kanan) menjanjikan bantuan lebih besar kepada Volodymyr Zelenskyy (kiri)Foto: Annegret Hilse/Reuters/AP/picture alliance

Gencatan senjata di Gaza

Anggota G7 juga akan mendukung resolusi gencatan senjata Gaza yang sebelumnya telah diusulkan AS dan diadopsi oleh Dewan Keamanan PBB.

Seorang diplomat tingkat tinggi di Borgo Egnazia mengatakan bahwa G7 berharap Hamas, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Jerman, Israel, AS, dan beberapa lainnya, untuk segera menerima persyaratan gencatan senjata tersebut.

Para sandera Israel harus dibebaskan dan penderitaan warga Palestina juga harus diakhiri.

Masih belum jelas apakah Israel akan mendukung resolusi tersebut atau tidak. (gtp/pkp)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait