1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT Keamanan Tingkatkan Hubungan Transatlantik untuk Jerman

21 Februari 2022

Konferensi Keamanan München menjadi kesempatan bagi Jerman terkait komitmennya terhadap aliansi transatlantik. Namun, Presiden Ukraina memperingatkan struktur keamanan internasional lama yang dalam ancaman.

Wapres AS Kamala Harris dan Kanselir Jerman Olaf Scholz
Konferensi Keamanan München memberi Olaf Scholz (kanan) untuk menyampaikan komitmennya terhadap hubungan transatlantikFoto: Sven Hoppe/REUTERS

Konferensi Keamanan München hampir tidak terlaksana pada saat yang lebih kritis bagi hubungan transatlantik, terutama bagi Jerman. Kanselir Olaf Scholz, yang dalam beberapa pekan terakhir dalam tekanan atas anggapan banyak orang sebagai pembohongan publik dalam menghadapi penumpukan pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina, punya kesempatan untuk menggelar pertunjukkan solidaritas transatlantik di panggung besar Jerman.

Pembicara pada konferensi keamanan, termasuk Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen, berusaha keras menekankan bagaimana negara-negara Eropa dan Amerika Serikat dengan erat mengoordinasikan tanggapan mereka terhadap krisis Ukraina.

"Waktunya tepat — untuk semua alasan yang salah karena militerisme Rusia,” ujar Michael Werz, analis Jerman dan rekan senior di Center for American Progress yang berbasis di Washington kepada DW. "Manfaat tambahan dari ancaman perang Presiden Vladimir Putin sangat jelas: negara-negara Barat dekat dan NATO dipandang lebih penting dalam waktu yang lama.”

Pidato kanselir baru di Hotel Bayerischer Hof yang mewah pada Sabtu (19/02) pagi itu sesuai dengan protes terhadap komitmen aliansi NATO. "Perkembangan beberapa bulan terakhir secara khusus menunjukkan kepada kita betapa pentingnya tetap berkonsentrasi pada masalah pertahanan kolektif di wilayah Atlantik Utara,” kata Scholz kepada delegasi yang berkumpul.

Muncul juga perasaan bahwa Scholz ingin meyakinkan NATO, meski memimpin koalisi sayap kiri yang luas, pemerintahnya akan menjalankan tugas pertahanan dengan serius.

"Kita perlu mengumpulkan kemampuan yang dibutuhkan untuk ini. Dan ya, itu termasuk Jerman juga,” kata Scholz. "Pesawat terbang, kapal yang dapat berlayar, tentara yang diperlengkapi secara optimal untuk tugas-tugas berbahaya mereka — ini adalah hal-hal yang harus mampu ditanggung oleh negara seukuran kita, yang memikul tanggung jawab sangat khusus di Eropa. Kita berutang ini kepada sekutu kami di NATO juga.”

Mengenal sosok Scholz

Ada tanda-tanda bahwa pidato itu diterima dengan baik oleh perwakilan AS di aula konferensi, termasuk delegasi yang tampaknya ingin tahu seperti apa sosok Scholz dari dekat.

"Sudah terbukti dengan sendirinya bahwa di Amerika dan di tempat lain, kami mulai mengenal Anda,” kata mantan Senator Joe Lieberman kepada Scholz. "Dan saya pikir ucapan Anda hari ini sangat meyakinkan dan sangat membesarkan hati. Mereka kuat, jelas, dan berprinsip.”

Werz mengatakan dia merasa orang Amerika di Konferensi Keamanan München menilai pidato Scholz meyakinkan. "Itulah yang saya dengar,” katanya kepada DW. "Scholz menekankan komitmen yang kuat terhadap demokrasi dan nilai-nilai universal, pada tatanan internasional dan bahkan penguatan militer Jerman.”

Pendekatan komplementer

Sebelumnya Konferensi Keamanan tahunan di München, ada pertunjukan solidaritas transatlantik secara publik ketika Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock dan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken bertemu di atas panggung untuk diskusi publik. Blinken sangat mudah pada "teman dan koleganya, Annalena” pada poin-poin yang biasa mencuat antara AS dan Jerman.

Yang paling jelas, ini muncul dengan pertanyaan tentang kegagalan Jerman untuk mengirimkan senjata ke Ukraina, meskipun sering meminta bantuan dari Kiev. Ditanya sekali lagi, Baerbock mengulangi prinsip Jerman, bahwa tanggung jawab historis Jerman berarti bahwa ia tidak dapat mengirim senjata langsung ke zona konflik — meskipun ia telah melanggar aturan itu di masa lalu.

Blinken membela rekannya, bahkan menyarankan prinsip-prinsip Jerman adalah bagian penting dari tanggapan aliansi terhadap Rusia.

"Kami tidak hanya bertindak secara terkoordinasi, kami telah bertindak dengan cara yang saling melengkapi, membawa hal-hal yang berbeda, yang semuanya menambah solidaritas yang sangat efektif,” kata Blinken. "Jerman, Annalena, telah berbicara dengan kejelasan moral yang luar biasa ketika datang ke Ukraina ... Faktanya, Anda tidak dapat benar-benar menghargainya. Ini penting untuk apa yang kami lakukan.”

Tanggapan Zelenskyy

"Beberapa negara melakukan kejahatan sementara yang lain menggunakan ketidakpedulian yang mengubah mereka menjadi kaki tangan,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di München.

"Apakah mereka memberi kami ratusan senjata modern atau lima ribu helm. Kami menghargai bantuan apapun, tetapi semua orang harus memahami bahwa ini bukan sumbangan amal yang harus diminta atau diingatkan oleh Ukraina. Ini adalah kontribusi Anda untuk keamanan Eropa dan dunia.”

Sementara itu, Jerman menegaskan jika sudah melakukan segalanya untuk membantu Ukraina. "Saya telah menggarisbawahi di sini di München bahwa kami berdiri sepenuhnya di sisi Ukraina dalam solidaritas penuh, bahwa kami akan terus mendukung Ukraina sebagai donor keuangan terbesar,” kata Bearbock kepada DW.

Namun demikian, peringatan Zelenskyy tentang rapuhnya perdamaian Eropa akan terdengar di telinga para delegasi dari kedua sisi Atlantik. Dia berharap hal itu mungkin juga membantu menggembleng aliansi bahwa dia — suatu hari — mungkin ingin bergabung.

(rw/ha)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait