1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

KTT Khusus APEC Bahas Pemulihan Ekonomi di Tengah Pandemi

16 Juli 2021

Para pemimpin APEC bertemu secara virtual pada Jumat (16/07) membahas pemulihan ekonomi di tengah pandemi COVID-19. PM Selandia Baru Jacinda Ardern dan Presiden AS Joe Biden pastikan ketersediaan vaksin di kawasan.

PM Selandia Baru Jacinda Ardern memimpin jalannya KTT darurat APEC pada Jumat (16/07)
PM Selandia Baru Jacinda Ardern memimpin jalannya KTT darurat APEC pada Jumat (16/07)Foto: Nick Perrry/AP Photo/picture alliance

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern sebagai tuan rumah memimpin jalannya pertemuan virtual khusus para pemimpin Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada hari Jumat (16/07). Pertemuan khusus APEC kali ini fokus membahas strategi untuk memulihkan kondisi perekonomian yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.

Presiden AS Joe Biden, Presiden Cina Xi Jinping, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, dan Presiden Rusia Vladimir Putin diagendakan hadir dalam pertemuan ini.

Pandemi dan diplomasi vaksin telah terbukti menjadi masalah di antara 21 negara anggota dan pertemuan ini memiliki tujuan utama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di kawasan Asia Pasifik.

Ardern dan Biden pastikan ketersediaan vaksin

Dalam pembicaraan telepon antara PM Jacinda Ardern dan Presiden AS Joe Biden jelang pertemuan APEC ini, keduanya membahas ketersediaan vaksin COVID-19 di kedua negara dan kawasan Asia Pasifik.

"Presiden Biden dan saya membahas perihal pertemuan APEC yang akan datang dan membahas pentingnya kerja sama di kawasan untuk keluar dari pandemi COVID-19," ujar Ardern dalam peryataannya.

"Kami juga membahas peluncuran vaksin, di kedua negara dan di kawasan Pasifik dan upaya kedua negara memastikan ketersediaan vaksin," lanjutnya.

Meningkatkan hubungan dengan sekutu di kawasan Pasifik merupakan salah satu prioritas dari pemerintahan Biden. Dikutip dari kantor berita Reuters, seorang pejabat senior di pemerintahan AS mengatakan Biden akan menggunakan kesempatan di pertemuan ini untuk menunjukkan komitmennya untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

"Sebagai salah satu kesempatan dia harus bertemu dengan banyak pemimpin ini, dia akan menegaskan bahwa AS memiliki komitmen untuk kawasan. Dia akan mengajukan sebuah visi untuk kawasan yang berdasarkan nilai-nilai kita," kata pejabat itu.

Negara di kawasan berjuang melawan pandemi

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian mengatakan "pertemuan penting'' digelar pada masa kritis di saat dunia menghadapi peningkatan angka infeksi COVID-19 dan kerja sama internasional dalam melawan pandemi telah memasuki babak baru.

"Kami berharap semua pihak dapat menegakkan visi dari masyarakat Asia-Pasifik dengan masa depan bersama, memajukan kemitraan Asia-Pasifik, mengirim pesan positif untuk melawan virus corona dengan solidaritas, dan memperdalam pemulihan ekonomi dan kerja sama,'' kata Zhao.

Sementara itu, PM Jepang Yoshihide Suga akan meyakinkan negara anggota bahwa pihaknya mampu menyelenggarakan Olimpiade Tokyo secara aman pada 23 Juli mendatang. Suga juga akan menekankan komitmen Jepang untuk mendukung akses vaksin yang adil untuk semua negara dan wilayah untuk mendukung upaya global mengakhiri pandemi COVID-19, serta visi Jepang untuk memperluas blok ekonomi yang bebas dan adil.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison yang juga akan menghadiri pertemuan mengatakan sekarang adalah "waktu yang penting bagi Australia untuk terlibat dengan mitra regional untuk mempromosikan fasilitas perdagangan bebas, khususnya untuk vaksin dan barang penting lainnya, membangun momentum untuk memperkuat sistem perdagangan multilateral, dan mengamankan pemulihan yang berkelanjutan dan inklusif."

Kasus harian COVID-19 per satu juta penduduk di beberapa negara di dunia

Sebelumnya pada Juni, para menteri perdagangan anggota APEC setuju untuk meninjau hambatan perdagangan dan mempercepat lintas batas transit vaksin COVID-19 dan barang terkait, tetapi menolak untuk menghapus tarif pada mereka sebagaimana yang diusulkan Selandia Baru.

Dilaporkan ada lebih dari 50 juta kasus COVID-19 di kawasan APEC, dengan angka kematian mencapai lebih dari satu juta kasus. Nilai produk dometik bruto (GDP) kawasan APEC pun tercatat terkontraksi menjadi 1,9% pada tahun 2020.

rap/hp (AP, Reuters)