1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kubu Penentang Kemerdekaan di Catalonia Angkat Suara

6 Oktober 2017

Tidak semua warga Catalonia setuju dengan rencana deklarasi kemerdekaan. Namun selama ini mereka lebih memilih diam. Tapi dengan meruncingnya krisis politik, oposisi Catalonia mulai buka suara.

Spanien Barcelona Streik für Unabhängigkeit
Foto: Getty Images/AFP/P.-P. Marcou

Asuncion Garcia duduk di bangku di Barcelona dan dengan cemas membaca koran.Dia menunjuk pada grafik harga saham berjenjang CaixaBank, bank terbesar di Catalonia, sebuah wilayah yang mengancam akan memecahkan diri dari Spanyol.

"Saya memiliki tabungan di CaixaBank, sedikit sudah saya selamatkan," kata Asuncion Garcia, 68 tahun. Dia berasal dari barat laut Spanyol, tetapi sudah tinggal lebih 50 tahun di Catalonia.

Baca juga: Pimpinan Catalonia: Deklarasi Kemerdekaan Dalam Waktu Dekat

Dia adalah satu dari ratusan ribu orang di wilayah itu yang menentang opsi kemerdekaan. Biasanya mereka milih diam dan menyaksikan saja aksi-aksi menuntut kemerdekaan. Namun dengan memanasnya situasi, satu persatu mulai menyuarakan pendiriannya.

Kubu yang menentang pemisahan wilayah Catalonia dari Spanyol menyebut dirinya sendiri "mayoria silenciosa” (mayoritas yang diam). Mereka khawatir deklarasi kemerdekaan akan punya dampak ekonomi dan politik yang sangat merugikan.

Bank Sabadell di Barcelona mengumumkan akan merelokasi kantor pusatnya ke luar dari CataloniaFoto: picture-alliance/ZUMAPRESS.com/M. Oesterle

Di distrik Nou Barris di Barcelona, yang secara tradisional lebih pro Spanyol daripada kawasan lain, kebanyakan penduduk makin khawatir dengan konflik yang semakin meruncing antara pemerintah daerah Catalonia dan pemerintahan pusat di Madrid.

Tapi sebagian besar dari mereka tidak mau namanya dicatat. Seorang perempuan mengatakan, dia tidak ingin identitasnya diketahui publik "karena takut". Sementara pria di sebelahnya menunjuk pada bendera separatis Catalan yang dipasang di sebuah balkon tidak jauh dari mereka.

Jajak pendapat terakhir bulan Juli lalu menunjukkan, lebih dari 41 persen penduduk Catalonia setuju dengan opsi kemerdekaan. Angka itu kemungkinan makin tinggi setelah kemarahan muncul karena adanya aksi aparat keamanan Spanyol, yang dinilai terlalu brutal saat referendum dilaksanakan 1 Oktober lalu.

Baca juga: Referendum Catalonia Sempat Kacau, Lebih 90% Pilih Opsi Merdeka

Tapi diperkirakan setengah dari penduduk Catalonia tetap tidak ingin memisahkan diri dari Spanyol, terutama karena khawatir akan risiko ekonomi.

Hari Kamis (5/10) bank terbesar kelima di Spanyol, Bank Sabadell, mengumumkan pemindahan kantor pusatnya ke luar dari Catalonia karena krisis politik ini. Beberapa perusahaan lain akan menyusul.

Aksi damai di Madrid menentang pemisahan diri kawasan cataloniaFoto: Getty Images/AFP/J. Soriano

"Ini bencana," kata Garcia. Dia menceritakan banyak orang saat ini mulai membeli dan menumpuk barang, karena tidak tahu bagaimana perkembangan hari-hari selanjutnya.

Tuntutan kemerdekaan bahkan memecah keluarga

Jose-Maria, manajer beberapa café di Barcelona yang berusia 46 tahun mengatakan, kedua putranya pro-kemerdekaan, sedang dia tidak.

"Jika kita membicarakan masalah ini, kita pasti berdebat," kata dia.

Dalam sebuah opini untuk harian El Pais, pembuat film asal Catalan Isabel Coixet mengatakan, dia sempat dipanggil "fasis" oleh orang-orang tak dikenal saat dia berjalan dengan anjingnya, karena dia tidak setuju kemerdekaan.

"Selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun... penghinaan dan pendiskreditan telah ditujukan pada mereka yang, seperti saya, tidak ikut gerakan menuntut kemerdekaan. Dan kami menyatakan ketidaksetujuan kami secara konstan," tulis Isabel Coixet.

"Dan dalam beberapa bulan terakhir, kebencian mencapai puncak yang belum pernah terjadi sebelumnya," sambungnya.

Bahkan mereka yang tidak menyatakan pendapatnya secara terbuka kini mengeluh bahwa para pemimpin Catalan belum menjelaskan dengan baik apa untung dan ruginya jika Catalonia menjadi negara sendiri.

hp/vlz (afp, ap)