Kucurkan Rp 8,4 Triliun, Australia Rombak Fasilitas Militer
28 April 2021
Perdana Menteri Australia Scott Morrison siap kucurkan dana $ 580 juta (Rp 8,4 triliun) untuk menyempurnakan kemampuan empat pangkalan militer sebagai upaya meningkatkan aliansi dengan Amerika Serikat.
Iklan
Peningkatan kapasitas pangkalan militer Australia mencakup peningkatan kemampuan landasan udara di Northern Territory yang akan diperpanjang untuk mendukung pendaratan pesawat yang lebih besar, perombakan jarak tembak, dan membangun fasilitas pelatihan baru yang disiapkan untuk personel pertahanan dan marinir AS.
"Bekerja sama dengan Amerika Serikat, sekutu dan tetangga Indo-Pasifik, kami akan terus memajukan kepentingan negara dengan meningkatkan kemampuan pertahanan Australia," kata Perdana Menteri Scott Morrison.
"Fokus kami adalah mewujudkan perdamaian, stabilitas di kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, dengan tatanan dunia yang mendukung kebebasan," tambahnya.
Perombakan fasilitas empat pangkalan militer ini diumumkan di tengah meningkatnya ketegangan diplomatik dan perdagangan dengan Cina. Progam itu akan dimulai tahun ini dan ditargetkan selesai pada 2026.
Barakuda Sirip Pendek, Kapal Selam Teranyar Australia
Australia membeli 12 kapal selam baru senilai 36 milyar Dollar AS dari Perancis. Produsennya mengklaim kapal selam tersebut adalah mesin perang berpenggerak konvensional paling mematikan dalam sejarah. Inilah wujudnya.
Foto: picture-alliance/dpa/DCNS Group
Pembunuh Bersirip Pendek
Selama dua dasawarsa terakhir Australia menggunakan enam kapal selam kelas Collin bertenaga diesel buat mengamankan wilayahnya. Namun dalam waktu dekat kapal selam buatan dalam negeri itu harus dibesituakan dan diganti dengan jenis teranyar dengan balutan teknologi paling mutakhir saat ini. Hasilnya adalah Barakuda Sirip Pendek buatan Perancis.
Foto: picture-alliance/dpa/DCNS Group
Senyap di Bawah Air
Menurut produsennya, DCNS, Barakuda akan menjadi kapal selam bertenaga konvensional paling mematikan dalam sejarah. Karena digerakkan oleh mesin jet air, monster laut sepanjang 90 meter itu mampu bergerak dalam senyap dan mengungguli kapal selam berpenggerak baling-baling. Dalam situasi perang, tulis DCNS, mesin hydrojet lebih unggul ketimbang jenis lainnya.
Foto: picture-alliance/dpa/AAP/DCNS GROUP
Teknologi Perang
Barakuda juga akan dilengkapi dengan teknologi termutakhir navigasi suara buatan Thales Underwater System yang saat ini sudah digunakan militer Inggris. Perpaduan antara keunggulan akustik, sistem pendeteksi teranyar dan kemampuan Barakuda menerima update untuk teknologi masa depan membuat Australia menjatuhkan pilihan pada produk buatan Perancis ini.
Foto: picture-alliance/dpa/AAP/DCNS GROUP
Beragam Misi, Satu Barakuda
Menurut DCNS, Barakuda dilengkapi dengan sistem pelontar torpedo yang juga mampu menembakkan peluru kendali jelajah dan menjangkau target pada jarak lebih dari 1.000 kilometer. Misi kapal selam itu mencakup misi anti kapal selam dan kapal perang, serangan darat, pengumpulan data intelijen, manajemen krisis dan operasi khusus.
Foto: picture-alliance/dpa/DCNS Group
Hujan Duit dari Canberra
Saat ini Barakuda baru digunakan oleh angkatan laut Perancis. Namun berbeda dengan Australia, Perancis memilih jenis kapal selam yang digerakkan oleh tenaga nuklir. Pemerintah Australia berencana akan melengkapi setiap unit dengan sistem persenjataan senilai 1,5 milyar Dollar AS yang diproduksi oleh Lockheed Martin.
Foto: Reuters/DCNS
Galangan Baru di Adelaide
Menurut perjanjian, DCNS akan mendapat waktu selama 30 tahun untuk memproduksi 12 unit Barakuda. Perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki negara itu juga diwajibkan membangun galangan kapal di Adelaide untuk mempercepat proses produksi. Selain itu pemerintah di Canberra meminta agar sistem elektronik dan piranti lunak dibuat oleh perusahaan Amerika Serikat.
Foto: picture-alliance/AP Images/T. Camus
Struktur Rumit
Namun lantaran desainnya, produksi Barakuda diyakini tidak akan sesederhana seperti yang dibayangkan. Sebagai perbandingan, satu unit Barakuda terdiri atas 350.000 komponen, sementara pesawat raksasa Airbus A380 cuma terdiri atas 100.000 komponen.
Foto: Reuters/S. Mahe
7 foto1 | 7
Kerja sama pertahanan Australia dan AS
Australia dan Amerika Serikat secara rutin mengadakan latihan perang dua tahunan. Tahun ini manuver perang bersama itu dijadwalkan pada Agustus 2021. Lebih dari 30.000 tentara berpartisipasi dalam latihan gabungan di lepas pantai timur Australia.
Pada awal pekan ini, salah seorang pejabat pertahanan paling senior Australia mengatakan demokrasi liberal harus bersiap untuk perang. Genderang perang sudah ditabuh di kawasa Indo-Pasifik, ujarnya lebih lanjut.
Menteri Dalam Negeri Mike Pezzullo tidak merinci peringatan tersebut, tetapi upaya peningkatan kemampuan militer Australia dilakukan setelah hubungan dengan Cina semakin memburuk sejak Canberra menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul virus corona.
Selain itu, Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton pada Minggu (25/04) juga mengatakan bahwa konflik antara Cina dan Taiwan "tidak boleh diabaikan."