1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAfrika

Kudeta Niger: Prancis Siapkan Evakuasi Segera

1 Agustus 2023

Prancis hari Selasa (1/8) mengumumkan rencana evakuasi, sementara penguasa militer Niger mendapat dukungan dari dua Burkina Faso dan Mali, yang juga dikuasai oleh militer lewat kudeta.

Kekacauan merebak di ibukota Niger, Niamey, setelah terjadi perebutan kekuasaan
Kekacauan merebak di ibukota Niger, Niamey, setelah terjadi perebutan kekuasaanFoto: Souleymane Ag Anara/REUTERS

Kementerian Luar Negeri Prancis di Paris hari Selasa (1/8) menyatakan, evakuasi "akan terjadi cepat." Itu tidak memberikan rincian langsung lainnya. Keputusan Prancis untuk mengungsi datang di tengah krisis yang semakin dalam oleh kudeta minggu lalu terhadap Niger yang terpilih secara demokratis presiden, Mohamed Bazoum.

Organisasi regional Afrika Barat ECOWAS hari Minggu sudah mengumumkan pemberlakuan sanksi pembatasan perjalanan dan sanksi ekonomi, dan mengatakan kalau perlu akan mengerahkan kekuatan militer jika para pemimpin kudeta tidak mengembalikan pemerintahan kepada Mohammed Bazoum dalam waktu satu minggu.

Jenderal Abdourahamane Tiani akhir pekan lalu menggulingkan pemerintahan Presiden Mohamed Bazoum dan menangkapi para menteri dan pejabat senior pemerintahan sipil.

West African bloc issues ultimatum to Niger coup leaders

02:23

This browser does not support the video element.

Burkina Faso dan Mali: Jangan ada "intervensi Asing”

Dua negara tetangga Niger yang juga dikuasai oleh militer, Burkina Faso dan Mali, hari Senin (31/7) memberikan dukungan kepada junta militer di Niger. Menanggapi reaksi ECOWAS dan negara-negara Barat, junta militer di Burkina Faso dan Mali memperingatkan jangan ada "intervensi dari luar” di Niger.

Dalam sebuah pernyataan bersama yang dirilis hari Senin (31/07), Burkina Faso dan Mali mengatakan "setiap intervensi militer terhadap Niger sama saja dengan deklarasi perang melawan Burkina Faso dan Mali." Mereka menekankan bahwa "konsekuensi bencana dari intervensi militer di Niger... dapat mengguncang seluruh wilayah."

Burkina Faso dan Mali juga menyatakan menolak penerapan sanksi terhadap junta di Niger dan menyebut sanksi tersebut "ilegal, tidak sah dan tidak manusiawi terhadap rakyat dan otoritas Niger."

Mali dan Burkina Faso mengalami dua kudeta sejak 2020, ketika tentara menggulingkan pemerintahan dan mengklaim mereka dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam memerangi kelompok-kelompok ekstremis Al-Qaida dan ISIS.

ECOWAS saat ini menangguhkan semua transaksi komersial dan keuangan antara negara anggotanya dan Niger, serta membekukan aset Niger yang disimpan di bank-bank sentral di kawasan. ECOWAS juga telah menerapkan sanksi kepada Burkina Faso dan Mali dan menangguhkan mereka dari blok tersebut.

Uni Eropa kecam penangkapan menteri dan pejabat tinggi pemerintahan

Diplomat top Uni Eropa Josep Borrell mengecam gelombang penangkapan di Niger oleh junta militer. "Uni Eropa mengecam penangkapan berkelanjutan terhadap para menteri dan pejabat senior pemerintahan Presiden Mohamed Bazoum oleh para pemberontak di Niger," kata Josep Borrell. "Kami menyerukan pembebasan mereka segera."

Penguasa militer Niger telah menahan setidaknya 180 anggota Partai Niger untuk Demokrasi dan Sosialisme, PNDS, kata partai itu.

Juru bicara PNDS Hamid N'Gade mengatakan bahwa Menteri Energi Mahamane Sani Mahamdou, Menteri Pertambangan Ousseini Hadizatou dan ketua partai Foumakoye Gado termasuk di antara mereka yang ditahan. Dia mengatakan penangkapan itu "kasar" dan menyebut tindakan militer itu sebagai "perilaku represif, diktator, dan melanggar hukum."

hp/yf (afp, rtr, ap)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait