Kuil Buddha paling representatif di Jerman baru saja dibuka di Berlin. Komunitas agama internasional berkumpul di sini.
Kuil Buddha baru di Berlin resmi dibuka pada 23 Juni 2024.Foto: Christoph Strack/DW
Iklan
Bagian ujung dari Ackerstrasse ini terletak di pusat Berlin. Jaraknya sekitar dua kilometer dari Kantor Kanselir Federal. Tak jauh dari bekas Tembok Berlin terdapat bangunan yang pembangunannya memakan waktu hampir tujuh tahun. Ini adalah salah satu bangunan keagamaan paling luar biasa di ibu kota Jerman: sebuah kuil Buddha modern.
Miao Shiang Shih adalah Biksuni Kepala di Kuil Komunitas Fo Guang Shan. Perempuan asal Taiwan ini telah tinggal di Berlin selama beberapa dekade. Selama lebih dari 30 tahun dia bermeditasi dengan dua atau tiga biksuni lain yang ditahbiskan di lokasi yang sama di Ackerstrasse, yakni di sebuah barak kayu yang tadinya adalah pabrik suku cadang mobil. Mereka tinggal bersebelahan di sebuah apartemen.
Patungan membangun biara Buddha di Berlin
Biksuni ramah dengan kepala gundul ini menunjukkan ruangan-ruangan di gedung baru tersebut dengan gembira dan bangga. Ada ruang utama kuil, yang nantinya akan menjadi tempat meditasi publik pada pagi dan sore hari, dapur, ruang tamu, ruang makan, ruang pameran seni atau konser kecil, juga ruang peringatan kecil untuk mereka yang telah tiada.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Sang master menjelaskan kerangka logam yang dibuat dengan indah sebelum konstruksi. "Ini adalah tempat dupa. Karena alasan keselamatan kebakaran, maka dupa tersebut tidak diperbolehkan berada di dalam gedung," ujarnya kepada DW.
Kuil ini dibangun tanpa bantuan keuangan apa pun dari pemerintah kota, negara bagian, atau federal. Miao Shiang Shi tidak mengungkap rincian biaya pembangunannya. Dia hanya mengatakan bahwa pembangunannya empat kali lebih mahal daripada yang diperkirakan. Biara Buddha dan pengikut Fo Guang Shan di seluruh dunia berkontribusi menanggung biaya tersebut.
Miao Shiang Shih, kepala biksuni Kuil Fo Guang Shan di BerlinFoto: Christoph Strack/DW
Ajaran Buddha humanistik
Kuil ini adalah bagian dari komunitas dengan nama yang sama yang didirikan di Taiwan pada 1967. Dalam bahasa Cina, Fo Guang Shan berarti Gunung Cahaya Buddha. Ada banyak biara dengan orientasi ini di Taiwan, juga di seluruh dunia. Biara komunitas ini juga dapat ditemukan di sejumlah kota besar di Eropa.
Di Jerman, sebuah biara dibuka di Frankfurt am Main pada tahun 2004. Saat ditanya, Shi menegaskan bahwa ada juga beberapa biara di daratan Cina. Di antara orang-orang Asia yang datang ke Ackerstrasse untuk bermeditasi adalah orang dari Republik Rakyat Cina.
Ruang kecil untuk mengenang mereka yang telah meninggal duniaFoto: Christoph Strack/DW
"Fokus kami adalah pada ajaran Buddha humanistik," jelas sang biarawati. Filosofi Buddha modern ini menggabungkan praktik meditasi Zen dengan kedekatan secara sadar antarmanusia. Ajaran tersebut mendorong orang untuk peduli terhadap orang lain. Di sini, tersedia juga makan siang setiap hari Minggu bagi mereka yang membutuhkan.
Bangunan baru kuil Buddha dinilai cocok untuk Berlin. Ibu kota yang berpenduduk lebih dari 3,5 juta jiwa ini memiliki ciri keberagaman agama. Departemen Senat untuk Kebudayaan dan Kohesi Sosial memperkirakan ada lebih dari 250 komunitas agama atau ideologi aktif di Berlin.
Gereja, komunitas agama, dan ideologi memainkan peran penting dalam kehidupan sosial kota metropolitan multikultural ini. Bangunan di Ackerstrasse bukanlah satu-satunya institusi Buddha di Berlin. Rumah Buddha yang terletak di Frohnau di utara Berlin bahkan sudah berusia lebih dari 100 tahun.
Keberagaman agama di Berlin
Ketika generasi muda dari seluruh dunia datang ke Berlin untuk belajar atau bekerja di perusahaan-perusahaan start-up, kota ini semakin beragam secara agama. Tahun ini, sebuah kuil Hindu yang dibangun selama hampir 20 tahun akan dibuka di Hasenheide antara Kreuzberg dan Neukölln.
Gereja Katolik berencana kembali menggunakan Katedral St. Hedwig di pusat Bebel-Platz untuk beribadah pada akhir November setelah renovasi menyeluruh yang berlangsung sekitar empat tahun.
Bagaimana Buddha Mengakar di Bumi Indonesia
Buddha di Indonesia dianut tak sampai 1% dari total penduduk atau hanya sekitar 1,8 juta orang. Meski kecil, agama Buddha pernah menoreh catatan sejarah penting yang membawa nusantara ke kancah dunia. Berikut faktanya.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Agama Klasik Indonesia
Agama Buddha adalah agama tertua kedua di Indonesia setelah Hindu. Ajaran Buddha mulai memasuki nusantara pada awal abad pertama lewat perdagangan di Jalur Sutra yang menghubungan Indonesia dan India. Bukti peninggalan Buddha kuno dari abad kedua dapat ditemukan di kompleks Stupa Batujaya di Karawang, Jawa Barat.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Sriwijaya Mendunia
Sriwijaya, kerajaan maritim terkuat beraliran Buddha dari abad ke-7 yang kekuasaannya membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Kamboja, Vietnam dan Filipina. Pangeran Sriwijaya bernama Dharmakīrti dikenal sebagai penyair dan menjadi filsuf di Universitas Nalada, India. Ia mengajarkan teori yang terangkum dalam “pramana“, dasar kurikulum pengajaran biksu di Tibet hingga kini.
Foto: picture alliance/CPA Media
Kawah Intelektual Asia
Buddha Indonesia pernah membawa Nusantara ke kancah Internasional karena menjadi pusat pengajaran Buddha yang mendatangkan peziarah dan sarjana dari negara-negara di Asia. Biksu Tiongkok bernama I-tsing pada tahun 682 menulis bahwa terdapat 1000 orang pendeta yang belajar kepada seorang mahaguru Buddha terkenal di masa itu bernama Sakyakirti.
Foto: Getty-Images/AFP/J. Kriswanto
Jatuh Bangun
Pengaruh ajaran Buddha mulai meredup sejak Islam memasuki nusantara pada abad ke-13. Setelah itu, hampir 450 tahun jejak keberadaan Buddha tidak terlihat lagi di Indonesia hingga akhirnya abad ke-17, para pendatang dari Tiongkok mulai menetap di nusantara dan kembali memperkaya keberagaman di Indonesia.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Trisnadi
Tak Hanya Etnis Tionghoa
Pengikut ajaran Buddha di Indonesia umumnya adalah etnis Tionghoa yang berada di Jakarta, Riau, Bangka Belitung, Sumatera Utara dan Kalimantan Timur. Namun, ada juga sebagian kecil penduduk asli Sasak yang dikenal sebagai penganut sasak Bodha, sebutan untuk warga Sasak yang menganut ajaran Buddha sejak pra-Islam.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Tokoh Buddha Indonesia
Salah satu pahlawan nasional yang dikenal sebagai pengagum Buddha adalah Jenderal Gatot Subroto. Ia dikenal sebagai pelindung agama Buddha dan sering hadir dalam upacara Waisak di Borobudur. Selain Gatot Subroto, R.A.Kartini dalam suratnya kepada Abendanon-Mandri juga menuliskan bahwa ia adalah anak Buddha, ketika menjelaskan alasan mengapa ia menjadi vegetarian.
Foto: Getty Images/AFP/A. Rochman
Ajaran Cinta Kasih
Agama yang diperkenalkan Sidharta Gautama ini dalam praktiknya bertujuan meminimalkan perbuatan menyakiti segala kehidupan. Itulah sebabnya praktik vegetarian sangat memainkan peranan mendasar dalam ajaran Buddha: Mahaparinirvana Sutra, memakan daging akan membunuh cinta kasih.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Candi Warisan Dunia
Candi Borobudur adalah warisan Buddha nusantara yang masuk daftar situs warisan dunia dan menjadi objek wisata yang paling banyak dikunjungi. Candi ini paling ramai pada bulan Mei ketika perayaan Tri Suci Waisak. Pelepasan lampion jadi atraksi yang menarik perhatian turis lokal. Candi ini pernah dibom seorang penceramah beraliran ekstrem, Husein Ali Al Habsyie pada pertengahn dekade 1980-an.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
8 foto1 | 8
Ada pula House of One, sebuah proyek gabungan antara Kristen, Yahudi, dan Islam, yang baru saja dimulai. Gereja-gereja yang lebih kecil atau bahkan ruang sinagoga atau masjid juga dibangun di sana-sini tanpa menarik perhatian media.
Hal ini sesuai apa yang digambarkan Miao Shiang Shi tentang para pengunjung atau rekan biara. Ada pejalan kaki yang hanya melihat-lihat, atau sekelompok anak sekolah yang ingin mengenal gedung tersebut. Anggota komunitas tersebut juga termasuk warga Berlin yang sudah lama tinggal di sana. Namun ia memperkirakan para pengunjung akan jadi lebih internasional.
Sejak lama, para biarawati berusaha menerjemahkan teks liturgi atau spiritual dari bahasa Mandarin ke bahasa Jerman. Saat ini permintaan akan teks dalam bahasa Inggris semakin meningkat. Dia menerjemahkan teks ke dalam bahasa Inggris atas inisiatif sendiri. Biksuni Miao Shiang Shi menyebutkan pihak-pihak dari Afrika Selatan dan Indonesia akan datang ke sana.
Hari Minggu (23/06) biara ini resmi dibuka dan dipenuhi tamu internasional. Komunitas kecil biksuni, dua dari Taiwan dan satu dari Singapura bersabar menunggu kedatangan kepala biara dengan peringkat tertinggi bersama beberapa pendamping dari Taiwan serta semua pendeta biara Buddha dari Eropa.
Warna-warni Keyakinan dan Ritual di Ruhr
Kehidupan berkeyakinan dan ritualnya yang berwarna-warni dan mempesona dapat dilihat dalam masyarakat di daerah industri Ruhr, di Jerman.
Kehidupan beragama dan ritualnya di kawaan Ruhr, Jerman ini pernah diabadikan dalam foto- foto karya fotografer Brigitte Krämer. Misalnya dalam foto ini tampak Gereja Syriac Orthodox di Herne.
Pada tahun 1960-an, sinagoga muncul di beberapa kota Ruhr. Jemaatnya dulu menjadi korban kebiadaban Nazi. Setelah penganiayaan dan pemusnahan terhadap orang Yahudi pada tahun 1945, kehidupan warga Yahudi di wilayah Ruhr hampir sepenuhnya padam. Karena terjadi imigrasi Yahudi dari Eropa Timur dalam beberapa dekade terakhir, jumlah anggota masyarakat telah kembali ke tingkat sebelum perang
Diperkirakan 1,5 juta warga Muslim tinggal di tepi sungai Rhein dan kawasan Ruhr, Nord Rhein Westfallen. Sekitar 50 tahun yang lalu, ketika umat Islam pertama kali datang ke sini, membangun kamar ibadah di halaman mereka atau di gedung pemukiman bersama. Setelah itu, beberapa masjid kemudian dibangun. Misalnya masjid di Gelsenkirchen ini.
Mungkin ia tengah mempersiapkan untuk khotbah Jumatan. Masjid Mescid -i-Aksaa di Gelsenkirchen ini, selain dimanfaatkan komunitas Muslim untuk bersembahyang atau kegiatan spiritual, juga punya fungsi sosial yang penting. Misalnya jadi ajang pertemuan atau sebagai tempat dialog antar-agama.
Prosesi di ladang semacam ini merupakan tradisi lebih dari 1.500 tahun dalam Gereja Katolik. Imam dan umat berdoa untuk kesuburan lahan dan tanaman. Namun doa itu kemudian diperluan misalnya untuk perdamaian, mengatasi kelaparan di dunia dan isu-isu soasial lainnya di muka bumi.
Iman eksotis Terdapat ratusan rumah ibadah dan komunitas keyakinan yang berbeda-beda di kawasan Ruhr. Mengapa banyak? Karena meningkatnya globalisasi , yang telah membawa banyak migran dengan keragamannya. Contohnya komunitas Hindu di Pura Sri Vinayagar Varasithi di Hattingen.
Pura Sri Kamadchi Ampal dibangun komunitas Hindu di kota Hamm pada tahun 2002. Pura ini menjadi kuil Dravida terbesar di Eropa. Dalam festival kuil tahunan, pura ini menarik ribuan peziarah dari seluruh Eropa. Ini adalah gambar prosesi Hindu di pura tersebut. Terdapat lebih dari 40 kuil bagi sekitar 100 ribu penganut Hindu di Jerman.
Gerakan Singh Sabha ini diawali oleh reformasi para sikh pada tahun 1873 di Punjab, Pakistan dan India. Para sikh menyebut tempat ibadah mereka dengan sebutan: Gurdawara, yang berarti seperti "Gerbang menuju Guru". Seperti rumah ibadah lainnya, Gurdawara di Moers juga dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan dan kegiatan sosial.
Di Jerman terdapat sekitar 130.000 umat Buddha yang berasal dari Asia dan sekitar 120.000 umat yang berakar Jerman dan Eropa. Biksu Budha ini membunyikan lonceng di Wihara Eko di Dusseldorf. Huruf Eko berarti "bersinar lembut" atau "memberikan cahaya".
Selain itu, ada pula sekitar puluhan perwakilan yang akan menghadiri upacara pembukaan biara tersebut. Biksuni Miao Shiang Shi memperkirakan akan ada hingga 600 tamu, mungkin terlalu banyak untuk kuil itu sendiri.
Namun ia merasa gembira. Dia mengatakan mereka akan berkumpul di sebuah ruangan di taman Cina kecil yang baru dibuat di bagian belakang gedung. Di sana, di bawah gambar Buddha besar di fasad bangunan, untuk kali pertama orang-orang akan memenuhi barisan tempat duduk dan menyaksikan perayaan di sebuah layar besar.