Puluhan pelaku bisnis Indonesia ambil bagian dalam pameran makanan dan minuman dwi tahunan Anuga 2019. Pasar Eropa kini berorientasi pada produk organik, vegan, dan halal.
Iklan
Anuga 2019, salah satu pameran makanan dan minuman terbesar di dunia sedang digelar di Köln, Jerman. Indonesia mengikutsertakan kurang lebih 24 perusahaan bidang kuliner dalam pameran yang sudah berumur 100 tahun tersebut. "Jadi ini merupakan suatu upaya dalam konteks strategi ekonomi Indonesia. Kita ingin penetrasi pasar yang lebih intensif lagi, yang lebih agresif lagi,” kata Duta Besar Indonesia untuk Jerman Arief Havas Oegroseno.
Menurut diskusi Havas dan para peserta pameran, peminat produk makanan dan minuman Indonesia sangat tinggi dan berasal dari negara yang beragam, mulai dari Eropa, Amerika, hingga Australia. Havas mengklaim selera masyarakat Eropa terutama Jerman dapat dipenuhi oleh industri Indonesia dengan didasari penelitian pasar yang telah dilakukan.
Tarif impor menyusahkan produsen
Namun di samping keunggulan produk nusantara yang dapat perhatian di Eropa, terdapat rintangan yang memberatkan para produsen Indonesia, yaitu soal tarif impor. "Tantangan utama itu tarif. Jadi banyak produk yang sama ya, dengan negara ASEAN lain seperti Filipina, mereka menikmati tarif 0%. Kita tarifnya ada yang kena 15 %, 20 %, karena kita negara anggota G20. Jadi sebagai negara G20 kita mendapat tarifnya, tarif G20,” kata Havas.
Havas memberi contoh produk Indonesia yaitu gula merah, tuna kalengan dan rajungan yang sangat diminati di Eropa. Tetapi karena Indonesia dikenakan tarif impor yang menyebabkan harga tinggi, pembeli lebih memilih produk dari negara lain yang harganya lebih murah.
I-EU CEPA akan jadi solusi
Hal senada juga diutarakan oleh Alkafia Aswandi, Wakil Direktur Pusat Promosi Perdagangan Indonesia Hamburg. Alkafia menjelaskan untuk menghindari tarif impor tersebut perundingan Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) harus segera diselesaikan. "Targetnya dari Kementerian Perdagangan, tahun depan itu sudah berlaku lah I-EU CEPA-nya,” ujarnya.
Dengan penerapan perjanjian perdagangan bebas tersebut, Alkafia percaya produk Indonesia akan lebih dapat bersaing. Selain itu ia juga mendorong para produsen Indonesia untuk lebih memperhatikan sertifikasi agar dapat diterima di pasar Eropa. "Sertifikasinya apakah itu fair trade kah, organik kah, atau mungkin dari segi manajemennya, ISO-nya,” tambahnya.
Bekal sertifikasi untuk buka kesempatan di Eropa
Salah satu peserta pameran dari Indonesia adalah Helmi Wartono dari CV Hasil Barokah Mandiri. "Harapannya dengan ikut pameran Anuga ini produk kita dapat masuk di pasaran Eropa. Khususnya organik, karena produk kita adalah gula kelapa yang berorganik, kita ada sertifikat organiknya,” katanya. Helmi menambahkan pentingnya sertifikasi untuk memasuki pasar Eropa karena kini gaya hidup sehat sangat diperhatikan oleh konsumen.
Pameran makanan dan minuman Anuga 2019 diselenggarakan mulai dari 5 Oktober hingga 9 Oktober 2019. Lebih dari 7.400 peserta pameran dari seluruh dunia mempresentasikan produk dan layanan mereka kepada para pengunjung. Segmen yang ada dari mulai bahan makanan, makanan siap saji hingga makanan beku menghadirkan inovasi pada industri makanan dan minuman.
Wawancara pada artikel ini dilakukan oleh Yusuf Pamuncak dan Ayu Purwaningsih.
Inilah Tren Jenis Makanan di Dunia, Mana yang Anda Pilih?
Setiap individu punya selera tersendiri dalam memilih jenis makanan yang mau disantap. Alasannya beragam, mulai dari tradisi, relijius, kesehatan dan lain-lain. Apa saja tren jenis makanan saat ini di dunia?
Foto: DW/A. Purwaningsih
Makanan halal
Meningkatnya permintaan untuk produk jadi halal di Timur Tengah dan negara-negara barat mendorong pertumbuhan kuat segmen industri makanan bersertifikat halal. Secara global, produk halal berada pada pertumbuhan tahunan rata-rata yang stabil di atas 10 persen. 67 persen produk halal diproduksi di Asia. Afrika dan Timur Tengah juga merupakan pasar penting untuk produk halal.
Foto: picture-alliance/maxppp/J. PELAEZ
Produk Kosher
Permintaan akan produk kosher terus meningkat. Makanan kosher adalah makanan yang sejalan dengan persyaratan tradisi Yahudi. Sebagian besar referensi jenis makanan ini merujuk pada kategori utama dari makanan yang dipanggang, berbagai macam saus dan bumbu serta makanan ringan.
Foto: DW/Y. Yusuf Pamuncak
Produk Non-Transgenik
Lebih dari lima persen produk baru xsng diluncurkan di seluruh dunia termasuk kategori "tidak mengandung rekayasa genetik", dengan pertumbuhan tahunan rata-rata 14 persen sejak tahun 2014. Dalam beberapa tahun terakhir, Amerika Utara telah menggantikan Eropa sebagai pasar utama. Di Amerika Latin juga terjadi peningkatan. Makanan ringan dan makanan bayi/balita mendominasi jenis pangan ini.
Foto: DW/Y. Yusuf Pamuncak
Produk Organik
Persentase produk baru yang dikaitkan dengan segmen organik meningkat dari 8,8 persen sejak tahun 2014 menjadi 10,5 persen pada tahun 2018. Di Eropa, kenaikannya masih sebesar 15,5 persen. Tahun 2018, 58 persen dari semua peluncuran makanan organik dikuasai pasar Eropa, dan 22 persen di Amerika Utara.
Foto: DW/Y. Yusuf Pamuncak
Produk dengan keterangan asal makanan
Banyak konsumen ingin tahu bagaimana makanan mereka diproduksi, dari mana asalnya dan bagaimana kualitas bahannya. Makanan yang diproduksi secara lokal dan regional bisa jadi pilihan. Menurut riset Anuga, pameran industri makanan, 10 persen konsumen menginginkan buah-buahan dan sayuran, daging, ikan, dan telur mereka berasal dari sumber lokal atau diproduksi secara lokal.
Foto: DW/A.Purwaningsih
Produk siap santap
Banyak konsumen juga mencari makanan cepat saji dan sehat yang lebih sesuai dengan gaya hidup sibuk mereka. Konsumen semakin mencari camilan sehat dan enak untuk dibawa saat bepergian dengan kemasan praktis. Rasa dan citarasa autentik adalah prioritas utama untuk jenis makanan ini. Konsumen juga memperhatikan kandungan protein dan serat tinggi dalam makanan siap santap.
Foto: DW/Y. Yusuf Pamuncak
Makanan Superfood
Makanan super dapat diklasifikasikan sebagai makanan yang memiliki nilai gizi yang sangat bermanfaat. Ini adalah makanan kaya nutrisi yang memiliki nilai tambah khusus untuk kesehatan. Jumlah makanan yang baru yang dipasarkan sebagai makanan super memiliki pertumbuhan tahunan rata-rata 12 persen. Jenisnya masih didominasi biji-bijian, misalnya biji labu, bunga matahari, dan quinoa.
Foto: DW/A.Purwaningsih
Pangan berkeadilan
Sebagian konsumen peduli pada nasib petani. Karena itu, mereka memilih pangan berkeadilan (fair trade). Meskipun di pasaran jumlahnya masih kurang dari satu persen dari semua makanan baru yang mendapat sertifikasi FairTrade, pertumbuhan tahunannya cukup stabil, yakni sebesar 6 persen. Permen dan minuman panas adalah dua kategori utama sertifikasi Fairtrade. (ap/hp/berbagai sumber)