Kunjungan Joschka Fischer ke India
14 Juli 2004Kedua negara ingin mendapat tempat di Dewan Tertinggi PBB, keduanya saling mendukung, kedua negara menuntut reformasi PBB serta perluasan Dewan Keamanan PBB. Jerman dan India merupakan calon murni dalam perluasan Dewan Keamanan, kata menlu Jerman Joschka Fischer dan menlu India Natwar Singh setelah pertemuan mereka di New Delhi. Dewan Keamanan PBB harus lebih representatif di abad 21, demikian pernyataan kedua menlu. Sebuah negara berkembang yang besar seperti India harus mendapatkan kursi tetap seperti halnya negara industri yang turut menjaga perdamaian internasional dan keamanan, seperti Jerman.
Kondisi untuk melakukan reformasi PBB sangat tepat, kata menlu India Natwar Singh. Fischer mengatakan, perubahan mendasar sangat penting dilakukan agar PBB lebih efektif. Promosi untuk mencari dukungan guna mendapatkan sebuah kursi untuk Jerman di Dewan Keamanan merupakan tujuan utama Fischer dalam kunjungannya ke Asia selama sepuluh hari. Selain India, Fischer yang disertai sebuah delegasi pengusaha Jerman juga akan melakukan pembicaraan hubungan ekonomi yang lebih baik di Cina, Bangladesh, Srilanka dan Pakistan.
Kunjungan ini dimaksudkan untuk berkenalan dan menyusun rencana untuk masa depan. Joschka Fischer merupakan menlu negara barat pertama yang mengadakan kunjungan resmi kepada PM India yang baru Manmohan Singh dan menlunya Natwar Singh. Kedua pihak saling menyatakan simpatinya dan memutuskan strategi bersama, yaitu kedua negara ingin mendapatkan kursi tetap di dalam Dewan Keamanan PBB, keduanya menuntut dilakukannya reformasi PBB. Menlu Jerman Joschka Fischer setelah pertemuannya dengan menlu India di New Delhi mengatakan, yakin bahwa sistem PBB telah diputuskan untuk sebuah dunia multilateral abad 21, namun harus di reformasi. PBB harus lebih representatif untuk mencerminkan kenyataan di awal abad 21. Jerman dan India merupakan calon murni untuk mendapatkan tempat tetap di dalam Dewan Keamanan yang diperluas. Dan kedua negara akan saling mendukung.
Sebuah negara berkembang besar seperti India juga harus mendapatkan sebuah kursi tetap seperti negara industri yang memelihara perdamaian internasional dan keamanan, seperti halnya Jerman. Sebuah pernyataan jelas dari kedua pemerintahan yang mencari pengakuan lebih dalam panggung politik dunia. Dan isyarat jelas yang ditujukan kepada AS dan supremasinya. Menlu India Natwar Singh mengatakan, masyarakat internasional menginginkan reformasi menyeluruh dari PBB karena organisasi dunia itu tidak dapat mencerminkan realitas. Jika dunia mengabaikan PBB dan mengutamakan kepentingan politik sepihak, maka ada yang salah pada tatanan dunia.
Pakistan melihat desakan India untuk masuk ke lembaga tertinggi PBB itu dengan penuh kecurigaan. Dalam persaingan untuk mencapai reputasi internasional kedua negara tidak hanya berupaya untuk mendapatkan pengakuan di dalam PBB, melainkan juga untuk membina hubungan baik dengan Washington. Sementara itu India dan Pakistan sedang melakukan pendekatan setelah konflik panjang mereka. Fischer mengatakan, Jerman akan memberikan dukungan dalam pendekatan itu. Dan sementara dunia mengecam tembok pemisah antara Israel dan kawasan Palestina, Fischer tidak dapat menolak pagar kawat berduri di Kashmir yang dibuat oleh India. Semua harus dilakukan untuk menghindari teroris, namun dialog antara kedua pihak juga harus ditingkatkan. Jika ketegangan dapat diatasi dan punya negara tetangga yang baik, maka pagar tidak menjadi masalah lagi, demikian kata menlu Jerman Joschka Fischer.
Setelah mengunjungi New Delhi, Fischer melanjutkan kunjungannya ke Beijing.