1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kunjungan Komisaris Budaya Uni Eropa di DW

Dyan Kostermans6 Oktober 2008

Bagaimana peran budaya Eropa di abad ke-21, apakah dalam tahun dialog budaya Eropa juga dilakukan dialog dengan negara non Eropa? Pertanyaan yang diajukan ketika Jan Figel, Komisaris Budaya UE berkunjung ke DW 23/09

Komisaris Budaya UE, Jan Figel dorong Dialog antar budaya di Eropa

Keragaman dalam persatuan itulah motto yang berulang kali ditekankan Komisaris Uni Eropa untuk Budaya, pendidkan dan Olah raga Jan Figel saat mengadakan diskusi dengan redaktur Deutsche Welle. Keragaman di dalam Eropa semakin terasa sejak perluasan Uni Eropa ke Timur dengan 10 anggota barunya pada tahun 2004. Saat itu terjadi banyak kesalahpahaman dan kurangnya pengertian antara negara anggota lama dan baru Uni Eropa. Menyadari keragaman dalam Eropa merupakan landasan lahirnya gagasan pria asal Slowakia untuk meningkatkan rasa saling mengenal di antara masyarakat Eropa. Yakni menetapkan tahun 2008 sebagai tahun dialog antar budaya di antara anggota Uni Eropa.

„Untuk pertama kalinya setelah 50 tahun integrasi Eropa di bidang politik dan ekonomi, tahun lalu Uni Eropa juga memiliki strategi budaya politik bersama untuk dunia global. Ini menunjukkan bahwa kami sekarang menjadi dewasa. Budaya sudah selalu menjadi jantung Eropa. Budaya selalu lebih berperan penting di Eropa dibanding batasan geografis. Budaya merupakan definisi norma-norma kami. Hal yang mempersatukan Eropa adalah norma bukan bisnis atau keuntungan.“

Tapi sasaran dialog antara budaya tidak hanya terbatas dalam lingkup Eropa, yakni antara anggota Uni Eropa. Tapi juga meningkatkan dialog antara Uni Eropa dengan bagian dunia lainnya. Untuk itu Jan Figel telah melakukan kunjungan ke Israel dan Palestina atau juga kunjungan resmi tiga hari di Bejing guna menghadiri pembukaan pesta olah raga Paralympics dan bertemu para atlit. Komisi Eropa mendukung berbagai aktivitas para penyandang cacat untuk meningkatkan persamaan peluang dan akses mereka dalam memperoleh haknya. Untuk integrasi warganya yang cacat Uni Eropa telah menetapkan strategi Dalam sasaran aksi jangka panjang tahun 2004 hingga 2010, Komisi Eropa juga menetapkan bahwa olahraga memiliki peran penting dalam integrasi para penyandang cacat ke dalam masyarakat. Oleh karena itu berbagai upaya yang ditujukan untuk menciptakan tempat-tempat olah raga, infra struktur dan kegiatan bagi penyandang cacat mendapat dukungan dari Uni Eropa. Selain itu Komisaris urusan Budaya, Pendidikan dan Olah Raga Jan Figel juga bertemu dengan menteri pendidikan Cina Zhou Ji guna membahas kerja sajma bilateral Uni Eropa dengan Cina di bidang pendidikan.

Dan negara berikutnya di luar Eropa yang akan dikunjungi Figel adalah India.

Selain budaya, olah raga dan remaja, masyarakat sipil juga menjadi bagian lingkup tugas Komisaris Uni Eropa ini. Dalam tugasnya sebagai Komisaris urusan budaya Uni Eropa, Figel selalu banyak berhubungan dengan manusia. Tapi apa arti kehidupan manusia bagi pria berusia 48 tahun ini?

„Saya pikir hal-hal yang menjadikan kita sebagai manusia adalah alasan kita, perasaan kita, kemampuan kita untuk mencintai dan melakukan kreasi. Jadi kita menyadari anugerah itu dan berusaha memanfaatkannya dengan berpikir secara rasional, bertindak dengan tanggung jawab tapi juga membina relasi yang menjadi refleksi rasa empati, simpati, solidaritas dan rasa cinta. Dan juga menikmati kreatifitas. Setiap orang memiliki bakat tertentu. Saya kira jika kita menyadari bakat yang kita miliki dan menggunakannya, kita tidak akan merasakan kekosongan atau rasa skepsis, tapi akan lebih memiliki harapan. Tapi perasaan yang paling penting dalam hidup ini adalah rasa kasih, rasa kasih yang kongkrit.“

Keragaman bahasa, peran institut kebudayaan Eropa juga menjadi pertanyaan yang diajukan kepada Jan Figel. Dalam hal ini kembali komisaris Uni Eropa itu menekankan pentingnya melestarikan budaya dan bahasa yang dimiliki masing-masing negara. Dan menjawab pertanyaan tentang pengertian budaya Eropa baginya,

„Saya senang mengungkapkan bahwa Eropa adalah sebuah mosaik. Mosaik-mosaik tua tampak indah, karena setiap bagian berbeda bentuknya, tapi juga karena pada akhirnya memberikan gambaran secara keseluruhan. Terlihat sebuah gambar, sebuah pesan. Kami harus mempertahankan keragaman di dalam persatuan. Hal itu memang perlu kerja keras, tapi itulah pernyataan terbaik bagi Eropa pada abad ke-21.“

Komisaris Uni Eropa urusan budaya, olah raga dan remaja yang juga bertanggung jawab untuk keragaman bahasa itu menekankan peranan Deutsche Welle sebagai mitra di bidang media dalam tahun dialog antar budaya Eropa. Kunjungannya ke Deutsche Welle pekan lalu memang pertama kali tapi Jan Figel berjanji bukan untuk yang terakhir kali.