1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kunjungan Merkel di Moskow

18 Januari 2006

Dalam kunjungannya di Moskow, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Vladimir Putin menyatakan akan meningkatkan hubungan kedua negara.

Foto: AP

Harian Rusia ISWESTIJA yang terbit di Moskow menulis:

"Adalah terlalu pagi untuk mengatakan telah terjalin persabahatan antara Presiden Putin dan Kanselir Merkel. Tapi rencana pertemuan kedua politisi dalam tahun ini, hampir mencapai tingkat seperti yang dilakukan Putin dan mantan Kenselir Schröder. Merkel di Moskow hanya sekilas menyinggung masalah Iran secara terbuka. Sebagai gantinya dalam pembicaraan dengan Putin, dengan tandas ia membicarakan masasalah Chehnya dan kondisi politik dalam negeri Rusia. Dan Kanselir Merkel, seperti yang ditandaskan Putin, telah melakukan 'kebaikan'."

Sementara itu harian Rusia lainnya KOMMERSANT menurunkan komentar berjudul "Kunjungan Merkel Sama Sekali Tidak Mengecewakan“.

"Kanselir Jerman yang baru membuat kesan yang sama baiknya dengan pendahulunya. Kunjungan Merkel tidak mengecewakan Putin. Malah proyek kasayangan Putin, jalur pipa gas di Laut Baltik, disebut Kanselir Merkel sebagai sebuah proyek yang mengandung makna strategis bagi Jerman. Dengan demikian terdapat kesan , Merkel dengan segenap tenaganya berusaha melanjutkan kebijakan yang dilakukan Schröder, meskipun tak seorangpun yang menuntutnya untuk melakukan hal itu."

Harian Jerman TAGESSPIEGEL yang terbit di Berlin berkomentar:

"Setelah mengunjungi Washington dan mengakhiri lawatannya di Moskow, semakin jelas bahwa politik luar negeri Jerman kembali ke jalur tradsional . Didalamnya tercakup, tidak akan pernah melakukan manover kedalam sebuah situasi, yang harus diputuskan antara Amerika Serikat dan Perancis. Persis, situasi ini yang dialami Jerman dalam krisis Irak, dimana bersama Perancis dan Rusia mengambil posisi menentang Amerika Serikat."

Harian Jerman lainnya WESTDEUTSCHE ZEITUNG yang terbit di Düsseldorf memuji kunjungan Kanselir Merkel ke Moskow.

"Merkel melakukannya dengan baik. Membicarakan dengan jelas ketidakcocokan, tanpa mempermalukan masing-masing mitra bicara. Menyingkirkan polarisasi, dan sebagai gantinya kembali memainkan peranan penengah, dengan melihat konflik baru, seperti Iran. Sejauh ini kebijakan baru Merkel merupakan sesuatu yang lama. Menteri Luar Negeri Frank Walter Steinmeier tidak menentang dorongan untuk melakukan normalisasi tersebut. Saat ini, ia tidak memiliki kekuatan politik.

Sedangkan harian Swiss BASLER ZEITUNG menulis:

"Suasana persahabatan yang mewarnai hubungan antara mantan Kanselir Gerhard Schröder dengan Presiden Wladimur Putin, tidak lagi terasa dalam kunjungan Kanselir Angela Merkel di Moskow. Dalam pertemuan di Kremlin terlihat senyuman yang dingin. Lewat majalah 'Der Spiegel', Angela Merkel memformulasikan kecenderungan yang besar terhadap kemitraan strategis ketimbang persahabatan dalam membina hubungan dengan Rusia. Ini diterima pemerintah di Moskow dengan perasaan jengkel. Bagi pemerintah di Moskow, kemitraan starategis mengandung makna yang berbeda, dengan yang disampaikan negara-negara Barat. Aliansi pragmatis seperti itu juga diusahakan Rusia dengan India dan Cina."

Harian Belgia LE SOIR yang terbit di Brussel menilai kunjungan Kanselir Angela Merkel ke Moskow, ibarat mengubur persahabatan yang dijalin selama ini, antara mantan Kanselir Gerhard Schröder dengan Presiden Wladimir Putin.

"Setelah melakukan pembicaraan lebih dari tiga jam, Angela Merkel kembali menyebut untuk menjalin „ kemitraan strategis „ dengan Rusia. Ia tidak menyebutkan kata-kata 'persahabatan', kata yang ia gunakan dalam pertemuannya dengan Presiden George W. Bush pekan lalu. Ia menggunakan kata-kata itu dalam menggambarkan hubungan antara Jerman dan Amerika Serikat."