1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kunjungan Merkel ke Tblisi

18 Agustus 2008

Konflik Kaukasus dan kunjungan Kanselir Merkel ke Georgia menjadi sorotan harian di Eropa.

Mikhail Saakashvili (kanan) dan Angela MerkelFoto: AP

Tentang konflik Kaukasus dan kunjungan Kanselir Jerman Angela Merkel di Tblisi hari Minggu harian Italia La Stampa menulis:

Sejak hari Minggu jarak antara Brussel dan Tblisi mengecil. Untuk itu diperlukan tembakan meriam Tentara Merah dan terobosan-terobosan dari Angela Merkel. Kanselir Jerman itu kemarin berkunjung ke Tblisi setelah sebelumnya di Sotschi, ia secara tegas mengkritik Dmtri Medvedev. Berdiri di samping Mikhail Saakashvili ia menjelaskan: Georgia akan menjadi anggota NATO. Konsekuensi dari perang Ossetia Selatan telah melampaui pegunungan Kaukasus dan memaksa politisi Barat mengambil posisi yang sama, menyesuaikan diri, mengangkat suara dan menurunkan harapannya.

Sementara harian Polandia Gazeta Wyborcza berkomentar:

Georgia akan menjadi anggota NATO, jika negara itu menginginkannya dan memang itulah yang diharapkan Georgia. Ini adalah pernyataan paling kuat yang selama ini dikeluarkan politisi dari negara anggota lama Uni Eropa untuk masalah ini. Kata-kata Merkel semakin memiliki arti, karena sebelumnya ada penolakan Jerman dan Prancis untuk keanggotaan Georgia dan Ukraina ke dalam NATO, agar tidak membuat marah Rusia. Berlin menekan Moskow dengan keras. Meskipun demikian masih tetap berharap menjalin hubungan dalam kondisi tinggi. Oleh sebab itu Jerman berusaha meredam suasana untuk balas dendam di sejumlah negara Uni Eropa. Dalam sebuah wawancara dengan harian Welt am Sonntag Menteri Luar Negeri Frank Walter Steinmeier menentang penghentian perundingan perjanjian kemitraan antara Uni Eropa dengan Rusia.

Kelanjutan dari Konflik Ossetia Selatan menjadi sorotan harian Prancis Le Figaro:

Masa depan dari warga Eropa justru ditentukan di Kaukasus. Atas dasar ini adalah penting dimana Prancis yang saat ini berada di puncak pimpinan Uni Eropa bertindak tegas untuk mengakhiri konflik di Ossetia Selatan. Karena Kremlin telah memutuskan menguji reaksi kami di kawasan terpencil tapi memiliki nilai strategis tersebut, orang tidak boleh sampai membiarkan hal itu terjadi. Perdamaian dan kesejahteraan Eropa tergantung dari jawaban terhadap keinginan Rusia untuk mewujudkan keinginannya menjadi penguasa besar. Dari reaksi kita tergantung pula keputusan yang dapat dijatuhkan di Moskow. (dk)