Kaitan Kuran Tidur dan Kegemukan
8 Agustus 2013Peneliti sudah lama menunjukkan hubungan antara meningkat drastisnya obesitas di negara industri maju dengan menurunnya waktu tidur. Diperkirakan antara keduanya ada hubungan sebab akibat, tetapi para pakar belum mampu menerangkan mekanismenya hingga sekarang.
Aktivitas Otak
Sebuah tim dari Universitas California mengatakan, mereka menggunakan pencitraan resonansi magnetik atau MRI (magnetic resonance imaging) untuk melihat perubahan pada aktivitas otak orang yang kekurangan tidur. "Penemuan ini menyediakan penjelasan mekanisme otak, yang menyebabkan bertahannya atau bertambahnya obesitas jika orang kekurangan tidur," demikian ditulis para ilmuwan dalam majalah Nature Communications.
Untuk penelitian, para pakar dua kali memindai dua puluh tiga orang yang jadi kelinci percobaan. Pertama-tama setelah mereka tidur pulas selama semalam, dan kemudian, setelah tidak tidur semalam. Keesokan harinya aktivitas otak mereka diukur ketika mereka memilih makanan dan ukuran porsi dari 80 jenis makanan.
Di antara mereka yang lelah karena tidak tidur, para peneliti menemukan aktivitas yang terganggu pada bagian korteks otak yang mengevaluasi perasaan lapar dan kenyang. Di saat bersamaan, impuls di daerah otak yang berkaitan dengan perasaan mengidamkan makanan meningkat. "Penemuan lain yang juga menarik adalah, makanan berkalori tinggi menjadi lebih menarik bagi mereka yang kurang tidur," demikian dikatakan Matthew Walker dari departemen psikologi pada Universitas California di Berkeley.
Kaitan antara Kurang Tidur dan Kegemukan
"Penemuan tentang aktivitas otak yang terganggu pada daerah yang mengontrol pembuatan keputusan dan penentuan pendapat, dipadu dengan aktivitas yang meningkat di bagian yang berkaitan dengan keinginan untuk mendapat kompensasi sangat cocok dan menjelaskan asumsi bahwa ada kaitan antara kekurangan tidur, bertambahnya bobot tubuh dan obesitas," dimikian dijelaskannya kepada AFP.
"Jadi penemuan kami memberi indikasi bahwa tidur dalam waktu cukup bisa jadi faktor penting dalam mempromosikan kontrol berat badan, dengan cara mempersiapkan mekanisme otak yang mengatur pemilihan makanan." Menurut World Health Organisation, tahun 2008 lebih dari 1,4 milyar orang dewasa yang berusia sekitar 20 dan lebih dari 20 memiliki berat badan terlalu tinggi.
Jumlah itu menunjukkan peningkatan sekitar dua kali lipat dari jumlah di tahun 1980. Lebih dari sepertiga orang dewasa memiliki bobot tubuh terlalu tinggi tahun 2008 dan 11% menderita obesitas. Sebagai konsekuensi kegemukan dan obesitas, sedikitnya 2,8 juta meninggal dunia setiap tahunnya.
ml/hp (afp)