Kurangi Dollar AS, Rusia dan Cina Gunakan Mata Uang Sendiri
12 September 2018
Hubungan dengan barat memburuk, Rusia dan China berencana kurangi penggunaan dollar AS dan lebih sering menggunakan mata uang mereka sendiri dalam transaksi perdagangan.
Iklan
Pemerintahan di Moskow dan Beijing berencana lebih sering menggunakan mata uang nasional mereka sendiri dalam transaksi dagang internasional, demikian kata Presiden Rusia Vladimir Putin kepada wartawan pada hari Selasa (11/09).
"Pihak Rusia dan Cina menyampaikan konfirmasinya dalam menggunakan mata uang nasional lebih aktif dalam pembayaran timbal balik," kata Putin bersama pemimpin Tiongkok, Xi Jinping setelah pembicaraan di Forum Ekonomi Timur (EEF) di kota Vladivostok, Rusia.
Meningkatkan stabilitas
Putin mengatakan kebjakan ini akan "meningkatkan stabilitas pelayanan bank-bank operasi ekspor dan impor sementara ada risiko yang sedang berlangsung di pasar global."
Rusia semakin mendekat ke Cina untuk investasi, setelah terjadi penurunan tajam dalam hubungan dengan Barat pasca aneksasi Krimea dari Ukraina tahun 2014.
Cina mencari sekutu di tengah meningkatnya kritik terhadap militerisasi Laut Cina Selatan dan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan praktik perdagangan yang tidak adil.
Presiden Xi Jinping mengatakan pada hari Selasa (11/09) bahwa Rusia dan Cina harus bekerja sama untuk menentang proteksionisme perdagangan dan apa yang dia sebut pendekatan unilateral untuk masalah internasional.
"Dalam situasi internasional yang berubah dengan cepat dengan meningkatnya ketidakstabilan dan ketidakpastian, kerja sama antara Rusia dan China semakin penting," kata Xi.
Perubahan Dunia Dekade Mendatang
Apa jadinya politik ekonomi dunia satu dekade ke depan? Lembaga intelijen swasta Strategic Forecasting, Stratfor memprediksi tren 10 tahun mendatang. Kekuatan AS melemah, negara terkemuka lain alami laju penurunan.
Foto: Fotolia/Joachim Wendler
Rusia
Tidak ada pemberontakan besar-besaran, tapi Stratfor memperingatkan, melemahnya kontrol pemerintah pusat bisa menyebabkan kevakuman kuasa. Sanksi global, penurunan harga minyak, krisis mata uang, naiknya budget militer, meningkatnya perselisihan internal melemahkan Rusia. Rusia tidak akan secara resmi dipecah menjadi beberapa negara, tetapi kemungkinan terjadi selisih antar daerah semiotonom.
Foto: Fotolia/scaliger
AS menggunakan kekuatan militer untuk redam ancaman
Infrastruktur senjata nuklir Rusia tersebar di wilayah geografis yang luas. Jika terjadi disintegrasi politik, itu berarti akan terjadi kekosongan kontrol kekuasaan paling berbahaya di dunia. Dan AS akan mencari tahu apa yang harus dilakukan bahkan jika itu berarti pengiriman pasukan untuk mengamankan senjata, merebut kontrol dari pos-pos militer dan menjamin bahwa tidak ada rudal ditembakkan.
Foto: picture-alliance/dpa/Tass/D. Rogulin
Jerman akan hadapi masalah ...
Perekonomian Jerman bergantung pada sektor ekspor yang memetik manfaat dari liberalisasi perdagangan benua, yang diaktifkan melalui Uni Eropa dan mata uang Euro. Jika terjadi krisis Euro, maka negara ini ynag paling merasakan dampaknya. Konsumsi domestik tidak memberi pengaruh besar. Hasilnya adalah stagnasi ekonomi seperti Jepang.
Foto: picture alliance / dpa / H. Schmidt
Polandia akan menjadi salah satu pemimpin Eropa
Pusat pertumbuhan ekonomi dan pengaruh politik akan mengarah ke Polandia, kata laporan itu. Populasi Polandia tidak menurun seperti banyak terjadi di negara besar Eropa lainnya. Faktanya, Polandia akan makmur. Kepemimpinan di kawasan regional akan memperbesar prestise politik dan ekonomi negara itu, apalagi jika ditambah kemitraan strategis jangka panjang dengan AS.
Foto: Getty Images/AFP/D. Dilkoff
Akan ada empat bagian Eropa
Dalam 10 tahun ke depan, diprediksi 4 kawasan yang akan jadi semakin terasing satu sama lain: Eropa Barat, Eropa Timur, Skandinavia, dan Inggris. Mereka masih akan harus berbagi lingkungan yang sama, tetapi tidak akan sedekat sebelumnya. Uni Eropa bertahan, tapi hubungan ekonomi, politik, dan militer dipengaruhi hubungan multilateral bilateral atau terbatas di lingkup kecil dan tidak mengikat.
Foto: Imago
Turki dan AS menjadi sekutu dekat, untuk alasan yang tak terduga
Turki akan enggan untuk campur tangan dalam konflik di perbatasan, tetapi mau tidak mau harus melakukannya, demikian menurut ramalan Stratfor. Peningkatan kekuatan dan ketegasan Ankara terhadap tetangganya, membuat Turki enjadi mitra yang sangat diperlukan AS. Tapi Turki akan menginginkan sesuatu sebagai balasannya: garis pertahanan negara yang kuat dengan bantuan AS.
Foto: picture-alliance/dpa
Jepang akan meningkatkan kekuatan angkatan laut di Asia
Jepang memiliki tradisi maritim dan sebagai sebuah negara kepulauan tergantung pada impor. Jepang memperkuat angkatan lautnya, karena Cina juga memperbesar kekuatan maritim di rute pelayaran Cina Timur, Laut Cina Selatan dan Samudera Hindia, dimana Jepang memerlukan wilayah itu untuk perdagangan. Jepang juga tergantung pada Amerika Serikat untuk menjamin akses di wilayah-wilayah tersebut.
Foto: Reuters/T. Peter
Meredam Eskalasi Militer di Laut China Selatan
Kekuatan regional akan memutuskan sesuatu agar sengketa Laut Cina Selatan yang tidak menyebabkan eskalasi militer, tapi sengketa itu masih akan menunjukan gejala dinamis. Tiga pemain lama akan muncul. Rusia, dengan kekuatannya menurun, akan semakin kehilangan kemampuan untuk melindungi kepentingan maritim. Cina dan Jepang keduanya akan berusaha keras mempertahankan wilayah sengketa.
Foto: Reuters
Akan ada 16 mini-Cina
Ekonomi China akan melambat dan pertumbuhan kapasitas produksi akan mencapai garis datar. Manufaktur Cina akan bermigrasi ke 16 negara berkembang. Meksiko, Nikaragua, Republik Dominika, Peru, Ethiopia, Uganda, Kenya, Tanzania, Bangladesh, Myanmar, Sri Lanka, Laos, Vietnam, Kamboja, Filipina, dan Indonesia bisa meningkatkan ekonomi selama dekade berikutnya karena lebih banyak pekerjaan manufaktur.
Foto: AFP/Getty Images/J. Eisele
Kekuasaan AS akan menurun
Dengan dunia yang lebih tidak teratur dan tak terduga selama 10 tahun ke depan, AS akan merespon bijaksana tentang bagaimana mengambil tantangan, daripada mengambil peran kepemimpinan aktif dalam memecahkan masalah dunia. AS akan lebih menahan diri dalam urusan global.
Foto: picture alliance/chromorange
10 foto1 | 10
Melakukan kerjasama ekonomi
Kedua pemimpin itu menandatangani perjanjian kerja sama produksi dan investasi di Timur Jauh, mengembangkan kerjasama perdagangan, ekonomi dan investasi Rusia-Cina di Timur Jauh Rusia.
Sementara Rusia memulai latihan militernya yang terbesar sejak Perang Dingin pada hari Selasa (11/09). Latihan militer Vostok 2018 akan berlanjut hingga 17 September dan akan melibatkan kontingen tentara Cina.
ap/rzn(AFP, Reuters)
Kekuatan Ekonomi Global Masa Depan
Cina diprediksi akan merajai perekonomian dunia tahun 2050 menurut Economist Intelligence Unit. Tapi kiprah negeri tirai bambu itu bukan temuan yang paling mengejutkan, melainkan posisi Indonesia.
Foto: Fotolia
1. Cina
Negeri tirai bambu ini berada di peringkat kedua daftar negara sesuai besaran Produk Domestik Brutto-nya (PDB). Cina tahun 2014 berada di posisi kedua, di bawah AS dengan 11,212 Triliun Dollar AS. Tapi pada tahun 2050, Economist Intelligence Unit memprediksi Cina akan mampu melipatgandakan PDB-nya menjadi 105,916 Triliun Dollar AS.
Foto: imago/CTK Photo
2. Amerika Serikat
Saat ini AS masih mendominasi perekonomian global. Dengan nilai nominal PDB yang berada di kisaran 17,419 Triliun Dollar AS per tahun, tidak ada negara lain yang mampu menyaingi negeri paman sam itu. Tapi untuk 2050 ceritanya berbeda. AS akan turun ke peringkat dua dengan nilai PDB 70,913 Triliun Dollar AS.
Foto: picture-alliance/dpa/J. F. Martin
3. India
Tahun 2050 India akan menikmati pertumbuhan konstan di kisaran 5%, menurut studi EIU. Saat ini raksasa Asia Selatan ini bertengger di posisi sembilan daftar raksasa ekonomi terbesar dunia dengan nilai PDB 2 Triliun Dollar AS. Tapi 35 tahun kemudian India akan merangsek ke posisi ketiga di bawah AS dengan pendapatan nasional sebesar 63 triliun Dollar AS.
Foto: Reuters/N. Chitrakar
4. Indonesia
Perekonomian Indonesia membaik setekah tiga kali bangkrut menyusul krisis moneter berkepanjangan. Saat ini Indonesia mencatat nilai nominal PDB sebesar 895 Miliar Dollar AS dan berada di peringkat 16 dalam daftar kekuatan ekonomi global. Tahun 2050, Econimist Intelligence Unit memproyeksikan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi terbesar keempat dengan PDB sebesar 15,4 Triliun Dollar AS.
Foto: picture-alliance/dpa
5. Jepang
Serupa AS, Jepang terpaksa turun peringkat di tahun 2050. Saat ini negeri sakura itu masih bertengger di posisi ketiga kekuatan ekonomi terbesar sejagad, dengan perolehan PDB sebesar 4,6 Triliun Dollar AS. 35 tahun kemudian, Jepang digeser oleh Indonesia dan terpaksa melorot ke peringkat lima dengan 11,7 Triliun Dollar AS.
Foto: AP
6. Jerman
Perekonomian Jerman banyak ditopang oleh sektor riil yang didominasi oleh industri padat karya. Tapi menurut EIU, justru sektor inilah yang akan banyak menyusut di masa depan. Jerman diyakini bakal kehilangan seperlima tenaga kerjanya pada 2050. Hasilnya, Jerman yang saat ini di posisi keempat dengan PDB sebesar 3,8 Triliun, akan merosot ke posisi enam dengan perolehan 11,3 Triliun Dollar AS.
Foto: imago/Caro
7. Brasil
Dari semua negara di posisi sepuluh besar, cuma Brasil yang tidak berubah. Saat ini raksasa Amerika Selatan itu berada di posisi tujuh dengan nominal PDB sebesar 2,3 Triliun Dollar AS. Di posisi yang sama Brasil bakal mencatat perolehan sebesar 10,3 Triliun Dollar AS tahun 2050.