Pasukan Kurdi di Afrin minta sokongan militer Suriah akibat serangan dari pemberontak yang didukung Turki. Intervensi apapun dari Damaskus akan tandai pergeseran dramatis perang Suriah yang sudah berjalan tujuh tahun.
Iklan
Perang Suriah semakin kompleks karena penguasa Kurdi di Afrin mengeluarkan pernyataan yang menyerukan Suriah agar memberikan sokongan militer untuk menjaga perbatasannya. Permintaan ini disampaikan karena Turki terus melancarkan serangan.
Anggota dewan eksekutif Afrin Othman Al-Sheikh Issa mengatakan kepada AFP bahwa Presiden Bashar al-Assad "harus teguh menghadapi agresi ini" dan tidak "mengijinkan pesawat Turki memasuki kawasan udara Suriah."
"Kami menganggap Afrin bagian tak terpisahkan dari wilayah Suriah," demikian Issa. "Serangan apapun terhadap Afrin adalah serangan terhadap seluruh warga kawasan itu dan negara berdaulat Suriah."
Posisi terakhir kekuasaan Kurdi menunjukkan kemunduran dalam upaya mendirikan negara Kurdi berdaulat yang kawasannya merentang dari bagian selatan Turki, hingga Suriah utara dan Irak utara. Ini mencakup kawasan Afrin, yang selama ini berada di bawah kekuasaan administrasi semi otonom yang didominasi partai-partai Kurdi selama beberapa tahun, setelah pasukan Suriah meninggalkan kawasan itu.
Kurdi - Kaum Yang Mencari Kebebasan
Referendum yang diadakan warga Kurdi di kawasan otonomi di Irak Utara sudah mulai menarik perhatian internasional. Siapakah kaum yang bergelut mencari kebebasan ini?
Foto: picture-alliance/AP Photo/E.Gurel
Orang Kurdi dan tempat tinggalnya
Populasi Kurdi besarnya sekitar dua puluh lima sampai tiga puluh juta orang. Orang-orang ini tinggal di daerah pegunungan yang tersebar di lima negara, yaitu Irak, Suriah, Turki, Iran dan Armenia.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Feher
Hubungan tidak harmonis
Kaum Kurdi tidak memiliki negara sendiri yang terpisah. Tapi mereka sejak lama telah berkampanye untuk otonomi atau kemerdekaan. Itulah sebabnya hubungan mereka dengan pemerintah negara Turki, Irak, Suriah dan Iran tidak harmonis
Foto: picture-alliance/dpa/B. Feher
Kurdistan
Pada tahun 1992, Pemerintah Daerah Kurdistan dibentuk di Irak. Majelis Nasional Kurdistan, parlemen pertama yang dipilih secara demokratis di wilayah Kurdistan Irak, membentuk pemerintah ini.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Vinogradov
Punya militer
Kurdistan memiliki parlemen sendiri, juga pasukan yaitu Peshmerga. Para pejuang Peshmerga sering jadi kepala berita, terutama karena sukses melawan kelompok teror ISIS. Pemerintah Kurdistan juga memiliki kebijakan perbatasan dan luar negerinya sendiri.
Foto: picture-alliance/AP Images/M. Sohn
Keyakinan agama
Kebanyak orang Kurdi memeluk Islam Suni. Tetapi ada juga juga yang memeluk agama-agama lain, seperti Kristen, Yazidi, Alevi dan agama etnis Kurdi.
Foto: Reuters/A. Lashkari
Mimpi dari negara yang berbeda
Setelah jatuhnya Kekaisaran Ottoman di masa Perang Dunia Pertama, koalisi negara-negara Barat yang menang perang memecah belah Kurdistan dan menempatkannya dalam beberapa negara. Itu didasari kesepakatan yang disebut Traité de Sèvres dari 1920.
Foto: A. Spyra
Kekhawatiran negara tetangga Irak
Turki dan Iran khawatir bahwa karena referendum kemerdekaan yang diadakan di Irak Utara, Senin 25 September 2017, warga minoritas Kurdi di negara mereka akan menuntut kebebasan juga. Kini kedua negara itu mengancam akan menghentikan hubungan bisnis mereka dengan kawasan otonomi Kurdi di Irak Utara.
Foto: picture-öalliance/dpa/B. Rössler
Bagaimana hubungan dengan Amerika Serikat?
Banyak negara barat juga menolak untuk menerima referendum orang Kurdi. Mereka mengatakan itu bisa memperburuk situasi Timur Tengah yang saat inipun sudah tidak stabil. Foto: polisi anti huru-hara dikerahkan ketika warga pro Kurdi berdemonstrasi di Istanbul (26/10/2017). Penulis: Ashok Kumar (ml/as)
Foto: picture-alliance/AP Photo/E.Gurel
8 foto1 | 8
Sekutu baru
Serangan udara dan darat Turki terhadap Kurdi di Afrin, yang dikenal sebagai "Operation Olive Branch" (operasi cabang zaitun) membuka fron baru perang Suriah, dan kembali lagi menyebabkan pergeseran kubu-kubu yang berperang berdasarkan sokongan dari luar negeri.
Hari Sabtu, Turki luncurkan serangan lintas batas ke Suriah dalam upaya melumat milisi Kurdi YPG yang diaanggap Turki sebagai kelompok teroris.
Serangan menyebabkan ketegangan diplomatik antara sekutu NATO yaitu Turki dan AS. AS selama ini mendukung YPG di Suriah utara, dalam upaya memerangi kaum militan yang menyebut diri Islamic State. Ini menyulut kemarahan Turki. Berbeda dengan AS, Turki berkeras YPG punya afiliasi dengan Partai PKK yang dinilai ekstrimis.
Menteri Turki Urusan Eropa Omer Celik mengatakan kepada AFP, serangan militer di Suriah utara menjaga "kepentingan keamanan" Turki dan menjaga keamanan Eropa.
"Kami jelas meminta sahabat dan sekutu kami untuk tidak mendukung YPG," demikian dikatakannya di Brussel hari Kamis. Ia menambahkan, "Kami mengusulkan untuk melakukan operasi ini bersama-sama. Tapi mereka tidak ambil tindakan. Jadi Turki harus malakukannya."
Siapa Yang Berperang di Konflik Suriah?
Konflik di Suriah memasuki babak baru setelah militer Turki melancarkan serangan terhadap posisi milisi Kurdi di timur laut Suriah. Inilah faksi-faksi yang berperang di Suriah.
Foto: Atta Kenare/AFP/Getty Images
Perang Tiada Akhir
Suriah telah dilanda kehancuran akibat perang saudara sejak 2011 setelah Presiden Bashar Assad kehilangan kendali atas sebagian besar negara itu karena berbagai kelompok revolusioner. Sejak dari itu, konflik menarik berbagai kekuatan asing dan membawa kesengsaraan dan kematian bagi rakyat Suriah.
Foto: picture alliance/abaca/A. Al-Bushy
Kelompok Loyalis Assad
Militer Suriah yang resminya bernama Syrian Arab Army (SAA) alami kekalahan besar pada 2011 terhadap kelompok anti-Assad yang tergabung dalam Free Syrian Army. SAA adalah gabungan pasukan pertahanan nasional Suriah dengan dukungan milisi bersenjata pro-Assad. Pada bulan September, Turki meluncurkan invansi militer ketiga dalam tiga tahun yang menargetkan milisi Kurdi.
Foto: picture alliance/dpa/V. Sharifulin
Militer Turki
Hampir semua negara tetangga Suriah ikut terseret ke pusaran konflik. Turki yang berbatasan langsung juga terimbas amat kuat. Berlatar belakang permusuhan politik antara rezim di Ankara dan rezim di Damaskus, Turki mendukung berbagai faksi militan anti-Assad.
Foto: picture alliance/dpa/S. Suna
Tentara Rusia
Pasukan dari Moskow terbukti jadi aliansi kuat Presiden Assad. Pasukan darat Rusia resminya terlibat perang 2015, setelah bertahun-tahun menyuplai senjata ke militer Suriah. Komunitas internasional mengritik Moskow akibat banyaknya korban sipil dalam serangan udara yang didukung jet tempur Rusia.
Sebuah koalisi pimpinan Amerika Serikat yang terdiri lebih dari 50 negara, termasuk Jerman, mulai menargetkan Isis dan target teroris lainnya dengan serangan udara pada akhir 2014. Koalisi anti-Isis telah membuat kemunduran besar bagi kelompok militan. AS memiliki lebih dari seribu pasukan khusus di Suriah yang mendukung Pasukan Demokrat Suriah.
Foto: picture-alliance/AP Images/US Navy/F. Williams
Pemberontak Free Syrian Army
Kelompok Free Syrian Army mengklaim diri sebagai sayap moderat, yang muncul dari aksi protes menentang rezim Assad 2011. Bersama milisi nonjihadis, kelompok pemberontak ini terus berusaha menumbangkan Presiden Assad dan meminta pemilu demokratis. Kelompok ini didukung Amerika dan Turki. Tapi kekuatan FSA melemah, akibat sejumlah milisi pendukungnya memilih bergabung dengan grup teroris.
Foto: Reuters
Pemberontak Kurdi
Perang Suriah sejatinya konflik yang amat rumit. Dalam perang besar ada perang kecil. Misalnya antara pemberontak Kurdi Suriah melawan ISIS di utara dan barat Suriah. Atau juga antara etnis Kurdi di Turki melawan pemerintah di Ankara. Etnis Kurdi di Turki, Suriah dan Irak sejak lama menghendaki berdirinya negara berdaulat Kurdi.
Foto: picture-alliance/AA/A. Deeb
Islamic State ISIS
Kelompok teroris Islamic State (Isis) yang memanfaatkan kekacauan di Suriah dan vakum kekuasaan di Irak, pada tahun 2014 berhasil merebut wilayah luas di Suriah dan Irak. Wajah baru teror ini berusaha mendirikan kekalifahan, dan namanya tercoreng akibat genosida, pembunuhan sandera serta penyiksaan brutal.
Foto: picture-alliance/dpa
Afiliasi Al Qaeda
Milisi teroris Front al-Nusra yang berafiliasi ke Al Qaeda merupakan kelompok jihadis kawakan di Suriah. Kelompok ini tidak hanya memerangi rezim Assad tapi juga terlibat perang dengan pemberontak yang disebut moderat. Setelah merger dengan sejumlah grup milisi lainnya, Januari 2017 namanya diubah jadi Tahrir al-Sham.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Nusra Front on Twitter
Pasukan Iran
Iran terlibat pusaran konflik dengan mendukung rezim Assad. Konflik ini juga jadi perang proxy antara Iran dan Rusia di satu sisi, melawan Turki dan AS di sisi lainnya. Teheran berusaha menjaga perimbangan kekuatan di kawasan, dan mendukung Damaskus dengan asistensi startegis, pelatihan militer dan bahkan mengirim pasukan darat.
Foto: Atta Kenare/AFP/Getty Images
10 foto1 | 10
Walaupun Assad jadi salah satu lawan paling besar Turki, tidak jelas apakah presiden Suriah akan memenuhi permintaan Kurdi.
Kurdi ingin mendirikan sendiri kawasan otonomi
Upaya Kurdi untuk mendirikan sendiri kawasan otonomi di dalam negara Suriah sudah lama jadi ancaman bagi pemerintah Suriah dan Turki. Presiden Suriah Bashar al Assad sudah berkali-kali menolak ide negara berdaulat Kurdi, dan beberapa kali mengancam akan melumat apa yang disebutnya "pengkhianat" terhadap Suriah.
Turki juga berkeras akan mencapai kesepakatan dengan pemerintah Rusia, yang jadi penyokong Assad selama ini, sebelum menyerang pasukan Kurdi di Suriah. Yang jelas Assad mengutuk serangan Turki. Pekan lalu, Wakil Menlu Suriah Faisal Mekdad mengancam, pemerintah Suriah bisa menembak jet tempur Turki yang melintasi batas udara Suriah.
Cantik dan Mematikan: Prajurit Perempuan Pelumat ISIS
Mereka cantik, tetapi juga mematikan. Buat melumat ancaman kelompok teror Islamic State, perempuan Kurdi tidak segan mengangkat senjata. Keberadaan mereka di garda terdepan mengusik sikap anti perempuan kelompok radikal.
Foto: Reuters/A. Jadallah
Ditakuti dan Dibenci
Sejak beberapa tahun terakhir pasukan bersenjata Kurdi, Peshmerga, menerjunkan kaum perempuan buat bertempur di garda terdepan dalam perang melawan Islamic State. Mereka ditakuti, tutur Kolonel Nahida Ahmad Rashid, komandan batalyon perempuan Peshmerga, "karena pejuang IS merasa mereka yang mati di tangan perempuan tidak akan masuk surga."
Foto: Getty Images/AFP/S. Hamed
Berbayar Nyawa
Kekhawatiran terbesar prajurit perempuan Peshmerga adalah ditangkap oleh gerilayawan IS. Menurut berbagai laporan, mereka biasanya disiksa dan diperkosa sebelum dibunuh. Oleh pimpinan Peshmerga setiap serdadu perempuan diperintahkan menyisakan satu butir peluru buat melumat nyawa sendiri sebelum ditangkap.
Foto: picture alliance/Pacific Press/J. Ahmad
Uluran Tangan Barat
Batalyon kedua Pesherga saat ini berkekuatan 500 serdadu yang semuanya berjenis kelamin perempuan. Satuan tempur ini berbasis di Sulaymaniyah, Kurdistan, dan terletak tidak jauh dari perbatasan Iran. Lantaran kiprahnya dalam perang melawan IS, Peshmerga sering mendapat bantuan militer dari negara-negara barat. termasuk diantaranya program pelatihan buat perempuan.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Jensen
Persamaan Gender di Jantung Kekuasaan IS
Prajurit perempuan Peshmerga ikut memanggul beban tugas yang sama seperti kaum lelaki. Mereka dikirim dalam misi pengintaian, berpatroli, menjaga pos pengawasan atau rumah sakit. "Satu-satunya perbedaan," kata Kolonel Rashid, sang komandan, "adalah para lelaki memakai senapan yang lebih berat."
Foto: picture-alliance/dpa/R. Jensen
Perempuan di Akar Tradisi
Peshmerga yang dalam bahasa Kurdi berarti "mereka yang menatap mata kematian," aktif sejak akhir Perang Dunia I. Sejak dulu sayap militer Kurdi ini bertempur melawan pemerintahan Irak. Sejak jatuhnya rejim Saddam Hussein, wilayah Kurdistan menikmati otonomi dan kemajuan ekonomi. Perempuan yang teremansipasi sudah mengakar dalam tradisi Kurdi
Foto: Reuters/Ahmed Jadallah
Ekspresi Kebebasan Perempuan Kurdi
Peshmerga pertamakali merekrut prajurit perempuan sekitar 20 tahun lalu. Selain Peshmerga, minoritas Kurdi juga memiliki kelompok bersenjata lain seperti Partai Buruh Kurdi, PKK, atau YPG yang juga banyak diperkuat oleh kaum hawa. Adalah Abdullah Öcalan, pimpinan PKK, yang pertama kali mencetuskan ide serdadu perempuan. "Jika perempuan dijadikan budak, lelaki pun mengalami nasib sama," katanya
Foto: picture alliance/Pacific Press/J. Ahmad
Perjuangan demi Kebebasan
Peshmerga bertempur di front sepanjang 1000 kilometer di utara Irak. Jika dulu rejim Saddam Hussein dianggap sebagai ancaman terbesar, maka kini peran laknat tersebut digantikan oleh Islamic State. "Kami disini karena ingin melindungi apa yang telah susah payah kami capai, yakni parlemen, keamanan dan stabilitas," kata Komandan Rashid.