Mengapa Perlu Kursus Integrasi di Jerman untuk Warga Asing?
11 September 2021Siapa pun di dunia ini ingin hidup damai dan nyaman. Namun siapa bisa menebak masalah politik, ekonomi dan sosial yang berdampak pada perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lain untuk mendapatkan kondisi hidup yang tentram. Per tahun 2017 tercatat sudah ada 68 juta orang mengungsi keluar dari negaranya dikarenakan konflik dan perang yang tak berkesudahan.
Ada yang mengungsi ke negara tetangga, sebagian lagi memilih negara berkembang sebagai tujuan hidup mereka selanjutnya. Namun sebagian besar pengungsi memilih berjuang tinggal di negara maju dan besar seperti Jerman dan lainnya. Jerman menjadi salah satu dari tujuh negara terbesar di dunia yang menampung para pencari suaka ini. Jerman menduduki posisi kedua sebagai negara tujuan para migran, setelah negeri Paman Sam.
Ada banyak faktor yang melatarbelakangi mengapa seseorang harus meninggalkan tanah air tercinta dan menuju tempat baru. Ada alasan ekonomi yang melatarbelakangi mengapa mereka harus pindah dan mencari kehidupan yang layak. Namun sebagian besar orang terpaksa keluar dari negaranya hanya karena konflik, penganiayaan dan perang yang mengancam keselamatan hidup mereka.
Bagaimana pun negara pemberi suaka seperti Jerman telah menawarkan bantuan jaminan hidup dan keselamatan yang menjadi harapan pencari suaka. Manfaat yang diterima penerima suaka di Jerman seperti tempat tinggal, makan, kebutuhan sehari-hari, kesehatan dan sarana belajar bahasa Jerman. Masalahnya tak semua negara penerima pengungsi bersedia melakukan hal yang sama seperti Jerman. Bagi para pencari suaka, Jerman adalah negeri impian mereka.
Jerman memahami bagaimana pencari suaka membutuhkan tempat berlindung dan mencari rasa aman karena warga Jerman pun pernah mengalami hal yang sama saat perang dunia masih berlangsung. Atas dasar kemanusiaan, Jerman menerima dan menampung para pencari suaka dunia. Melalui lembaga Bundesamt für Migration und Flüchtlinge (BAMF) yang didirikan sejak tahun 1953, Pemerintah Jerman mempertimbangkan aplikasi para pencari suaka dan memfasilitasi kebutuhan para pengungsi.
Ada banyak pertimbangan mengapa aplikasi seseorang sebagai pencari suaka ditolak. Namun demikian, ada juga pencari suaka yang dipertimbangkan untuk tetap tinggal dan pada akhirnya menetap di Jerman.
Atas dasar kemanusiaan, pemerintah Jerman mengabulkan permintaan untuk tidak kembali ke negara asalnya. Kebijakan soal migrasi sampai sekarang masih menjadi perdebatan politik dan polemik sementara jumlah permintaan pencari suaka kian bertambah karena kondisi peperangan dan tak aman yang terjadi di berbagai negara.
Kursus Integrasi "Leben in Deutschland"
Lalu bagaimana dengan generasi kedua dari para pencari suaka yang telah lahir dan tinggal di Jerman?
Jerman kini tumbuh menjadi negeri multikultur yang terbuka akan hadirnya para migran. Banyak pula para migran dari Eropa Timur, Asia dan Afrika yang mencari peruntungan dan menetap di Jerman. Atas dasar fenomena sosial ini, pemerintah Jerman mengeluarkan kebijakan Kursus Integrasi Budaya yang wajib diikuti para migran dan pendatang sejak tahun 2005. Kursus integrasi ini tidak hanya mengajarkan tentang bahasa Jerman sebagai bahasa sehari-hari untuk tinggal di Jerman, tetapi juga para migran yang tinggal di Jerman dapat belajar politik, budaya dan kebiasaan sehari-hari.
Untuk mengikuti Kursus Integrasi Budaya "Leben in Deutschland" atau yang disebut Integrationskurse maka peserta wajib memenuhi kemampuan bahasa Jerman yang dipersyaratkan, yakni tingkat B1. Biasanya program kursus ini tersedia dalam satu paket penuh setelah seseorang mengikuti kelas bahasa Jerman di Jerman.
Ini adalah pengalaman saya beberapa tahun lalu mengikuti kursus ini agar saya memahami banyak hal tentang negeri yang saya tempati sekarang. Saya belajar kursus ini bersama dengan para migran pencari suaka di Jerman, sebagian lagi adalah para pendatang dari negara Eropa Timur yang mencoba peruntungan tinggal di Jerman dan lainnya adalah mereka yang tinggal di Jerman karena pernikahan.
Kursus Integrasi Budaya berlangsung setiap hari, dari Senin sampai dengan Jumat dengan total belajar sekitar 100 jam atau sekitar satu bulan penuh. Saya membayar sendiri kursus ini, sementara ada juga peserta lain yang mendapatkan bantuan sosial untuk mengikuti kursus ini. Biasanya pihak pejabat berwenang yang menyetujui izin tinggal para migran merekomendasikan mereka untuk mengikuti kursus Integrasi Budaya ini.
Tentang sejarah dan toleransi
Kursus Integrasi Budaya ini terdiri atas tema Politik dan Demokrasi negara Jerman, Sejarah, Budaya dan Toleransi tinggal di Jerman. Setelah mengikuti kursus ini, saya dan peserta lainnya wajib mengikuti ujian tertulis selama 60 menit. Tentu tak mudah untuk saya dan peserta lainnya memahami kosa kata dan grammatik yang seperti "bahasa dewa” itu.
Jadi wajarlah jika saya perlu belajar sungguh-sungguh agar saya lulus dan bisa melanjutkan impian untuk bekerja di Jerman usai studi. Sepertinya Tuhan mendengarkan doa saya, saya mampu mengerjakan soal-soal dalam ujian tersebut. Saya mampu menjawab 33 pertanyaan dengan benar. Puji Tuhan, nilai saya sempurna!
Apa yang saya petik dari pengalaman kursus Integrasi Budaya ini?
Saya memahami banyak hal tentang negeri yang saya tempati ini. Kini saya memiliki izin tinggal tak terbatas di Jerman setelah saya mengikuti program ini. Satu hal terpenting, mengapa para migran dan pendatang seperti saya perlu mengikuti kursus Integrasi Budaya? Program Integrasi Budaya perlu agar kita bisa memahami suatu budaya dengan budaya lain, bukan untuk membandingkan budaya. Melalui kursus ini, saya dan para migran yang berasal dari beragam latar belakang mendapatkan informasi dan pengetahuan yang benar dan tepat seputar hidup dan tinggal di Jerman. Seperti pepatah bahasa Indonesia, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.
*Anna Knoebl saat ini tinggal di Passau, Jerman
**DWNesiaBlog menerima kiriman blog tentang pengalaman unik Anda ketika berada di Jerman atau Eropa. Atau untuk orang Jerman, pengalaman unik di Indonesia. Kirimkan tulisan Anda lewat mail ke: dwnesiablog@dw.com. Sertakan satu foto profil dan dua atau lebih foto untuk ilustrasi. Foto-foto yang dikirim adalah foto buatan sendiri. (hp)