Kelompok militan Abu Sayyaf kembali menculik anak buah kapal (ABK) Indonesia dalam dua aksi serangan di laut Sulu, Filipina Selatan. Pemerintah mengaktifkan crisis center dan mengupayakan pembebasan.
Iklan
Kehadiran Presiden Joko Widodo di kawasan perairan Natuna dengan mendemonstrasikan kapasitas perang marinir Indonesia, tampaknya tidak akan menyurutkan berbagai aksi penculikan di laut terhadap warga Indonesia.
Lagi Tujuh WNI Disandera Abu Sayyaf
01:06
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan berita penculikan itu dalam konferensi Pers di Jakarta hari Jumat, 24/06) sambil menegaskan: “Kejadian yang ketigakalinya ini sangat tidak dapat ditoleransi.”
Penculikan itu dilakukan dalam 2 aksi terpisah, hari Senin, 20 Juli lalu, dan dilakukan oleh dua kelompok berbeda. Menurut Menlu, ada 13 orang ABK Indonesia yang disergap, 7 orang kemudian disandera, sedangkan 6 orang dibebaskan.
“Saat ini keenam ABK yang dibebaskan dalam perjalanan membawa kapal kapal TB Charles 001/ TK Robby 152 menuju ke Samarinda,” kata Retno Mrsudi, sebagaimana dikutip CNN Indonesia.
Para sandera itu diduga disembunyikan di kamp-kamp di hutan Sulu. Retno Marsudi mengatakan, pemerintah sebelumnya menerima konfirmasi bahwa 6 dari 13 anggota awak kapal tunda penarik tongkang batubara dibebaskan dan sedang menuju ke Indonesia dengan kapal.
Pemerintah Indonesia saat ini sedang mengadakan rapat koordinasi untuk menyusun strategi pembebasan tujuh warga Indonesia yang disandera itu. Rapak koordinmasi dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut B Pandjaitan.
Menlu Retno Marsudi menyampaikan, hasil rapat koordinasi hari ini antara lain memutuskan untuk mengaktifkan crisis center.
"Crisis center akan segera bekerja. Crisis center ini sudah ada dan sudah bekerja saat upaya pelepasan sandera-sandera sebelumnya. Kami on-kan lagi crisis center untuk menangani penyanderaan ini," kata Retno usai rapat di kantor Menko Polhukam, Jakarta.
Menlu juga menerangkan Indonesia akan memperpanjang moratorium ekspor batubara melalui wilayah Laut Sulu.
"Moratorium akan terus dilakukan sampai pemerintah Filipina dapat memberikan jaminan keamanan," kata Retno Marsudi.
Indonesia memasok 70 persen kebutuhan batubara Filipina dengan nilai sekitar 800 juta dolar AS.
Akhir Maret lalu, kelompok Abu Sayyaf menculik 14 ABK Indonesia di Perairan Sulu. 14 orang itu kemudian dibebaskan setelah kelompok perunding Indonesia diturnkan ke Filipina Selatan. Berbagai media melaporkan ada uang tebusan yang dibayar, namun pemerintah Indonesia membantah pembayaran uang tebusan.
Inilah Profil Abu Sayyaf
Kelompok Abu Sayyaf dikenal tanpa ampun memenggal sandera & musuhnya. Warga Indonesia tak luput jadi sasaran penculikan. Siapa dan bagaimana sepak terjang organisasi separatis di Filipina ini?
Foto: picture-alliance/dpa/L. Castillo
Melawan invasi Soviet di Afghanistan
Abu Sayyaf Group (ASG) didirikan sekitar tahun 1990 oleh Abdurajak Abubakar Janjalani, yang makin radikal setelah berpergian ke negara-negara Timur Tengah. Tahun 1988, Janjalani dilaporkan berjumpa Osama bin Laden di Pakistan dan berjuang bersama melawan invasi Soviet di Afghanistan. Setelah itu, Janjalani mulai mengembangkan misinya untuk mengubah Filipina selatan menjadi negara Islam.
Foto: AP
Merekrerut Eks MNLF
Setelah secara permanen kembali ke Filipina dari Timur Tengah, Janjalani merekrut anggota dari Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) yang kecewa dengan organisasinya, untuk menjadi cikal bakal ASG. Eks-MNLF ini dikenal lebih radikal dalam ideologi mendirikan negara Islam independen daripada mantan organisasi induknya.
Foto: picture-alliance/AP Photo/N. Butlangan
Lokasi geografis & jumlah anggota
Abu Sayyaf dalam bahasa Arab berarti bapak ahli pedang. Kelompok separatis Abu Sayyaf terdiri milisi yang berbasis di sekitar kepulauan selatan Filipina, seperti Jolo dan Basilan. Menurut kantor berita Associated Press, jumlah pengikutnya hingga tahun 2015 sekitar 400 orang.
Militer dan WNA jadi sasaran
Sepanjang tahun 1990-an, ASG beralih menggunakan aksi kekerasan untuk mendapatkan pengakuan, antara lain terlibat dalam pemboman, penculikan, pembunuhan, dan serangan terhadap pemeluk Kristen dan orang asing. ASG juga membidik militer Filipina sebagai sasaran kekerasan.
Foto: Reuters
Janjalani tewas, ASG pun retak
Setelah pasukan polisi Filipina tewaskan Janjalani dalam baku tembak 1998, ASG retak. Satu faksi dipimpin saudaranya, Khadaffy Janjalani, faksi lain dipimpin Galib Andang. Ketika aliran dana Al Qaida berkurang, kelompok teror itu mencari uang lewat penculikan. Tahun 2000, ASG menculik 21 orang dari sebuah resor di Malaysia. Foto: Mereka berpose di kamp setelah membebaskan 3 sandera
Foto: picture-alliance/dpa
Jadi target operasi anti teror AS
Sebagai buntut dari serangan Al Qaida 11 September, 2001 di Amerika Serikat, ASG juga jadi target pasukan AS dan Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) di bawah Operation Enduring Freedom. Galib Andang ditangkap tahun 2003.
Foto: AP
Konsolidasi dan serangan mematikan
ASG konsolidasi lagi & lakukan beberapa serangan besar di awal 2000-an. Termasuk serangan paling mematikan di Manila Bay yang menewaskan 116 orang tahun 2004. Terpidana terorisme Indonesia Umar Patek, pernah didapuk jadi anggota Majelis Syura Abu Sayyaf pada tahun 2005-2006. Kini ia menawarkan bantuan negosiasi guna bebaskan 10 sandera asal Indonesia.
Foto: AP
Penculikan dan pemenggalan
Sejak 2007 ASG sering mengancam untuk memenggal kepala sandera jika tak diberikan uang tebusan. Kebanyakan korban penculikan adalah warga Filipina, orang asing di Filipina selatan, termasuk wisatawan dan pekerja asing. Beberapa analis dan pejabat pemerintah menilai ASG lebih menyerupai geng kriminal daripada sebuah organisasi ideologis.
Foto: picture-alliance/dpa
Terkecil, tidak dianggap, tapi paling radikal
Lantaran tidak diajak bernegosiasi, ASG 2014 silam berusaha melemahkan putaran terakhir perundingan damai antara pemerintah dan separatis Filipina. Juli 2014, ASG menewaskan 21 Muslim yang merayakan akhir Ramadhan di Jolo, sebagai balasan atas dukungan mereka dalam proses perdamaian. Di tahun yang sama 2 warga Jerman diculik Abu Sayyaf. Operasi pembebasan dilakukan besar-besaran.
Foto: Reuters
Mendukung ISIS
Tahun 2014 sekelompok orang yang mengaku anggota ASG memublikasikan video untuk mendeklarasikan loyalitas terhadap ISIS. Para ulama dan pejabat percaya bahwa kesetiaan ASG kepada IS semata-mata untuk mempromosikan kepentingan sendiri. IS diyakini tidak memberikan dana atau dukungan material lain untuk ASG.
Foto: picture-alliance/dpa
Sandera Jerman dibebaskan
Bulan September 2014, ASG mengancam akan membunuh sandera Jerman, menuntut Jerman membayar tebusan dan menarik dukungannya kepada AS. Stefan Okonek dan Henrike Dielen ditangkap pada April 2014 ketika kapal pesiar mereka mengalami kerusakan di sekitar Pulau Palawan, Filipina. Dua sandera ini akhirnya dibebaskan 17 Oktober 2014 setelah para militan mendapat uang tebusan.
Foto: REUTERS/Armed Forces of the Philippines
Pembebasan warga Italia
Selain 10 sandera warga Indonesia, beberapa warga asing ikut menjadi korban penculikan dan ancaman pemenggalan tahun ini. Satu di antaranya,warga Italia, Rolando Del Torchio, yang dibebaskan April silam. Saat ini Abu Sayyaf dipimpin oleh Isnilon Hapilon, seorang warga Filipina yang kini jadi buronan Amerika.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Armed Forces of the Philippines Western Mindanao Command via AP