1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lagi, 7 Awak Kapal Indonesia diculik Abu Sayyaf

24 Juni 2016

Kelompok militan Abu Sayyaf kembali menculik anak buah kapal (ABK) Indonesia dalam dua aksi serangan di laut Sulu, Filipina Selatan. Pemerintah mengaktifkan crisis center dan mengupayakan pembebasan.

Indonesien Außenministerin Retno Marsudi
Foto: picture-alliance/dpa/A. Weda

Kehadiran Presiden Joko Widodo di kawasan perairan Natuna dengan mendemonstrasikan kapasitas perang marinir Indonesia, tampaknya tidak akan menyurutkan berbagai aksi penculikan di laut terhadap warga Indonesia.

Lagi Tujuh WNI Disandera Abu Sayyaf

01:06

This browser does not support the video element.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan berita penculikan itu dalam konferensi Pers di Jakarta hari Jumat, 24/06) sambil menegaskan: “Kejadian yang ketigakalinya ini sangat tidak dapat ditoleransi.”

Penculikan itu dilakukan dalam 2 aksi terpisah, hari Senin, 20 Juli lalu, dan dilakukan oleh dua kelompok berbeda. Menurut Menlu, ada 13 orang ABK Indonesia yang disergap, 7 orang kemudian disandera, sedangkan 6 orang dibebaskan.

“Saat ini keenam ABK yang dibebaskan dalam perjalanan membawa kapal kapal TB Charles 001/ TK Robby 152 menuju ke Samarinda,” kata Retno Mrsudi, sebagaimana dikutip CNN Indonesia.

Daerah operasi Abu Sayyaf

Para sandera itu diduga disembunyikan di kamp-kamp di hutan Sulu. Retno Marsudi mengatakan, pemerintah sebelumnya menerima konfirmasi bahwa 6 dari 13 anggota awak kapal tunda penarik tongkang batubara dibebaskan dan sedang menuju ke Indonesia dengan kapal.

Pemerintah Indonesia saat ini sedang mengadakan rapat koordinasi untuk menyusun strategi pembebasan tujuh warga Indonesia yang disandera itu. Rapak koordinmasi dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut B Pandjaitan.

Menlu Retno Marsudi menyampaikan, hasil rapat koordinasi hari ini antara lain memutuskan untuk mengaktifkan crisis center.

Anggota kelompok militan Abu Sayyaf. Foto Arsip, Agustus 2000Foto: picture-alliance/dpa

"Crisis center akan segera bekerja. Crisis center ini sudah ada dan sudah bekerja saat upaya pelepasan sandera-sandera sebelumnya. Kami on-kan lagi crisis center untuk menangani penyanderaan ini," kata Retno usai rapat di kantor Menko Polhukam, Jakarta.

Menlu juga menerangkan Indonesia akan memperpanjang moratorium ekspor batubara melalui wilayah Laut Sulu.

"Moratorium akan terus dilakukan sampai pemerintah Filipina dapat memberikan jaminan keamanan," kata Retno Marsudi.

Indonesia memasok 70 persen kebutuhan batubara Filipina dengan nilai sekitar 800 juta dolar AS.

Sandera Indonesia yang dibebaskan militan Abu Sayyaf mendarat di Jakarta, 1 Mei 2016Foto: picture-alliance/AA/D. Roszandi

Akhir Maret lalu, kelompok Abu Sayyaf menculik 14 ABK Indonesia di Perairan Sulu. 14 orang itu kemudian dibebaskan setelah kelompok perunding Indonesia diturnkan ke Filipina Selatan. Berbagai media melaporkan ada uang tebusan yang dibayar, namun pemerintah Indonesia membantah pembayaran uang tebusan.

hp/rn (ap, rtr, cnnindonesia)