Penelitian menunjukkan bahwa kerusakan keanekaragaman hayati di daerah tropis bahkan bisa lebih buruk daripada yang diperkirakan jika kita tidak serius menyelesaikan masalah lingkungan di sana.
Iklan
Sebuah tim peneliti internasional menginventarisasi keanekaragaman hayati di daerah tropis termasuk juga hutan, padang rumput, wilayah air tawar dan garis pantai.
Hasilnya: meski wilayah tropis hanya mencakup sekitar 40 persen dari permukaan bumi, ini adalah tempat hidup bagi 78 persen spesies tumbuhan dan hewan, termasuk amfibi, mamalia darat, ikan, semut dan tanaman berbunga di dunia.
Peran daerah tropis bahkan lebih penting lagi bagi burung, karena 91 persen burung terestrial hidup di zona yang hangat dan lembab. Burung jenis lainnya juga mampir dan mengunjungi wilayah tropis dalam migrasi tahunan mereka.
Selain itu, daerah tropis juga adalah rumah dari hampir semua karang di perairan dangkal.
Sebagian besar spesies tropis tidak ditemukan di tempat lain, dan peneliti memperkirakan bahwa setidaknya ada 150.000 spesies yang belum diketahui para ilmuwan.
Kerajaan Jamur yang Hilang
Hanya sebagian kecil dari jutaan spesies jamur di dunia yang memiliki nama resmi. Dua ilmuwan mengidentifikasi organisme di hutan tropis Ekuador yang belum pernah tercatat sebelumnya.
Foto: Danny Newman
Menjelaskan yang tak dapat dijelaskan
Para ilmuwan dan ahli biologi memperingatkan, bahwa bumi menghadapi krisis kepunahan yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana ribuan spesies akan punah. Namun pada saat bersamaan banyak keanekaragaman hayati dunia yang masih belum diketahui oleh sains.
Foto: Danny Newman
Segudang spesies menunggu ditemukan
Jamur memainkan peran penting dalam menghijaukan bumi miliaran tahun lalu. Roo Vandegrift, ahli ekologi jamur dari University of Oregon, menggambarkan jamur sebagai "kerajaan yang hilang", mengingat begitu banyak hal yang masih harus dipelajari. Ada sekitar 3,2 juta spesies jamur yang berbeda di dunia. Namun, hanya 240.000 spesies yang telah secara resmi dicatat.
Foto: Danny Newman
Dunia ajaib jamur
Mayoritas jamur habitatnya di daerah tropis. Vandegrift pergi ke Reserva Los Cedros di Ekuador 2014 untuk mendokumentasikan keragaman jamur. Dia bekerja dengan ahli mikologi Danny Newman, yang mengambil foto-foto fantastis ini. Los Cedros adalah salah satu daerah resapan air di lereng Andes Ekuador. Vandegrift mengatakan ia bekerja di daerah di mana seseorang pasti menemukan spesies baru.
Foto: Danny Newman
Jamur eksentrik
Ini adalah Xylobotryum portentosum, yang dideskripsikan Newman sebagai "jamur eksentrik". Jamur ini relasi jauh genus Xylaria, tetapi para ahli tidak yakin ke genus mana jamur ini harus dikelompokkan. Para ilmuwan menemukan jamur Xylobotryum lain dalam ekspedisi mereka, yang diyakini sebagai spesies baru dalam sains.
Kerja berbulan-bulan di laboratorium
Kedua ilmuwan masih menyelesaikan pekerjaan terkait spesimen yang mereka kumpulkan. Mereka mengatakan, satu hari di lapangan bisa berarti berbulan-bulan kerja di lab. Newman mengeluhkan kurangnya investasi dalam penelitian keanekaragaman hayati, sehingga keduanya melakukan pengumpulan donasi untuk menganalisa sekuens DNA jamur yang mereka temukan.
Tak ada uang untuk jamur
Mengingat ada begitu banyak keanekaragaman hayati yang tidak terdokumentasi di dunia jamur, ada kemungkinan banyak spesies punah sebelum diberi nama — seperti jamur funky (foto) yang memakan serangga. Newman mengatakan logisnya ekspedisi penelitian dilakukan secara teratur seperti yang mereka jalankan. Namun ekspedisi tidak banyak, "karena tidak ada dana untuk itu", katanya.
Foto: Danny Newman
Suka makan serangga
Beberapa spesies yang ditemukan bersifat parasit. Jamur ini adalah anggota keluarga Hypocreales, yang jadi parasit dan memakan serangga serta lalat putih. Jamur kemudian tumbuh melalui mulut inang serangga yang mati dan mulai memakan bambu, yang dulu dimakan oleh serangga. Foto menunjukkan gambar bagian dalam jamur yang menyerupai persilangan antara galaksi spiral dan agar-agar anggur!
Foto: Danny Newman
Pertambangan mengancam
Roo Vandegrift mengatakan jamur harus diberi nama agar dapat dilindungi. Sejak 2014 pemerintah Ekuador membuka Los Cedros untuk proyek pertambangan. Ini berarti habitat jamur bisa hancur. Newman dan Vandegrift berharap bahwa usaha mereka mengidentifikasi dan mendeskripsikan spesies yang langka dan endemik di daerah itu akan membantu meningkatkan kesadaran pada bahaya tersebut.
Foto: Danny Newman
8 foto1 | 8
"Dengan kecepatan mendeskripsi spesies seperti saat ini, yaitu sekitar 20.000 spesies baru per tahun, diperkirakan setidaknya butuh 300 tahun untuk merampungkan katalog keanekaragaman hayati," kata Benoit Guénard, asisten profesor Universitas Hong Kong, dalam sebuah rilis pers terkait penelitian ini. Sementara ekosistem terus berubah.
Wilayah tropis dalam masalah
Deforestasi, polusi, penangkapan ikan dan perburuan berlebihan, invasi spesies asing serta pemanasan global sangat berdampak terhadap ekosistem tropis.
"Ekosistem tropis kini mengalami transisi drastis, berubah menjadi sesuatu yang sangat berbeda," kata penulis utama Jos Barlow dari Lancaster University.
Terumbu karang, misalnya, tumbuh sangat lebat dan akhirnya digantikan oleh ladang alga dan spons.
Hutan tropis yang lembab, yang pada masa lalu bebas dari masalah kebakaran, kini sering terbakar dan dapat menyebabkan lahannya berganti menjadi vegetasi rumput.
Di banyak savana misalnya di Cerrado, Brasil, banyak tanaman agrikultur telah menggantikan ekosistem asli wilayah itu.
"Semua ini terjadi sekarang, dengan frekuensi yang lebih cepat dan luasan yang semakin besar," kata Barlow.
Hilangnya ekosistem ini memiliki efek negatif yang dramatis bagi manusia, para peneliti menambahkan.
Ambil contoh terumbu karang. Ini adalah sumber ikan bagi 275 juta orang yang hidup dalam jarak 30 kilometer, sedangkan hutan menyediakan kayu dan produk lainnya. Penguapan di wilayah Amazonia diperkirakan menyediakan 70 persen curah hujan untuk area seluas 3,2 juta kilometer persegi di dekatnya.
Menatap Masa Depan Suram
Sementara sejumlah spesies terancam punah terutama karena perburuan ilegal, ada sejumlah lainnya yang berhasil berkembang berkat kerja keras pakar flora dan fauna liar. Keserakahan manusia kerap jadi ancamannya.
Foto: picture-alliance/robertharding
Jalan Menuju Kepunahan
Permintaan cula badak, terutama di Asia, mendorong spesies itu menuju kepunahan. Walaupun perdagangan cula badak dilarang di bawah kesepakatan CITES (konvensi perdagangan satwa liar) sejak 1977, di alam bebas tinggal 25,600 badak hidup. Raja Swaziland mengusulkan agar perdagangannya dilegalisasi dalam Konferensi Satwa Liar di Johannesburg (24/09-05/10).
Foto: picture-alliance/robertharding
Tragedi Akibat Nilai Gading
Walaupun gajah Afrika secara tragis berkurang sepertiga antara 2007-2015 akibat perdagangan gading, Zimbabwe dan Namibia usul agar perdagangannya dilegalisasi, sebagai upaya mengurangi permintaan. Menurut perkiraan terakhir, sekitar 27.000 gajah mati tiap tahun akibat perburuan liar dan perdagangan gading.
Foto: picture-alliance/AP Photo/African Parks
Simbol Hidup di Alam Bebas
Singa Afrika belum dianggap spesies yang terancam dan dijaga lewat kesepakatan CITES. Tapi banyak organisasi, misalnya Humane Society International sudah mengusulkan agar spesies itu dapat proteksi, karena diperkirakan hanya 20.000 hidup di alam bebas Afrika. Proposal ini ditentang, antara lain oleh Uni Eropa.
Foto: Imago/imagebroker
Paling Atas pada Daftar
Trenggiling adalah mamalia liar yang paling diperdagangkan. Sisiknya digunakan dalam obat-obatan tradisional, terutama di Cina, dan hewan ini jadi "piala" bagi banyak pemburu. Karena dari delapan spesies trenggiling semua terancam punah, peserta konferensi 2016 setuju pengetatan secara umum perdagangan binatang ini.
Foto: picture alliance/AP Photo
Cangkang Yang Cantik
Walaupun warna-warna cantik cangkang menambah keindahan rumah Anda, tindakan sederhana itu bisa merugikan invertebrata laut yang langka, seperti "chambered nautilus". Keong raksasa ini jadi dalah satu spesies yang diusulkan penjagaannya oleh pakar satwa langka dalam konferensi tahun ini.
Foto: picture-alliance/dpa/MARUM Universität Bremen/LMU München
Seperti Badak Terbang
Burung mengagumkan ini punya paruh yang berbentuk seperti helm. Berat paruhnya 11% dari 3 kg berat seekor burung. Burung jantan menggunakan paruhnya dalam pertarungan lawan burung lain. Manusia menggunakannya untuk dekorasi. Burung ini sudah masuk daftar Apendiks I. Tapi Indonesia meminta pengetatan penjagaan spesies ini, dan kerjasama antar negara untuk jaga kelestariannya.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/W. Layer
Alam Liar Juga Hijau
Tumbuhan kurang diperhatikan dalam diskusi alam liar. Tapi konferensi tahun ini juga menyoroti masalah terkait pembalakan legal dan ilegal di seluruh dunia, yang mengancam sejumlah besar spesies pohon. Minyalnya, di Asia permintaan kayu sonokeling bernilai tinggi mendorong jaringan kriminalitas antar negara.
Foto: Creativ Commons/autan
7 foto1 | 7
Sistem perlindungan lingkungan belum cukup
Ekosistem tropis sebelumnya telah mengalami banyak ancaman lokal, seperti polusi dan penebangan. Namun kini perubahan iklim juga menjadi tambahan masalah.
"Sementara sebagian besar dari kita tahu banyak tentang dampak perubahan iklim di daerah kutub. Perubahan iklim juga memiliki konsekuensi yang merusak di seluruh daerah tropis - dan tanpa tindakan cepat, dapat merusak konservasi lokal," kata Barlow.
Ditanya apa yang paling ia harapkan untuk mempertahankan daerah tropis, Jos Barlow menjawab: "mengendalikan perubahan iklim."
Membangun kawasan lindung adalah salah satu cara melestarikan keanekaragaman hayati. "Ini sangat penting, dan berpotensi besar untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati," katanya. Namun itu saja belum cukup.
Penelitian itu juga menunjukkan bahwa sistem perlindungan lingkungan yang ada saat ini hanya mencakup sebagian kecil ekosistem air tawar tropis dan padang rumput.
Selain itu, yang dilindungi hanyalah semua yang ada di dalam batas cagar alam, sementara yang di luardibiarkan begitu saja.
"Ini adalah strategi yang gagal dalam mencegah hilangnya keanekaragaman hayati."
Temuan Baru Biodiversitas 2016
Bumi masih belum diteliti seluruhnya. Masih banyak kekayaan biodiversitas yang tersembunyi. Kabar baik bagi keragaman hayati dengan ditemukannya spesies baru di tahun 2016. Berikut beberapa diantaranya:
Foto: picture-alliance/dpa/S.D. Biju
Kepiting Warna-Warni dari India
Ilmuwan menemukan lima spesies baru kepiting air tawar di Westghat, India. Pegunungan di India ini merupakan salah satu sumber keragaman hayati terkaya di dunia. Salah satunya kepiting warna warni unik yang diberi nama latin Gubernatoriana thackerayi sesuai dengan nama ilmuwan penemunya.
Foto: Magnolia Press/Shailesh Bhotale
Gurita Hantu Casper
Beberapa spesies gurita atau cumi dari keluarga Cephalopoda diketahui bisa mengubah warna kulit sebagai upaya penyamaran. Tapi gurita yang ditemukan di perairan Hawaii ini sebaliknya, tidak punya pigmen warna, hingga mirip sosok komik hantu Casper. Temuannya menyebar cepat lewat sosmed dan sosok gurita ini langsung dikenal di seluruh dunia.
Foto: NOAA
Bunga Bangkai Kerdil
Kita mengenal bunga Rafflesia atau bunga bangkai selalu berukuran raksasa dengan diameter di atas satu meter. Tapi jenis baru yang ditemukan di pulau Luzon, Filipina, bulan Februari 2016 berukuran paling kecil. Rafflesia consueloae, begitu nama bunga bangkai ini, diameternya hanya 13 sentimeter.
Foto: Edwino S. Fernando
Ular Bercahaya dari India
India menjadi “hotspot“ atau sumber paling banyak temuan spesies baru di abad ke 21 ini. Sebuah tim gabungan ilmuwan Inggris dan India menemukan spesies ular tidak berbisa yang seolah memancarkan cahaya. Temuan ular yang yang diberi nama latin ini merupakan temuan pertama spesies jenis tersebut sejak 144 tahun terakhir.
Foto: Varad B. Giri
Ikan Piranha Vegetaris
Ikan piranha selalu digambarkan sebagai ikan buas, yang melahap mangsanya, hewan atau manusia dalam bilangan menit, hingga hanya tersisa kerangka. Tapi ikan piranha spesies baru yang ditemukan di kawasan Amazona di barat Brasil ini hanya makan tumbuhan alias vegetaris. Ikan Piranha ini diberi nama latin Myloplus zorroi mengambil nama dari kisah film Zorro.
Foto: CC-BY-Douglas Bastos
Tarantula Penyanyi Country
Tarantula atau laba-laba berbulu hitam ini, salah satu dari 14 spesies baru laba-laba tarantula yang ditemukan ilmuwan Amerika Serikat di tahun 2016 ini. Diberi nama Johny Cash, penyanyi country terkenal Amerika, karena spesies baru ini pertama ditemukan di dekat penjara Folsom di California, di mana penyanyi country itu merekam hitnya “Folsom Prison Blues“.
Foto: CC-BY-Chris A. Hamilton
Katak Pohon India
Puluhan spesies baru katak ditemukan di tahun 2016. Yang paling menonjol adalah temuan katak pohon di India yang diberi nama Frankixalus jerdonii. Genus katak pohon ini diyakini sudah punah 137 tahun silam, tapi sebuah tim riset India menemukannya lagi di timur laut India. Katak pohon ini menetas dalam lubang di atas pohon, dan induknya memberi makan kecebong dengan telur yang tidak dibuahi.