Pria-pria Jepang ini “hamil”. Mereka ingin merasakan bagaimana rasanya berbadan dua.
Iklan
Apakah betul pria Jepang tergolong sulit merasakan tantangan yang dihadapi perempuan dan jarang membantu pasangannya dalam urusan rumah tangga?
Yang jelas laporan hasil survey yang dilakukan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) tahun 2014 menunjukkan kesimpulan: pria Jepang adalah yang paling jarang membantu pekerjaan rumah tangga.
Sementara data lain menunjukkan, rata-rata karyawan di Jepang bekerja lebih dari 50 jam per minggu, baik laki-laki maupun perempuan. Pria hanya mengerjakan tugas rumah selama sejam/hari, sementara perempuan rata-rata lima jam per hari.
Berusaha membangkitkan rasa solidaritas dan empati pria pada perempuan, para pemimpin sejumlah prefektur di Jepang membuat gerakan sosial, berupa kampanye yang bertujuan membangkitkan kesadaran solidaritas dan ringan tangan.
Cara unik yang dilakukan adalah menempatkan para pria pada posisi perempuan hamil, lewat simulasi berbadan dua. Pria-pria dewasa mengenakan rompi seberat 7,3 kilogram di tubuhnya seperti orang hamil. Dengan tambahan beban dan seolah-olah hamil, mereka harus melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa. Tak tanggung-tanggung, para gubernur sendiri ikut terlibat dan melakukan aksi ini. Judul videonya: "Gubernur jadi Perempuan Hamil".
Surga bagi Kaum Hawa
Inilah negara-negara yang memberi tempat tinggi bagi perempuan, dalam segi hak asasi, kesetaraan gender dan upah, keamanan dan kemajuan bagi kaum perempuan.
Foto: Fotolia/paul prescott
#7. Jerman
Dari segi hak asasi, kesetaraan gender dan upah, keamanan dan kemajuan bagi kaum perempuan, Jerman menempati posisi ke-tujuh surga kaum hawa sejagad. Jerman juga negara yang memimpin dalam kesetaraan gender di bidang sains. Sejak tahun 2010, jumlah peneliti perempuan naik hingga 25 persen.
Foto: Fotolia/kasto
#6. Selandia Baru
Survei yang dilakukan oleh BAV Consulting and the Wharton School of the University of Pennsylvania ini diikuti oleh ribuan perempuan. Dari segi hak asasi, kesetaraan gender dan upah, keamanan dan kemajuan bagi kaum perempuan, Selandia baru menempati posisi ke-enam.
Foto: Fotolia/XtravaganT
#5. Australia
Dalam beberapa tahun terakhir, perempuan di Australia telah mengambil alih kepemimpinan di sektor akademik, tempat kerja, dan pemerintahan. Di sini, bukan tak mungkin perempuan mempimpin negara. Namun mereka masih terpaksa bekerja ekstra 66 hari untuk mendapat upah setara pria.
Foto: picture-alliance/dpa
#4.Belanda
Kesenjangan gender di Belanda menipis di sektor kesehatan, pendidikan, politik dan ekonomi. Negara mengiming-iming banyak fasilitas dan kemudahan bagi ibu yang baru melahirkan. Sebagian besar ongkos perawatan pasca kelahiran anak juga ditanggung asuransi.
Foto: AP
#3. Kanada
Pemerintah melindungi hak perempuan baik di sektor domestik maupun publik. Namun meski demikian, masih ada catatan bahwa angka pembunuhan pada perempuan keturunan suku asli lebih tinggi dibanding perempuan Kanada pada umumnya.
Foto: Fotolia/Spectral-Design
2#. Swedia
Swedia membuat kemajuan amat progresif dalam hal kesetaraan laki-laki dan perempuan. Jika sebelumnya perempuan di negara itu pernah menjadi kelompok terpinggirkan, kini pemerintah setempat mengambil langkah untuk meredam perbedaan itu.
Foto: Fotolia/Kaponia Aliaksei
#1.Denmark
Meski pajaknya tinggi, matahari pelit bersinar di musim dingin, perempuan Denmark tetap bisa membuat iri perempuan-perempuan dari negara lain. Denmark menjadi surga dunia nomor satu bagi kaum hawa, di antaranya lewat program fasilitas perawatan anak yang disesuaikan dengan pendapatan. Kemudahan lainnya juga didapat orangtua yang baru punya bayi dalam mengambil cuti untuk merawat anak.
Foto: Fotolia/Masson
7 foto1 | 7
Setelah menjalani simulasi bagaikan perempuan hamil yang harus melaksanakan segala aktivitasnya, Gubernur Miyazaki, Shunji Kono yang punya tiga anak berujar, "Wah ini benar-benar berat terutama di punggung dan bahu," keluhnya.
Sementara gubenur prefektur Yamaguchi, Tsugumasa Muraoka mengatakan: "Sekarang saya bisa mengerti dan merasakan apa yang dialami istri saya selama berbulan-bulan. Saya sangat berterima kasih padanya."
ap/as(japantimes/ndtv/nypost)
Koreksi Mitos Kehamilan
Apakah bayi benar-benar dikandung sembilan bulan? Atau itu hanya berdasarkan kepercayaan belaka? Mungkin ada banyak hal yang berkaitan dengan kehamilan, yang sebenarnya hanya mitos saja.
Foto: picture-alliance/dpa
Bayi Dikandung Sembilan Bulan
Realitanya, lama kehamilan bisa bervariasi lebih panjang atau lebih pendek lima pekan. Demikian hasil studi yang dipublikasikan di majalah Human Reproduction. Kapan bayi lahir tergatung dari berbagai hal, antara lain kondisi tubuh dan berat tubuh ibu.
Foto: Colourbox
Jenis Kelamin Bisa Diterka dari Bentuk Perut
"Jenis kelamin bayi tidak ada urusannya dengan bagaimana penampilan perut". Demikian Shari Brasner, M.D. asisten profesor di bidang reproduksi dan ahli kelamin di Mount Sinai School of Medicine in New York City.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Heyder
Berhubungan Seks Berefek Negatif pada Bayi
Biasanya, berhubungan seks saat mengandung tidak berefek apapun atas bayi, demikian Shari Brasner, M.D. Tetapi jika posisi plasenta tidak menguntungkan, atau jika memiliki risiko melahirkan dini, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Foto: BildPix.de/Fotolia
Jika Sekali Operasi Sesar Seterusnya Juga
Menurut pengamatan selama ini, melahirkan dengan metode alamiah risikonya lebih tinggi, jika sudah pernah operasi sesar. Sehingga sebagian besar ibu hamil lebih memilih operasi sesar lagi. Tapi itu bukan hal mutlak, kata Brasner. Bagaimanapun juga lebih baik jika mendiskusikan keuntungan dan kerugian operasi sesar dengan dokter ahli kebidanan.
Foto: picture-alliance/dpa
Perempuan Hamil Tidak Bisa Olah Raga
Perempuan hamil bisa melakukan banyak hal, tergantung apa yang biasa dilakukannya sebelum hamil, kata Brasner. Alternatifnya adalah "cardio workout plan". Program olah raga ini spesial dikembangkan untuk tiap tahap kehamilan.
Foto: Colourbox/L Dolgachov
Selama Hamil Makan untuk "Dua Orang"
Mengandung bukan berarti perlu dua kali lipat kalori. Jika sebelumnyapun sang ibu sudah menyantap makanan sehat secara teratur, menambah satu dua snack atau berarti tambahan asupan sekitar 300 kalori, sudah mencukupi.
Foto: Fotolia/Subbotina Anna
Makanan dan Aktivitas Bisa Percepat Kelahiran
Banyak aktivitas tidak mendorong lebih cepatnya kelahiran bayi. Selain itu, makan banyak makanan pedas juga tidak merugikan bayi, dan tidak menyebabkan masa kandungan jadi lebih pendek. Itu hanya mitos saja, kata Brasner