Indonesia merelokasi lebih dari 1500 anggota Gafatar "demi keselamatan mereka sendiri", kata seorang pejabat. Human Rights Watch (HRW) mengecam kegagalan pemerintah Indonesia melindungi hak-hak warganya.
Iklan
Kebanyakan anggota Gafatar sekarang sudah tiba di Pulau Jawa dan menurut keterangan beberapa pejabat pemerintahan, mereka akan menjalani "rehabilitasi" sesuai dengan ajaran Islam dan akan mendapat tugas-tugas kemasyarakatan.
Human Rights Watch (HRW) mengecam kegagalan pemerintah Indonesia memberi perlindungan kepada anggota Gafatar. 19 Januari lalu, polisi mengevakuasi anggota Gafatar dari pemukiman mereka di Monton Panjang, wilayah Mempawah, Kalimantan Barat, setelah massa membakar rumah-rumah mereka.
Juru bicara Presiden Joko Widodo, Johan Budi menjelaskan, keputusan mengevakuasi anggota Gafatar ke Pulau Jawa dibuat "demi keselamatan mereka sendiri". Presiden Joko Widodo menginstruksikan kepada beberapa departemen pemerintah untuk menangani menangani krisis itu.
"Kita harus melindungi warga negara kita terlepas dari identitas mereka. Mereka juga warga negara Indonesia," kata juru bicara Johan Budi kepada kantor berita AFP.
Peneliti HRW Andreas Harsono menjelaskan, siapapun yang dituduh menyebarkan ajaran yang menyimpang dari agama Islam di Indonesia bisa dituntut sampai lima tahun penjara. Kepala Kepolisian RI Badrodin Haiti menyatakan, pihaknya sedang menyelidiki kemungkinan Gafatar menyebarkan ajaran yang menyimpang atau melakukan tindakan kriminal lain.
Para anggota Gafatar yang telah dievakuasi ke Pulau Jawa kini diberitakan sedang mengikuti program yang oleh seorang pejabat Indonesia disebut "rehabilitasi" berupa kursus-kursus pelajaran agama serta kewajiban warga negara. Sebagian program itu dijalanakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Program rehabilitasi itu berlangsung sekitar lima hari, melibatkan perempuan dan anak-anak yang dianggap telah menyerap "ideologi" menyimpang dari Gafatar, demikian penjelasan Ketua MUI Jawa Tengah Ahmad Daroji.
"Kami mengajari mereka untuk datang kembali dan menjadi salah satu dari kami lagi. Kami berharap, setelah program ini, orang-orang itu dapat kembali ke komunitas mereka," katanya kepada AFP.
Beberapa kelompok hak asasi lokal, termasuk Lembaga Bantuan Hukum Jakarta dan Setara Institute, mengritik perlakuan terhadap anggota Gafatar.
"Ini adalah persekusi agama," kata Andreas Harsono kepada AFP. "Program re-edukasi ini adalah bentuk pelanggaran hak asasi manusia."
Human Rights Watch menerangkan, komunitas Ahmadiyah juga telah mengalami represi dan pengusiran di beberapa tempat. Di Pulau Bangka, pemerintah daerah secara resmi mengusir warga Ahmadiyah, dibantu oleh kelompok-kelompok agama lokal.
Ahmadiyah sudah lama mengalami intimidasi di Indonesia, negeri dengan populasi muslim terbesar dunia. Tahun 2011, massa menyerang tempat ibadah warga Ahmadiyah. Tiga orang tewas dan banyak yang luka-lika dalam indisen itu. Korban antara lain dibakar hidup-hodup. Penganut Ahmadiyah sering dilarang dan dilecehkan ketika akan menunaikan ibadahnya.
Beberapa waktu belakangan, intoleransi di Indonesia meningkat, diiringi serangan fisik terhadap kelompok-kelompok minoritas. Komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender (LBGT) saat ini menghadapi tekanan karena pernyataan-pernyataan diskriminatif dari para pejabat pemerintahan.
Seorang menteri dari pemerintahan Jokowi melarang kelompok LGBT melakukan kegiatan di kampus. Beberapa pejabat daerah, diantaranya walikota Bandung yang populer, Ridwan Kamil, mengancam akan menangkapi kelompok LGBT yang melakukan kampanye secara terbuka tentang hak-hak mereka.
Christopher Street Day 2013 di Berlin
Sejak 35 tahun Christopher Street Day (CSD) di Berlin menggugah minat banyak orang. Sabtu (22/6/13) parade para gay dan lesbian menyusuri jalan-jalan ibukota Jerman. Kali ini dengan berbagai pembaharuan.
Foto: DW/M.Müller
Lebih Besar dari Tahun lalu
"50 kendaraan ikut dalam parade kami tahun ini," kata juru bicara Christopher Street Day (CSD) Jens Meyer. Tahun 2012, 40 kendaraan yang melewati Brandenburger Tor. Juga selebritis (tampak di gambar kandidat kanselir dari Partai SPD Peer Steinbrück) ikut dalam parade.
Foto: picture alliance / ZUMA Press
Menentang Diskriminasi
Motto tahun ini "Diskriminasi. Berhenti dengan Khotbah Minggu! Berdemonstrasi! Memilih! Mengubah! Penyelenggara mengarahkannya kepada Partai CDU dan Kanselir Merkel! "Apakah seseorang homoseksual atau hetero, sebaiknya dalam masyarakat tidak memainkan peran seperti halnya jenis kelamin, atau tampilan," kata Jens Meyer.
Foto: picture-alliance/dpa
Keaneka-Ragaman
Parade Keaneka-ragaman: Gay, lesbian, heteroseksual, kurus, gemuk, kecil dan besar merayakan bersama-sama. Setiap orang boleh ikut, kecuali Partai kristen demokrat CDU. Partai itu dilarang ikut karena haluannya yang menentang penyetaraan lesbian dan gay.
Foto: Reuters
Siapa Pemilik Kendaraan Terindah?
Sejumlah pembaruan dirancang penyelenggara. "Untuk pertama kalinya kami menggelar Community Awards," kata Jens Meyer. Selain seorang juri, seluruh peserta parade boleh memilih via SMS siapa pemilik kendaraan terindah.
Foto: Getty Images
Memakai Kostum Gereja
Juga kedua pria ini pantas mendapat hadiah kostum-kostum terindah. Mereka memakai kostum berbentuk Katedral Basilius Moskow. Gereja di Lapangan Merah di ibukota Rusia itu dikenal sebagai simbol Moskow. Keduanya bermaksud memrotes Presiden Rusia Vladimir Putin dan politiknya yang memusuhi homoseksual.
Foto: Reuters
Duta Besar Tidak Ketinggalan
Hal yang juga baru dalam Pembukaan CSD: "Untuk pertama kalinya duta besar beberapa negara menyampaikan ucapan dan ikut beberapa saat dalam parade," kata Meyer. Diantaranya Dubes Denmark Per Poulsen-Hansen dan Dubes Amerika Serikat Philp D. Murphy (tampak di foto).
Foto: picture alliance / SuccoMedia
Setiap Orang Bebas Berpendapat
Dan satu lagi pembaruan: Di Pride Village di samping jalur parade, penyelenggara menyediakan sebuah tempat, dimana setiap orang yang sebelumnya mendaftar lebih dahulu, dapat menyampaikan pidato terbuka. Di Inggris dikenal sebagai "Speak Corner" (pojok bicara).
Foto: Reuters
Di mana Semua Berawal
Asal nama CSD dari Christopher Street di New York. Jalan yang digemari para gay dan lesbian tersebut terletak di kawasan Greenwich Village. Tanggal 28 Juni 1969 jalan itu menjadi titik awal pemberontakan minoritas seksual menentang kesemena-menaan polisi di kota besar Amerika.
Foto: imago stock&people
Stonewall Inn
Tepatnya protes dimulai di Bar "Stonewall Inn". Apa yang disebut "Pemberontakan Stonewall" berkembang menjadi protes jalanan berhari-hari antara homoseksual dan polisi. Sejak itu di New York setiap Sabtu terakhir bulan Juni dikenal sebagai Christopher Street Liberation Day. Parade homoseksual pertama berlangsung di Jerman tahun 1979 di Berlin dan Bremen.
Foto: picture-alliance/dpa
Juga di Kota-Kota Lainnya
Sementara ini CSD adalah acara dunia. Juga tahun ini parade kembali digelar di banyak kota besar di Jerman (tampak di gambar CSD 2012 di Köln). Selanjutnya 29 Juni 2013 di Erfurt dan Wuppertal. 5-7 Juli CSD 2013 digelar di Köln, 13 Juli di München dan "CSD am See" di Konstanz dekat Bodensee.