Lebih dari 100 kota di Eropa punya target iklim ambisius pada 2030. Mulai dari menggratiskan transportasi lokal, menutup pembangkit listrik tenaga batu bara, dan mengganti aspal dengan pohon.
Iklan
Wilayah perkotaan adalah pendorong utama perubahan iklim. Perkotaan mengonsumsi lebih dari dua pertiga energi di seluruh dunia dan menghasilkan sekitar 70 persen gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim akibat ulah manusia.
Pada tahun 2050, populasi perkotaan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat. Dampak iklim perkotaan dapat berlipat ganda. Hal inilah yang menyebabkan semakin banyak kota yang mengandalkan ide-ide baru untuk proyek konstruksi, pasokan energi dan transportasi.
Inisiatif iklim di 112 kota Eropa
Sebagai bagian dari inisiatif Uni Eropa (UE), sedikitnya 112 kota ikut ambil bagian dalam tantangan ini: 100 kota di Uni Eropa dan 12 kota di negara seperti Inggris dan Turki.
Pada tahun 2030, mereka ingin mengurangi konsumsi energi fosil secara drastis, memastikan emisi yang dihasilkan dapat diserap oleh alam atau diimbangi dengan teknologi penangkapan karbon. Sasarannya yakni mencapai emisi nol bersih pada tahun 2030. Untuk ini, kota-kota tersebut menerima dukungan dari UE.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Menurut perhitungan para peneliti, sebagian besar negara di dunia diperkirakan tidak akan menghemat 45 persen emisi mereka pada tahun 2030, meski ini sangat diperlukan untuk menghindari dampak terburuk perubahan iklim.
Menurut Thomas Osdoba, Direktur Program NetZeroCities, proyek yang didanai Uni Eropa yang mendukung inisiatif ini, banyak kota menghadapi tantangan untuk bisa ramah iklim. Banyaknya bangunan tua yang sulit untuk diperbaiki, perencanaan kota yang berpusat pada mobil, dan terbatasnya infrastruktur untuk energi terbarukan.
Ke-112 kota tersebut akan mengembangkan peta jalan terperinci untuk mengatasi permasalahan ini. Sebagai bagian dari inisiatif UE, mereka menerima bantuan dalam hal teknis dan dukungan agar menjadi menarik bagi investasi. Menurut perkiraan UE, dibutuhkan sekitar 650 miliar euro untuk proyek tersebut, yang sebagian besar akan berasal dari sektor swasta.
Iklan
Helsinki tutup pembangkit listrik batu bara
Osdoba menyoroti Helsinki. Finlandia memang telah berkomitmen netral iklim pada tahun 2035. Namun ibu kota Finlandia tersebut ingin mempercepatnya di tahun 2030 dan mengurangi 80 persen emisi gas rumah kaca pada tahun yang sama. Dibandingkan tahun 1990, emisi kota ini telah berkurang hampir setengahnya.
Helsinki ini akan menutup dua pembangkit listrik tenaga batu bara terakhirnya pada tahun depan. Kombinasi boiler listrik, bioenergi, dan pompa panas akan menjadi penghasil panas bagi kota ini.
Perusahaan energi yang bertanggung jawab atas pasokan pemanas distrik dimiliki oleh pemerintah kota, jelas Hanna Wesslin, direktur iklim Helsinki. Keputusan untuk menutup fasilitas pembangkit energi tersebut menunjukkan betapa gesitnya kota-kota dalam hal perlindungan iklim.
Ibu kota Finlandia ini juga ingin mengendalikan sumber emisi dari lalu lintas, dengan mempromosikan penggunaan kendaraan listrik, memperluas jaringan pengisian daya, dan memperluas sistem trem umum.
Transportasi gratis untuk anak muda di Porto
Di kota pelabuhan Porto di Portugis, 40 persen dari seluruh emisi berasal dari lalu lintas. Oleh karena itu, kota Portugis menekankan pada transportasi umum.
Porto telah mengurangi biaya tiket transportasi bulanan menjadi 30 euro, dan semua yang berusia di bawah 23 tahun boleh memakai menggunakan transportasi gratis. Hal ini berdampak besar, jumlah remaja usia 13 hingga 18 tahun yang menggunakan bus dan kereta api kini meningkat dua kali lipat.
Porto juga mengurangi konsumsi energinya. Dengan mengalihkan penerangan jalan ke LED, konsumsi energi telah berkurang lebih dari separuhnya. Tahun lalu, Portugal menghasilkan 60 persen listriknya dari energi terbarukan.
Sebagian besar bangunan publik seperti sekolah dan perpustakaan kini dilengkapi dengan panel surya dan pemerintah kota mendorong sektor swasta untuk berinvestasi lebih lanjut dalam sistem tata surya melalui keringanan pajak.
Energi Surya di Lokasi yang Tidak Biasa
Dari luar angkasa hingga ransel olahraga, modul sel surya dapat digunakan hampir di mana saja. Berikut adalah beberapa lokasi tidak lumrah yang ternyata dapat memproduksi listrik bersih dari energi matahari.
Foto: picture-alliance/J. Heeneman
Katamaran surya dalam tur keliling dunia
"Catamaran Race for Water" adalah kapal pesiar dengan pembangkit tenaga surya terbesar di dunia dan beroperasi sepenuhnya tanpa bahan bakar fosil. Modul sel surya di dek kapal menyuplai energi ke motor listrik dan mengisi baterai untuk kebutuhan di malam hari. Tidak menggunakan tiang dan layar, kapal pesiar menggunakan layang-layang yang bisa dikendalikan.
Foto: Race for Water/Peter Charaf
Modul dalam perjalanan
Gembala di Turki ini mengisi daya ponselnya dengan modul sel surya portabel. Modul portabel seperti ini populer di kalangan penjelajah alam bebas. Panel sel surya juga tersedia untuk ransel atau tenda. Mereka yang melakukan perjalanan namun dari jaringan listrik, kini lebih siap untuk hadapi keadaan darurat.
Foto: Halil Fidan/AA/picture alliance
Terbang tanpa bahan bakar fosil
Pesawat "Solar Impulse" terbang keliling dunia dalam beberapa tahapan dan sama sekali tanpa menggunakan bahan bakar fosil. Sel surya di badan pesawat dan sayap memberi daya pada mesin dan mengisi baterai pesawat. Dengan penerbangan keliling dunia, pionir penerbangan ini mempromosikan energi matahari dan menunjukkan apa yang mungkin dilakukan.
Foto: Solar Impulse/Revillard/Rezo.ch
Di luar angkasa dengan layar surya
Sel surya memungkinkan penerbangan luar angkasa yang lebih lama. Modul sel surya dapat dibuka di luar angkasa seperti di ISS atau satelit dan kapsul tak berawak. Para peneliti bahkan merancang taman sel surya di luar angkasa. Wahana eksplorasi matahari telah terbang hingga ke Jupiter. Namun, radiasi matahari di sana 25 kali lebih lemah daripada di orbit Bumi karena matahari sangat jauh.
Foto: NASA SPACEX/HO/dpa/picture alliance
Panggilan telepon bertenaga matahari pertama
Pada tahun 1955, modul sel surya perdana dipasang di negara bagian selatan AS untuk memberikan penguatan daya ke jaringan telepon. Setelah itu menyusul terobosan teknologi untuk perjalanan luar angkasa. Sejak itu, energi surya telah digunakan untuk hampir semua aplikasi energi.
Foto: AP Images/picture alliance
Revolusi energi matahari di bidang pertanian
Bekerja di ladang memang melelahkan. "Farmdroid" robot digerakan energi surya dari Denmark ini bekerja mandiri, otomatis dan tanpa merusak lingkungan. Robot dapat menabur bibit tanaman dan menyiangi gulma. Robot tidak butuh hari libur. Energinya berasal dari modul sel surya di atap dan dikendalikan dengan GPS.
Foto: Nikolai Tuborg/Farmdroid
Energi di atas air
Para pekerja ini bangga dengan pembangkit listrik tenaga surya terapung pertama di Kenya. Instalasi memasok listrik untuk pertanian bunga di bagian utara ibu kota Nairobi. Modul sel surya dipasang pada ponton khusus. Di lokasi lain, modul sel surya terapung di danau terkadang digabungkan dengan budidaya ikan.
Foto: ecoligo GmbH
Memasok energi pulau dengan panel surya di laut
Tahun 2019, panel surya terapung dibangun di laut di Maldives untuk memproduksi listrik buat tempat wisata. Sistem berkapasitas 680-kilowatt memang kecil, tetapi sejauh ini jadi salah satu instalasi sel surya terbesar di laut. Penelitian masih dilakukan untuk pembangkit di lepas pantai karena badai, gelombang kuat dan air asin menyerang modul lebih ganas dibanding di lokasi air tawar.
Foto: Swimsol
Listrik untuk semua
Tidak ada jaringan listrik di desa Tukul di Sudan Selatan. Tapi panel sel surya sekarang memproduki listrik secara lokal untuki ponsel dan lampu. Kemiskinan energi adalah masalah besar. Tahun 2016, di seluruh dunia 840 juta orang tidak punya akses listrik. Jumlahnya diharapkan turun menjadi 650 juta pada tahun 2030, terutama berkat modul sel surya yang terdesentralisasi.
Foto: picture-alliance/J. Heeneman
Memanen sinar matahari di pegunungan tinggi
Muttsee dekat Basel adalah reservoir tertinggi di Swiss. Sebuah instalasi panel surya raksasa dipasang di dinding bendungan. Menghasilkan listrik berlimpah, terutama di musim dingin, karena modul lebih efisien dalam cuaca dingin dan salju memantulkan tambahan sinar matahari. Sinar matahari jauh lebih kuat di ketinggian, karena kabut tetap berada di lembah. (sc/as)
Foto: Axpo
10 foto1 | 10
Kota ini juga ingin mengurangi angka kemiskinan energi akibat tidak terjangkaunya harga energi bagi sebagian penduduk untuk memanaskan rumah, air, dan penerangan.
Renovasi rumah hemat energi di Belgia
Kota Leuven di Belgia adalah salah satu kota kecil yang ikut dalam inisiatif ini. Thomas Osdoba dari NetZeroCities melaporkan bahwa mereka telah mengerjakan rencana tersebut selama 10 tahun dan membuat kemajuan pesat.
Jessie Van Couwenberghe, kepala Kantor Netralitas Iklim di Leuven, mengatakan pemerintah kota ingin melibatkan seluruh lapisan masyarakat agar menyetujui rencana tersebut.
Karena pemanas gedung saat ini merupakan sumber konsumsi energi terbesar di Leuven, kota ini terutama mengandalkan retrofit untuk mengurangi konsumsi energi dan mempromosikan energi terbarukan. Leuven juga mendirikan "rumah iklim" publik. Di sini Anda akan menemukan informasi tentang renovasi rumah dan tips mengajukan subsidi untuk renovasi tersebut.
Inisiatif UE juga memberikan hibah untuk solusi berbasis alam. Artinya, warga juga dapat menyarankan sebuah area di mana beton dan aspal diganti dengan tanaman dan tanah penyerap CO2.
Thomas Osdoba tetap optimis bahwa banyak kota akan benar-benar mencapai emisi nol pada tahun 2030. Dan yang belum berhasil setidaknya akan semakin mendekati target, kata direktur program NetZeroCities ini.
Kiat Eropa Hadapi Gelombang Panas Ekstrem
Jerman hadapi rekor suhu tertinggi. Banyak cara dilakukan untuk bertahan dari gelombang panas, mulai dari menutup tirai jendela dan menyalakan AC. Berikut bagaimana Eropa hadapi ekstremnya musim panas kali ini.
Foto: Mindaugas Kulbis/AP Photo/picture alliance
Dinginkan tubuh sebisa mungkin
Di pertengahan Juli, Mallorca hadapi gelombang panas dengan suhu mencapai 39 derajat Celsius. Udara panas berhembus dari Afrika Utara ke wilayah Eropa Tengah melalui Spanyol. Otoritas setempat telah meminta warga untuk tetap waspada akan cuaca panas yang ekstrem. Air mancur di Palma de Mallorca memberikan sedikit kesegaran.
Foto: Clara Margais/dpa/picture alliance
Berharap desiran angin laut
Untuk saat ini, tepi laut adalah tempat bersejuk terbaik di Jerman. Pada pertengahan Juli di pantai Timmendorf di Schleswig-Holstein, suhu berada di bawah 30 derajat Celsius. Lebih sejuk dibandingkan dengan wilayah Eropa selatan. Jerman justru hadapi suhu melebihi 40 derajat Celsius di akhir bulan Juli.
Foto: Markus Scholz/dpa/picture alliance
Pancuran air raksasa
Seorang anak laki-laki mendinginkan tubuhnya di bawah pancuran air untuk umum di ibu kota Lituania, Vilnius. Negara-negara Baltik di Eropa utara juga tengah menghadapi rekor suhu tertinggi. Di Vilnius sendiri, suhu sudah mencapai lebih dari 30 derajat Celsius, pada tanggal 26 Juni lalu.
Foto: Mindaugas Kulbis/AP Photo/picture alliance
Terjun di Kiel Fjord
Di beberapa kota di Jerman, suhu meningkat hingga 42 derajat Celsius di akhir bulan, memecahkan semua rekor sejauh ini. Pada Juli 2019, rekor suhu mencapai 40,3 derajat Celsius di Bandara Köln/Bonn. Tahun 2021 di Kiel wilayah utara Jerman, suhu "hanya" mencapai 31 derajat Celsius ketika para pemuda ini (foto) melompat ke air. Suhu serupa di tahun ini.
Foto: Axel Heimken/dpa/picture alliance
Kipasi hawa panas
Dalam beberapa dekade terakhir di Jerman, suhu terus meningkat dan begitu juga angka penjualan kipas angin. Agar tidak berubah menjadi sauna, kita dapat mencoba menyejukkan rumah dengan menggunakan kerai, gorden, ataupun tirai. Namun, merenovasi bangunan agar lebih hemat energi adalah salah satu solusi nyata jangka panjang.
Foto: flickr_cc
Hadapi panas dengan kipas lipat
Kipas lipat Ini pertama kali sampai ke Eropa dari Cina pada abad ke-16 dengan kapal Portugis. Di zaman itu, kipas ini menjadi aksesoris penting bagi perempuan untuk melindungi diri dari sinar matahari dan nyamuk. Kipas ini juga membantu mereka untuk menyembunyikan atau mengungkapkan perasaan tertentu. Kini, kerajinan kipas tangan hampir punah di Eropa.
Foto: Ajun Ally/Pacific Press/picture alliance
Sedia payung tanpa hujan
Sejak abad ke-16 di Eropa, payung sudah banyak digunakan untuk melindungi diri dari sinar matahari. Tetapi di Mesir, Persia, dan Cina, Payung sudah lebih lama digunakan sebagai simbol status kebangsawanan, serta menghiasi banyak kuil Buddha di Myanmar dan Thailand. Bahkan kini, turis dari Roma hingga Madrid (foto) menggunakannya untuk melindungi dari teriknya matahari.
Foto: Tiziana Fabi/AFP/Getty Images
Bebaskan dahaga
Di cuaca panas yang begitu ekstrem, sangatlah penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Tetapi, air mineral saja akan sangat membosankan. Mengapa tidak tambahkan sedikit potongan segar buah mentimun, daun mint, jus lemon, dan es batu? Minuman dingin di musim panas sama menyegarkannya bak secangkir teh hangat atau anggur di musim dingin.
Foto: F. Hecker/blickwinkel/picture alliance
AC energi hijau
Rumah seniman Austria Friedensreich Hundertwasser (1928-2000) adalah sebuah oasis di tengah ibu kota Austria, Wina. Lebih dari 200 pohon dan semak-semak di balkon, teras, hingga atap telah berhasil melindungi dinding eksterior bangunan tersebut dari sinar matahari dan memastikan interiornya tetap sejuk, meski tanpa AC.
Foto: Dostmann/Fotostand/picture alliance
Tak hanya manusia
Bukan hanya manusia saja yang menderita akibat gelombang panas dan mencari tempat yang lebih sejuk. Banyak burung dan hewan lainnya juga tidak terbiasa dengan suhu ekstrem. Burung pipit ini (foto) juga telah menemukan air mancur untuk mendinginkan tubuhnya. Terlihat begitu menyegarkan. (kp/)
Foto: Graham Hughes/ZUMA Press/imago images
10 foto1 | 10
Warsawa adalah contohnya. Ibu kota Polandia ini adalah satu dari lima kota di Polandia yang mengambil bagian dalam misi UE. "Sejujurnya, mustahil bagi kita untuk menjadi netral karbon pada tahun 2030," kata Jacek Kisiel, Wakil Direktur Pengendalian Polusi Udara dan Kebijakan Iklim Warsawa.
Kota ini bergantung pada jaringan pemanas milik negara yang menggunakan bahan bakar fosil, yang masih menghasilkan sebagian besar energi Polandia, jelasnya. "Tetapi kami masih memiliki ambisi."
Kisiel mempunyai harapan besar terhadap usulan standar bangunan ramah lingkungan. Peraturan ini menetapkan bahwa semua bangunan baru di kota harus menggunakan energi terbarukan dan harus mengumpulkan serta menggunakan kembali air hujan.
Warsawa juga telah menetapkan tujuan untuk mengubah 40 persen bangunan kota agar menggunakan lebih sedikit energi pada tahun 2035.
Artikel ini diadaptasi dari artikel bahasa Inggris