1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikBosnia dan Herzegovina

Langkah Bosnia-Herzegovina Masuk Uni Eropa Makin Dekat

26 Maret 2024

Para pemimpin UE mengirimkan "sinyal geopolitik penting" dengan menyetujui pembukaan pembicaraan aksesi formal dengan Bosnia-Herzegovina.

Ursula von der Leyen (kiri) dan Presiden Dewan Menteri Bosnia-Herzegovina, Borjana Kristo (kanan)
Ursula von der Leyen (kiri) dan Presiden Dewan Menteri Bosnia-Herzegovina, Borjana Kristo (kanan)Foto: Elvis Barukcic/AFP/Getty Images

Menjelang KTT Uni Eropa minggu lalu di Brussels, Komisi Eropa merekomendasikan agar 27 negara anggota menyetujui pembukaan perundingan formal keanggotaan UE dengan Bosnia-Herzegovina. Keputusan tersebut diambil dengan beberapa drama di menit-menit terakhir Rabu lalu (20/3), ketika parlemen Belanda yang biasanya berhati-hati terhadap perluasan wilayah, dengan suara tipis menolak resolusi yang menentang perundingan dengan negara kecil di Balkan.

Hal ini berarti, Perdana Menteri sementara Belanda Mark Rutte dapat memberikan suara mendukung langkah tersebut, bersama dengan 26 pemimpin Uni Eropa lainnya, pada hari Kamis (21/3). Semua keputusan perluasan UE memang memerlukan dukungan suara bulat di antara negara-negara anggota.

"Bosnia harus lebih mampu membuka perundingan secara kolektif dengan menyepakati kerangka perundingan,” kata Mark Rutte. "Saya yakin Bosnia akan mampu melakukan hal itu.” Mark Rute menjelaskan, masih ada 5 dari 19 langkah reformasi yang harus diselesaikan sebelum perundingan aksesi benar-benar dapat dimulai.

Hal ini merupakan kabar baik bagi negara kecil multi-etnis Bosnia-Herzegovina, yang didirikan pada tahun 1995 setelah Perang Bosnia dan pecahnya Yugoslavia, ini merupakan kabar baik.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Sinyal bagi Balkan Barat

"Berapa lama fase berikutnya akan berlangsung, bergantung sepenuhnya pada langkah-langkah reformasi yang dilakukan oleh pemerintah di Sarajevo," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Brussels. Dia berharap fase ini akan berjalan lancar.

Ursula von der Leyen memuji Bosnia-Herzegovina yang sepenuhnya mengadopsi kebijakan luar negeri UE. Mulai dari pajak hingga migrasi dan undang-undang yang memerangi pencucian uang dan pendanaan teror. Negara ini telah mengalami kemajuan, tegasnya.

Dalam kesimpulan resminya, para pemimpin UE mengatakan, akan ada keputusan mengenai kerangka negosiasi segera setelah Komisi Eropa memberi isyarat bahwa semua kriteria yang diperlukan telah dipenuhi.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengirimkan ucapan selamatnya di X, sebelumnya Twitter. Baginya, tawaran terhadap Bosnia-Herzegovina juga merupakan sinyal bagi empat negara Balkan Barat lain yang sudah melakukan negosiasi formal dengan UE: Albania, Serbia, Montenegro, dan Makedonia Utara.

"Bagi saya, jelas bahwa negara-negara Balkan Barat harus bisa mengandalkan kami. Janji tersebut telah dibuat lebih dari 20 tahun yang lalu. Sekarang kami perlu mengambil langkah selanjutnya,” kata Scholz di Brussels minggu lalu.

Pesan geopolitik dari UE

Bosnia-Herzegovina memiliki struktur pemerintahan yang kompleks yang mencerminkan tiga kelompok etnis utama – Bosnia, Serbia dan Kroasia – yang berkonflik selama Perang Bosnia, ditambah minoritas lainnya. Negara ini terdiri dari dua entitas politik utama dengan kepresidenan tripartit bergilir, dan Republika Srpska, yang mayoritas penduduknya Serbia, ditambah wilayah otonom Brcko.

Bagi Bosnia- Herzegovina, pengumuman para pemimpin UE lebih bersifat simbolis, karena belum memiliki implikasi praktis. Namun hal itu disambut gembira dengan pengibaran bendera UE di Sarajevo. Borjana Kristo, seorang etnis Kroasia yang saat ini menjabat sebagai Presiden Dewan Menteri Bosnia-Herzegovina, berterima kasih kepada para pemimpin Uni Eropa.

"Kebulatan tekad dan upaya bersama telah menghasilkan pencapaian tingkat kepatuhan yang diperlukan terhadap persyaratan dan kriteria (keanggotaan UE),” katanya. "Kami tetap bertekad untuk melanjutkan pekerjaan yang akan menghasilkan kemajuan dan pembangunan lebih lanjut di Bosnia dan Herzegovina.”

Negara tetangga Uni Eropa, Kroasia, memuji berita tersebut. "Keputusan untuk membuka perundingan dengan Bosnia dan Herzegovina merupakan pesan geopolitik yang luar biasa dari UE kepada semua negara, pemimpin, dan institusinya,” kata Perdana Menteri Andrej Plenkovic.

(hp/as)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait