Langkah Demokrasi Mesir
3 Januari 2012Dalam pemilu pertama sejak jatuhnya mantan penguasa Mesir, Hosni Mubarak Februari 2011, dua pertiga kursi di parlemen baru Mesir akan diduduki anggota partai yang layak diwakili di parlemen, dan sepertiga lainnya diduduki calon langsung atau non partai.
Dalam dua tahap pemilu yang telah selesai dilaksanakan, Ikhwanul Muslimin dan kaum fundamentalis Salafiyah keluar sebagai pemenang, dengan memperoleh 65% suara. Pemilu diadakan dalam tiga etape. Etape pertama, antara lain mencakup ibukota Kairo dan Alexandria. Etape ketiga baru dimulai Selasa kemarin.
Tahapan Panjang
Hasil akhir pemilu, baru akan resmi akhir Januari. Hingga akhir Februari, mandat untuk anggota majelis tinggi akan diberikan. Setelah pemilu, kedua majelis di parlemen akan memilih komisi, yang akan merumuskan konstitusi baru. Hingga akhir Juni mendatang, Mesir akan memilih presiden baru. Setelah itu, Dewan Militer yang sekarang berkuasa akan menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan sipil.
Di sembilan provinsi tempat pemilu etape ke tiga berlangsung, sejumlah besar orang menunggu giliran di tempat pemberian suara. Di daerah-daerah pedesaan pun keinginan ikut dalam proses demokrasi juga besar. Seorang warga berkata, ia berharap warga Mesir akan segera memperoleh kebebasan dan perdamaian, sehingga hidup akan menjadi mudah dan sangat normal.
Warga di daerah pemilihan memiliki waktu dua hari untuk memberikan suara. Jika dari suara yang terkumpul tidak ada kubu yang jelas menang, akan diadakan pemilihan ulang. Susunan anggota parlemen baru akan jelas akhir Februari mendatang.
Keunggulan Kaum Fundamentalis
Menyangkut keunggulan kubu fundamentalis Islam seorang warga mengatakan, "Kami sudah pernah mencoba pemerintahan sekuler, liberal dan komunis. Mereka semua merusak negara. Jadi kali ini kami mencoba kubu fundamentalis Islam. Jika itu tidak berjalan dengan baik, itu tidak jadi masalah, kami bisa mengganti mereka."
Ikhwanul Muslimin tampaknya juga sadar akan peluangnya untuk menang. Calonnya, Mohamed Elbeltagy mengemukakan, "Parlemen ini akan menjadi buah revolusi, dan akan melanjutkan langkah revolusi. Pemilu ini adalah pemilu bebas yang pertama, dan parlemen ini akan menjadi yang pertama, yang sesuai dengan keinginan rakyat."
Perubahan Demokratis
Hingga konstitusi diresmikan, presiden baru terpilih dan Dewan Militer benar-benar menyerahkan kekuasaan, banyak waktu akan berlalu. Bagi perubahan demokratis, warga Mesir masih perlu banyak kesabaran.
Sementara itu, dalam proses pengadilan terhadap mantan Presiden Hosni Mubarak, kejaksaan agung memulai pengadilan Selasa kemarin dengan menyampaikan tuntutan penutup. Jaksa Mustafa Suleiman menyebut mantan penguasa itu tirani, yang merusak negara dengan cara tidak bertanggungjawab.
Mubarak dituduh memberikan perintah menggunakan kekerasan terhadap penentang pemerintah, juga korupsi dan menyalahgunakan kekerasan. Dalam pemberontakan yang terjadi sekitar setahun lalu, sekitar 850 orang tewas.
Christine Elsaeßer/afp/Marjory Linardy
Editor: Christa Saloh