Nadia Dewanta, asal Yogyakarta, adalah siswi Studienkolleg di Bonn. DW berbincang dengannya untuk mengetahui secara detail langkah yang harus diambil untuk mendaftar Studienkolleg tanpa agen.
Iklan
Warga negara Indonesia yang ingin kuliah S1 di Jerman harus lebih dulu menempuh pendidikan di Studienkolleg. Studienkolleg adalah institusi pendidikan sebelum masuk universitas untuk mempersiapkan siswa dari luar Jerman, Austria dan Swiss, yang ijazah SMA-nya tidak setara dengan ijazah SMA (Abitur) di negara berbahasa Jerman tersebut.
Di Indonesia, banyak sekali agensi yang menawarkan jasa pelayanan persiapan Studienkolleg untuk warga negara Indonesia yang baru lulus SMA. Tidak bisa dimungkiri, seringkali masalah dialami oleh siswa Indonesia yang kedatangannya ke Jerman diakomodasi oleh agen Studienkolleg yang tidak bertanggungjawab.
Jasa agen biasanya digunakan untuk mempermudah menyiapkan segala persyaratan, yang sekilas nampak begitu rumit. Namun, persiapan Studienkolleg itu sebenarnya bisa dilakukan sendiri selama seseorang rajin mencari informasi dan teliti membaca berbagai petunjuk.
Nadia Dewanta adalah siswi Studienkolleg asal Yogyakarta, yang berencana untuk kuliah S1 di jurusan kedokteran di Jerman. Ia mengurus segala persiapan Studienkolleg sendiri dan melalui artikel ini akan berbagi langkah-langkah yang bisa dilakukan dan dipersiapkan sejak dini oleh siswa SMA yang berencana untuk studi S1 di Jerman (atau Austria dan Swiss).
2 - 1 tahun sebelum ke Jerman: Ambil kursus bahasa Jerman level A1 (dasar) sampai B1 (menengah)
Eropa memiliki standar yang disebut Common European Framework of Reference for Languages (CEFR) untuk mengukur kompetensi bahasa seseorang. Dalam standar CEFR terdapat enam level, yakni A1-A2 (kompetensi dasar), B1-B2 (kompetensi lanjutan) dan C1-C2 (kompetensi tinggi).
Kemampuan bahasa Jerman sangat penting untuk studi dan hidup di negara Jerman. Untuk bisa melamar visa pelajar di Kedutaan Besar Jerman dan mendaftar di sekolah bahasa dan Studienkolleg di Jerman seseorang memerlukan sertifikat bahasa Jerman level B1.
Yang Harus Diketahui Sebelum Studi di Jerman
Jerman menarik minat mahasiswa asing karena kualitas universitasnya dan biaya yang murah. Tapi sebelum memutuskan berkuliah di Jerman, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Foto: picture alliance / dpa
"Bebas Bayaran" Sifatnya Relatif
Universitas Jerman hanya bebas bayaran jika calon mahasiswa yang mendaftar ke universitas negeri juga diterima oleh universitas itu. Selain itu, calon mahasiswa juga bermaksud untuk berkuliah dalam kondisi seperti warga Jerman biasa. Itu berarti: menghadapi tantangan yang sama. Program studi yang lain dari itu, atau di universitas swasta, kualitasnya juga bagus, tetapi tidak bebas biaya dan mahal.
Foto: dapd
Mahasiswa dan Kerja Sampingan
Visa mahasiswa membatasi jumlah waktu yang boleh digunakan untuk bekerja. Bagi mahasiswa tanpa paspor Uni Eropa, batasnya 120 hari per tahun. Dalam semester kuliah hanya boleh bekerja 20 jam per minggu. Tetapi biaya hidup di Jerman lebih murah daripada di banyak kota AS dan Inggris. Sebaiknya tidak mencoba kerja gelap. Ada risiko eksploitasi, dan jika tertangkap bisa dideportasi.
Foto: Fotolia/MNStudio
Melamar Beasiswa
Di Jerman banyak ditawarkan beasiswa bagi mahasiswa asing di berbagai bidang. Jika berprestasi baik dan ulet mencari beasiswa, kesempatan bisa diperoleh. DAAD adalah lembaga negara Jerman yang memberikan beasiswa paling banyak bagi mahasiswa asing. Yayasan yang memberi beasiswa dengan spesifikasi tertentu juga banyak.
Foto: picture-alliance/dpa
Masalah Visa
Mahasiswa dari negara bukan anggota Uni Eropa kerap hadapi masalah visa. Tiap orang bertanggungjawab sendiri untuk mengurus asuransi kesehatan, buktik emampuan menunjang hidup secara finansial, temukan tempat tinggal, daftarkan diri pada kantor wilayah, buat janji soal perpanjangan visa, dan dokumen lainnya. Bagi banyak negara, masalah ini sudah dimulai saat meminta visa di kedutaan besar Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa
Menanggulangi Banyak Formulir
Orang harus bersedia mengisi formulir. Sebaiknya biasakan diri dengan kata-kata birokratis Jerman. Juga organisir semua surat, lengkap dengan fotokopinya, mulai dari urusan visa sampai bayar sewa kamar. Triknya: jika dapat surat resmi, kirim kembali surat resmi yang lebih banyak lagi. Begitu saran Leah Scott-Zechlin, yang pernah kuliah di Berlin, dan veteran "Papierkrieg" (perang kertas).
Foto: picture alliance/dpa/Patrick Pleul
Bisa Bahasa Jerman Sangat Membantu
Tentu di kota besar orang asing bisa tinggal tanpa bisa bahasa Jerman. Sebagian program studi juga ditawarkan dalam bahasa Inggris. Tetapi setiap aspek hidup lebih mudah jika bisa bahasa Jerman, baik untuk bicara dengan petugas negara, maupun untuk bersosialisasi dengan orang Jerman. Kalau ingin bekerja, kemampuan berbahasa Jerman jadi aset sangat besar di pasaran tenaga kerja.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Kalaene
Universitas Tidak Menuntun Mahasiswa
Di Jerman mahasiswa tidak dibimbing seperti di sekolah. Sepenuhnya tergantung tiap mahasiswa asing untuk bisa jalani hidup di negara asing, datang ke kuliah dan belajar. Mata kuliah ada yang berkesan sangat bebas. Terserah mahasiswa, apakah serahkan pekerjaan rumah, berpartisipasi dalam kuliah atau tidak. Sebagian mata kuliah tergantung sepenuhnya pada ujian akhir atau makalah di akhir semester.
Foto: imago/Westend61
Masalah Tempat Tinggal
Asrama mahasiswa ada di banyak kota. Tetapi untuk dapat tempat kadang sulit. Di samping asrama, mahasiswa Jerman juga sering tinggal di Wohngemeinschaft (WG). Dalam sistem ini, beberapa mahasiswa bersama-sama menyewa sebuah apartemen. Tiap orang dapat satu kamar. Dapur dan kamar mandi biasanya digunakan bersama. Ini cara baik untuk bersosialisasi dengan orang Jerman dan memperbaiki bahasa Jerman.
Foto: Fotolia
Mencari Saran
Tinggal dan belajar di luar negeri kerap butuh tanggung jawab tinggi. Dan kadang orang merasa harus berjuang sendirian menghadapi banyak tantangan. Tapi tidak usah khawatir. Anda bukan mahasiswa asing pertama di Jerman. Sumber informasi dan saran kerap bisa ditemukan di internet. Untuk yang berbahasa Inggris ada forum "Toytown Germany".
Foto: Fotolia/Creativa
Mungkin Ingin Tinggal Selamanya
Mungkin Anda individu yang tahu cara peroleh kesempatan terbaik dalam hidup: kuliah beberapa tahun di Jerman, raih gelar, mungkin kerja sedikit, lalu kembali ke tanah air dan dapat penghasilan tinggi. Bisa jadi juga, Anda jatuh cinta dengan Jerman, sehingga hadapi dilema ucapkan "Tschüß" (selamat tinggal) selamanya kepada tanah air, atau rindu Jerman seumur hidup. Penulis: Caitlin Hardee (ml/vlz)
Foto: DW
10 foto1 | 10
1 tahun - 6 bulan sebelum ke Jerman: Tentukan jurusan studi
Ketika seseorang mendaftar di Studienkolleg maka ia harus tahu terlebih dahulu jurusan studi yang akan ia tempuh nanti di universitas. Hal ini karena jurusan di Studienkolleg harus sesuai dengan jurusan studi S1. Lima jurusan yang bisa dipilih di Studienkolleg adalah:
M-Kurs: untuk studi jurusan kedokteran, farmasi dan biologi
T-Kurs: untuk studi jurusan matematika, ilmu pengetahuan alam dan teknik
W-Kurs: untuk studi jurusan ekonomi dan ilmu pengetahuan sosial
G-Kurs : untuk studi jurusan ilmu pengetahuan budaya dan Germanistik
S-Kurs: untuk studi jurusan ilmu bahasa
Di Jerman ada dua jenis Studienkolleg, yakni swasta atau negeri. Perbedaannya terletak pada biaya dan jumlah tempat yang tersedia.
Sebelum memulai Studienkolleg, ada ujian yang harus dilakukan, yang disebut Aufnahmeprüfung. Ujian ini harus dilakukan di Jerman. Informasi lengkap mengenai berbagai hal terkait Studienkolleg bisa didapat di situs studienkollegs.de.
6 bulan sebelum ke Jerman: Persiapkan dan tulis dengan baik surat motivasi dan daftar riwayat hidup
Kedua dokumen ini wajib dilampirkan sebagai persyaratan pengajuan visa dan untuk melamar Studienkolleg serta universitas di Jerman. Banyak informasi di internet yang bisa didapatkan terkait panduan menulis surat motivasi dan daftar riwayat hidup dalam bahasa Jerman.
Mau kuliah S1 di Jerman? Studienkolleg dulu!
Nadia Dewanta adalah siswi Studienkolleg asal Yogyakarta, yang berencana untuk kuliah S1 Kedokteran di Jerman. Ia mengurus segala persiapan Studienkolleg sendiri. Apa saja yang harus disiapkan?
Foto: DW/N. Ahmad
Wajib Studienkolleg untuk kuliah S1
Warga Indonesia yang ingin kuliah S1 di Jerman harus menempuh Studienkolleg (pendidikan penyetaraan sebelum masuk universitas). Nadia berencana untuk kuliah S1 kedokteran di Jerman, karenanya ia juga harus menempuh pendidikan di Studienkolleg. Persiapan Studienkolleg ia lakukan secara mandiri tanpa bantuan agen.
Foto: DW/N. Ahmad
Kunci sukses Studienkolleg tanpa agen
Proses untuk mempersiapkan Studienkolleg memang terlihat rumit, namun itu semua bisa dilakukan sendiri. Tips sukses dari Nadia? Rajin mencari informasi dan tidak malas membaca berbagai instruksi yang tersedia di berbagai situs internet terkait studi di Jerman, seperti studienkollegs.de, uni-assist.de atau daad.de.
Foto: DW/N. Ahmad
Kemampuan bahasa Jerman penting
Untuk bisa melamar visa di Kedutaan Besar Jerman dan jurusan studi di Studienkolleg, calon mahasiswa harus memiliki sertifikat bahasa Jerman B1. Goethe Institut menyediakan kursus dan tes bahasa Jerman di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
Foto: DW/N. Ahmad
Persiapkan berbagai dokumen
Untuk calon mahasiswa, dokumen yang wajib dilampirkan selain sertifikat bahasa Jerman adalah ijazah SMA, Surat Keterangan Hasil Nilai Ujian Nasional dan raport kelas XII semester 1 dan 2. Dokumen dalam bahasa Indonesia wajib diterjemahkan ke bahasa Jerman.
Foto: DW/N. Ahmad
Sperrkonto - Rekening yang dibekukan
Calon mahasiswa yang akan studi di Jerman wajib membuat rekening Sperrkonto. Ini adalah rekening yang dibekukan, yang bisa diambil uangnya ketika si calon mahasiswa berada di Jerman dengan jumlah tarikan tunai per bulan yang dibatasi.
Foto: DW/N. Ahmad
Mengajukan visa
Berbagai informasi terkait pengajuan visa pelajar tersedia di laman Kedutaan Besar Jerman di Indonesia. Setelah semua dokumen siap, calon mahasiswa bisa membuat janji dengan bagian visa untuk menentukan kapan ia bisa datang menyerahkan dokumen-dokumen yang diperlukan.
Foto: DW/N. Ahmad
6 foto1 | 6
6 - 4 bulan sebelum ke Jerman:
1. Ambil tes bahasa Jerman level B1
Salah satu lembaga terpercaya yang melaksanakan kursus dan tes bahasa Jerman di Indonesia adalah Goethe Institut (GI). Jika seseorang mengambil tes level B1 di GI, maka ia akan menjalani empat bentuk tes yakni kemampuan/pemahaman membaca (Lesen), pemahaman mendengar (Hören), kemampuan menulis (Schreiben) dan kemampuan berbicara (Sprechen). Informasi terkait kursus dan tes bahasa Jerman oleh GI di Indonesia, bisa didapat langsung dari situs web Goethe Institut Indonesia.
2. Aktif mencari tempat kursus untuk level B2 di Jerman
Kursus intensif level B2 di Jerman sangat direkomendasikan dan oleh karena itu sangat diminati oleh calon mahasiswa dari luar Jerman. Jadi seseorang kemungkinan akan sulit mendapatkan tempat. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mereservasi tempat untuk kursus lanjutan ketika seseorang sudah mendapat keputusan diterima studi di Jerman.
3. Aktif mencari tempat tinggal
Ada banyak bentuk akomodasi untuk mahasiswa asing yang tinggal di Jerman, diantaranya asrama mahasiswa, Wohngemeinschaft/WG (apartemen yang ditinggali bersama dengan 2-3 orang lainnya) atau apartemen sendiri. Calon mahasiswa bisa bertanya ke bagian penerimaan siswa asing Studienkolleg, sekolah bahasa atau universitas mengenai kemungkinan pencarian tempat tinggal. Biasanya ada juga Studienkolleg atau universitas yang ikut membantu mencarikan tempat tinggal untuk calon mahasiswa. Informasi tentang akomodasi di Jerman bisa didapat salah satunya di situs Dinas Pertukaran Akademis Jerman (DAAD).
4. Lamar Studienkolleg/universitas
Calon mahasiswa harus aktif mencari informasi di uni-assist atau mengontak langsung bagian penerimaan mahasiswa asing di universitas tujuan karena persyaratan dan prosedur melamar di satu program studi berbeda dengan program studi lainnya. Jika semua persyaratan sudah lengkap, biasanya calon mahasiswa diminta untuk mengirimkan semuanya via pos. Prosesnya memakan waktu sekitar 2-4 minggu hingga seseorang mendapatkan jawaban apakah lamarannya diterima atau tidak. Jika jawabannya positif, maka ia akan mendapat undangan untuk melakukan Aufnahmeprüfung di Jerman.
5. Terjemahkan dokumen-dokumen penting
Untuk bisa melamar visa studi di Kedutaan Besar Jerman di Jakarta, calon mahasiswa harus menerjemahkan berbagai dokumen berbahasa Indonesia ke bahasa Jerman dan kemudian dilegalisasi. Dokumen yang dimaksud adalah Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional, Ijazah SMA dan raport kelas XII semester 1 dan 2. Informasi penerjemah bahasa Jerman resmi/tersumpah juga tersedia di situs web Kedutaan Besar Jerman di Indonesia.
Mahasiswa Cari Tempat Tinggal!
Apakah dalam kontainer, tinggal bersama dalam satu apartemen atau di asrama mahasiswa. Di mana-mana lebih banyak orang yang perlu daripada tempat yang tersedia. Ada yang mendirikan tenda di depan universitas.
Foto: fotodesign-jegg.de/Fotolia
Kasihan dengan Mahasiswa?
Dengan aksi poster, badan urusan mahasiswa di universitas berusaha menarik perhatian warga akan kesulitan mereka. Karena sebagian besar tempat di asrama mahasiswa sudah terisi, diharapkan ada penawaran dari warga kota. Selain harga murah, ide kreatif juga diharapkan.
Foto: picture-alliance/dpa
Musim Semi Bawa Harapan
Sebagian besar orang mencari tempat tinggal pada semester musim dingin, karena 80-90% jurusan mulai perkuliahan pada semester musim dingin. Yang mencari pada awal tahun, punya kesempatan lebih besar. Tetapi penawaran tempat tinggal juga tidak banyak.
Foto: picture-alliance/dpa
Karena Terdesak
Jika tempat tinggal kurang, terpaksa bekas gerbong kereta, karavan dan tenda jadi alternatif tempat tinggal. Mereka yang kesal, mendirikan tenda di universitas.
Foto: picture-alliance/dpa
Mendapat Kamar dengan Cepat?
Harga tempat tinggal paling kecil, mulai 320 Euro sampai lebih dari 400 Euro. Atau sekitar 6,2 juta Rupiah per bulan. Sekitar 34% uang sewa bisa dihemat, jika orang membagi apartemen dengan mahasiswa lain. Tapi tempat di apartemen seperti itu sulit diperoleh. Jika tidak cocok sejak bertemu pertama kali, pasti tidak mendapat tempat tinggal.
Foto: picture-alliance/dpa
Mencari Yang Vegan
Untuk menyewa apartemen bersama, permintaan bagi penyewa baru semakin spesifik. Tidak cukup, jika hanya ramah saja. Tergantung situasi, penyewa baru harus bisa masak dan membersihkan rumah dengan baik. Mungkin juga yang perokok tidak diterima, atau harus vegan.
Foto: picture-alliance/dpa
Tempat Paling Pasti: Hotel Mama
Jika universitas tidak jauh dari rumah, "Hotel Mama" sering jadi alternatif. Jika tidak menemukan tempat tinggal, banyak mahasiswa memilih tetap tinggal di rumah orang tua, dan harus mengadakan perjalanan jarak jauh dengan mobil atau kereta.
Foto: picture-alliance/dpa
Tempat Tinggal sebagai Balasan Jasa
Sejak beberapa waktu lalu, orang bisa memperoleh tempat tinggal, jika memberikan bantuan kepada pemilik rumah. Misalnya sebagai tenaga bantuan di rumah jompo, sebagai penjaga gedung di markas militer dan pabrik, atau sebagai babysitter. Sebagai imbalannya, mahasiswa dapat tempat tidur murah.
Foto: picture-alliance/dpa
Desa Olimpiade, Daerah Mahasiswa
Badan urusan mahasiswa tidak hanya mengubah rumah-rumah sewa sebagai asrama mahasiswa. Seperti ini, di München, bekas desa olimpiade yang digunakan atlet dijadikan ruang tinggal. Yang mendapat tempat di sini beruntung, karena harga tempat tinggal di München termasuk yang termahal, yaitu 17,40 Euro per meter persegi.
Foto: picture-alliance/Markus C. Hur
Tinggal di Kontainer
Di Jerman ada 230.000 kamar asrama yang disokong pemerintah, dan nantinya mungkin bertambah lagi 25.000 buah. Seorang investor swasta mendapat ide untuk mengatasi kesulitan mahasiswa di Berlin. Para mahasiswa tinggal di kontainer, dan bahkan sangat baik.
Foto: picture-alliance/dpa
Konsep 'addhome' di Kontainer
Tempat tinggal berpetak yang bisa berpindah-pindah juga jadi bagian konsep 'addhome'. Di bagian dalamnya tampak bahwa ini hasil desain tempat tinggal di ruang terbatas. Di awal proyek, empat mahasiswa bisa tinggal gratis. Mulai semester mendatang, mereka harus bayar sewa 200 Euro untuk setiap 12 meter persegi.
Foto: KRAMER
10 foto1 | 10
3 bulan sebelum ke Jerman:
1. Buka Sperrkonto di Deutsche Bank
Setelah calon mahasiswa menerima surat penerimaan studi di Jerman (Zulassung) atau surat undangan untuk melakukan Aufnahmeprüfung di Studienkolleg, maka ia bisa langsung membuat rekening Sperrkonto di Deutsche Bank Jakarta. Sperrkonto adalah rekening dengan jumlah uang tertentu untuk nanti dibuka oleh si calon mahasiswa di Jerman. Uang dalam Sperrkonto hanya bisa diambil dalam jumlah tertentu tiap bulannya. Hal ini untuk menjamin bahwa si calon mahasiswa memiliki jaminan biaya hidup untuk tinggal satu tahun selama ia menempuh Studienkolleg di Jerman. Per Juni 2018 calon mahasiswa harus memiliki uang sebesar 8640 euro (sekitar 130 juta rupiah) di Sperrkonto. Tiap bulan ia bisa mengambil maksimal 720 euro untuk biaya hidupnya.
2. Lamar visa studi
Untuk melamar visa studi, calon mahasiswa harus melampirkan berbagai dokumen. Informasi lengkap mengenai dokumen apa saja yang harus dilampirkan tersedia di situs web Kedutaan Besar Jerman di Jakarta.
Jika sertifikat bahasa Jerman level B1, Zulassung atau undangan untuk Aufnahmeprüfung dan konfirmasi Sperrkonto dari Deutsche Bank sudah ada ditangan, maka si calon mahasiswa sudah bisa membuat janji untuk mengajukan visa di Kedutaan Besar Jerman di Jakarta. (na/ts)
*Simak serial khusus #DWKampus mengenai warga Indonesia yang menuntut ilmu di Jerman dan Eropa di kanal YouTube DW Indonesia. Kisah putra-putri bangsa di perantauan kami hadirkan untuk menginspirasi Anda.