Laporan HRW Ungkap Israel dan Hamas Lakukan Kejahatan Perang
28 Juli 2021
Sebuah laporan Human Rights Watch (HRW) mengungkapkan bahwa segala tindakan kekerasan selama konflik Gaza pada Mei lalu "tampaknya merupakan kejahatan perang". Penyelidikan difokuskan pada tiga serangan udara Israel.
Iklan
Organisasi hak asasi manusia internasional, Human Rights Watch (HRW), melaporkan pada Selasa (27/07) bahwa Israel dan Hamas melakukan kejahatan perang. "Pasukan Israel dan kelompok bersenjata Palestina melakukan serangan selama pertempuran pada Mei 2021 di Jalur Gaza. Israel melanggar hukum dan tampaknya merupakan kejahatan perang," kata kelompok hak asasi itu.
Konflik 11 hari pada bulan Ramadan itu menewaskan sedikitnya 254 warga Palestina dan 13 warga Israel. Kekerasan terjadi sebagai tanggapan atas perlakuan pasukan Israel terhadap warga Palestina yang memprotes penggusuran di Yerusalem timur.
Iklan
Apa rincian laporan HRW?
Laporan HRW berfokus pada tiga kasus serangan udara Israel. Sementara serangan roket "tanpa pandang bulu" militan Palestina yang terjadi lebih dari 4.000 kali akan menjadi subjek laporan selanjutnya.
Israel melakukan serangan ke Beit Hanoun pada 10 Mei, kamp pengungsi Al-Shati pada 15 Mei, dan serangkaian serangan di Kota Gaza pada 16 Mei. HRW juga mencatat serangan Israel lainnya yang terjadi selama konflik juga termasuk tindakan melanggar hukum.
Tiga serangan tersebut "membunuh 62 warga sipil Palestina di mana tidak ada target militer yang jelas di sekitarnya," kata laporan itu.
Serangkaian serangan di jalan Al-Wahda, Kota Gaza, menghancurkan tiga gedung apartemen dan menewaskan total 44 orang, termasuk 18 di antaranya adalah anak-anak. Setengah dari korban berasal dari satu keluarga, kata HRW.
Eskalasi Kekerasan Israel-Palestina Korbankan Rakyat di Kedua Pihak
Aksi kekerasan terus memuncak antara Israel dan kelompok Hamas. Kehancuran melanda Jalur Gaza, roket menghantam Tel Aviv. Korban terbanyak adalah warga sipil, di kedua belah pihak.
Foto: Mahmud Hams/AFP/Getty Images
Gaza hadapi horor
Asap membumbung dan api membakar perumahan di Khan Yunis di Jalur Gaza yang jadi target serangan Israel Rabu (12/5). Aksi kekerasan dan saling serang kembali memuncak sejak beberapa hari terakhir.
Foto: Youssef Massoud/AFP/Getty Images
Warga mengungsi dalam kepanikan
Warga dievakuasi dari gedung di Jalur Gaza yang jadi target serangan Israel. Sedikitnya 56 warga Palestina di Jalur Gaza tewas akibat serangan Israel. Roket yang ditembakkan militan dari Jalur Gaza menewaskan 6 orang di Israel.
Foto: Mahmud Hams/AFP/Getty Images
Kehancuran di Gaza City
Israel menurut pernyatan sendiri menyebutkan, miiternya menyerang secara terarah bangunan di Gaza City yang dijadikan kantor kelompok militan atau dihuni pimpinannya.
Foto: Suhaib Salem/REUTERS
Roket di langit Tel Aviv
Kelompok militan Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza menembakkan sejumlah roket ke Tel Aviv. Sistem pertahanan rudal Israel melindungi kota dan menghancurkan sebagian besar proyektil di udara atau mengalihkan jalurnya, untuk meminimalkan kerusakan.
Foto: AnAs Baba/AFP/Getty Images
Berlindung dengan cemas
Tapi sistem pertahanan udara "Iron Dome" tidak mempu melindungi 100%. Jika sirene mengaung, itu tanda bagi warga Israel untuk secepatnya mengamankan diri di "shelter perlindungan", tidak peduli apakah itu tengah malam atau dinihari.
Foto: Gideon Marcowicz/AFP/Getty Images
Bahaya tetap mengancam
Juga jika roket bisa dihancurkan atau dihalau, runtuhan puing bangunan tetap berbahaya. Seperti sebuah rumah di Yehud dekat bandara Ben Gurion yang hancur dihantam roket. Militer Israel melaporkan, sejak Senin (10/5) sedikitnya 1.000 roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel.
Foto: Gil Cohen-Magen/AFP/Getty Images
Cari perlindungan
Jika saat alarm berbunyi, warga tidak sempat mencari bunker perlindungan, mereka berusaha melindungi diri sebaik mungkin. Seperti warga di kota Ashkelon sekitar 10 km di utaraperbatasan ke Jalur Gaza ini.
Foto: Jack Guez/AFP/Getty Images
Batu dilawan gas air mata
Dalam beberapa hari terakhir, aksi bentrokan berat antara demonstran Palestina melawan militer Israel terjadi di berbagai kota. Di Hebron, kota di tepi barat Yordan yang diduduki Israel, demonstran melemparkan batu yang dibalas tembakan gas air mata oleh tentara Israel.
Foto: Hazem Bader/AFP/Getty Images
Ambil posisi dan bidik
Aparat keamanan Israel menembakkan gas air mata, peluru karet dan granat kejut untuk membubarkan demonstran. Pemicu demonstrasi warga Palestina antara lain ancaman pengusiran paksa di kawasan timur Yerusalem. Aksi ini akhirnya bermuara pada konflik terbuka.
Foto: Hazem Bader/AFP/Getty Images
Sampai kapan konflik berlangsung?
Saat ini tidak terlihat ada pertanda deeskalasi kekerasan. Warga Palestina di Gaza City ini mencari perindungan di halaman kantor perwakilan PBB, karena ketakutan akan jadi sasaran serangan Israel berikutnya.
Foto: Mahmud Hams/AFP/Getty Images
10 foto1 | 10
Investigasi internasional terhadap konflik Gaza
Jaksa di Pengadilan Kriminal Internasional mengatakan pada Maret lalu bahwa pihaknya meluncurkan penyelidikan terhadap pendudukan Israel atas wilayah Palestina.
Penyelidikan itu akan fokus pada perang 2014 di Gaza dan tidak menutup kemungkinan akan menyelidiki perlakuan Israel terhadap pengunjuk rasa Palestina dari tahun 2018.
"Keengganan konsisten otoritas Israel untuk secara serius menyelidiki dugaan kejahatan perang, serta serangan roket pasukan Palestina ke pusat-pusat populasi Israel, menandai pentingnya penyelidikan Pengadilan Kriminal Internasional,” kata Direktur HRW Gerry Simpson.
Dewan Hak Asasi Manusia PBB juga telah membuka penyelidikan atas pelanggaran selama konflik bulan Mei 2021.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menanggapi surat dari HRW dan mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki kasus untuk melihat apakah "aturan telah dilanggar." Namun, pernyataan itu juga membela tindakannya, dengan mengatakan "jika mungkin ... [IDF] memberi peringatan sebelumnya ke warga sipil yang berada di dalam target militer."