Amerika Serikat masih menempati posisi teratas sebagai destinasi migran dari seluruh dunia. Jerman menduduki urutan kedua. Namun secara keseluruhan, migrasi kemanusiaan makin menurun, kata OECD.
Iklan
Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan OECD dalam laporan terbarunya menyebut Jerman sebagai negara tujuan terbesar kedua bagi para migran dari seluruh dunia.
"Sejak 2015, negara-negara OECD Eropa secara keseluruhan telah menerima lebih banyak migran permanen dibandingkan Amerika Serikat," kata organisasi itu dalam laporannya. "Namun demikian, Amerika Serikat tetap menjadi negara tujuan terbesar bagi para migran, diikuti oleh Jerman."
Meskipun ada peningkatan dalam migrasi pekerja dan keluarga, OECD mencatat penurunan dalam migrasi kemanusiaan, yang dimaksud adalah para pengungsi yang melarikan diri dari konflik.
Pada puncak krisis migrasi Eropa tahun 2015, hampir 900.000 migran memasuki Jerman di bawah kebijakan pintu terbuka yang dilancarkan Kanselir Jerman Angela Merkel. Ketika itu, kebanyakan yang datang adalah pencari suaka. Namun sejak itu, angka migrasi kemanusiaan itu terus menurun.
Banyak warga Jerman pindah ke negara lain di Eropa
"Penurunan migrasi ke Jerman terutama dapat dikaitkan dengan penurunan migran kemanusiaan yang tiba di Jerman," kata OECD. "Rumania mencatat kenaikan terbesar (bertambah 8.300) dan Suriah penurunan terbesar (berkurang 103.000) dalam aliran migrasi ke Jerman."
Laporan terbaru OECD juga menunjukkan bahwa makin banyak migran yang pindah ke negara-negara OECD lainnya, misalnya dari Jerman ke negara-negara Eropa lain. "Sekitar 16,3 persen dari kelompok ini bermigrasi ke Swiss, 13,5 persen ke Austria dan 10 persen ke Inggris," kata laporan itu.
Belanda dan Spanyol juga termasuk dalam lima tujuan teratas bagi warga Jerman yang bermigrasi. Sedangkan makin sedikit warga Jerman bermigrasi ke AS dan Prancis.
Secara umum, migrasi di 36 negara OECD naik sedikit tahun lalu. "Migrasi keluarga dan tenaga kerja meningkat, sementara jumlah permohonan suaka turun tajam," kata laporan OECD. Tahun 2018, anggota OECD menerima seluruhnya 5,3 juta migran baru. Kebanyakan yang datang adalah anggota keluarga dari pekerja migran. hp/ae (afp, rtr)
Para Imigran Yang Mengubah Wajah Dunia
Mereka terpaksa meninggalkan kampung halaman. Namun di tanah air baru mereka, para imigran ini mengubah wajah dunia - sebagai saintis, politisi, seniman, pengusaha atau olahragawan.
Foto: Imago/United Archives International
Albert Einstein
Tanpa dia dan teori relativitas, pandangan manusia kini tentang alam semesta akan berbeda. Saat Nazi berkuasa di Jerman, Albert Einstein yang berdarah Yahudi dan tengah berada di Amerika Serikat tak bisa kembali ke Jerman, karena nyawanya bisa terancam. Ia mengembalikan paspornya dan beremigrasi ke Amerika Serikat.
Foto: Imago/United Archives International
Marlene Dietrich
Penyanyi dan aktris Jerman Marlene Dietrich sudah terkenal di Amerika Serikat ketika ia meninggalkan Jerman pada tahun 1938. Dia tinggal di Amerika Serikat dan di Perancis. Dari kedua negara itu, ia membantu para pengungsi dan tentara sekutu. Setelah akhir Perang Dunia II di Jerman, ia dituduh telah berkhianat pada negaranya sendiri.
Foto: picture-alliance/dpa
Henry Kissinger
Dia adalah seorang profesor di Harvard University, pernah menjadi menteril luar negeri Amerika Serikat, dan pakar hubungan internasional. Pada tahun 1938, Henry Kissinger meninggalkan Bayern, Jerman, dan melarikan diri dari ancaman maut Nazi. Meskipun saat Perang Dunia II dia menjadi tentara Amerika yang memerangi bangsanya sendiri, dia mengatakan sebagian dari dirinya selalu tetap Jerman.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Schiefelbein
Madeleine Albright
Dari Cekoslovakia, dua kali Madeleine Albright dan keluarganya melarikan diri: pertama, setelah invasi Nazi pada tahun 1939, mereka mengungsi dari Praha ke London. Sempat kembali ke Praha, pada tahun 1948 mereka hijrah ke AS setelah rezim komunis di tanah air mereka mengambil alih kekuasaan. Pada tahun 1997, perempuan berdarah Yahudi ini menjadi menteri luar negeri Amerika Serikat.
Foto: Getty Images/AFP/S. Loeb
M.I.A.
Namanya Mathangi "Maya" Arulpragasam, tapi para penggemar mengenalnya sebagai MIA. Di usia kanak-kanak, dari Sri Lanka, ia melarikan diri ke India menuju ke Inggris. Dalam sebuah wawancara, ia berkata: "Pada awalnya, saya memberitahu semua orang bahwa saya berasal dari Trinidad, jadi saya tidak perlu berbicara tentang Sri Lanka dan perang. Saya tidak mengatakan bahwa saya seorang pengungsi. "
Foto: Getty Images/C. Polk
Miriam Makeba
Miriam Makeba - yang dikenal sebagai Mama Afrika berasal dari Afrika Selatan. Ia berada di sebuah acara di AS ketika pejabat negara Afsel tak mengizinkannya pulang. Lagu mereka "Pata Pata" menjadi hit di seluruh dunia pada tahun 1967. Setelah tinggal di Guinea dan Belgia, atas permintaan Nelson Mandela, pada tahun 1990, pejuang hak-hak sipil ini kembali ke Afrika Selatan.
Foto: Getty Images
Freddie Mercury
Orang tua bintang rock dengan suara khas ini melarikan diri dari gejolak revolusioner di Zanzibar ke London - bersama dengan Freddie kecil. Sisanya adalah sejarah: Mercury naik dan band-nya menjadi ikon rock. Kematiannya akibat HIV/AIDS mendorong kampanye mengatasi isu HIV.
Foto: Getty Images/Hulton Archive
Thomas Mann
Dia dianggap sebagai salah satu penulis paling penting dari abad ke-20. Nazi menyebut peraih penghargaan Nobel ini sebagai "gelombang besar kebiadaban eksentrik". Ia manjadi eksil di Swiss pada tahun 1933 dan pada tahun 1939 ke Amerika Serikat. Pada tahun 1938 ia menciptakan slogan: "Di mana saya berada, itulah Jerman. Saya membawa budaya Jerman dalam diri saya."
Foto: picture-alliance/dpa
Isabel Allende
Setelah kudeta militer berdarah di Chili pada tahun 1973, keluarga Isabel Allende melarikan diri ke Venezuela. 13 tahun kemudian dia pindah ke Amerika Serikat. Pengalaman pribadinya mengalir dalam novel "The House of Spirits". Karena pernah punya pengalaman serupa, tahun 2015 dia menyerukan agar Eropa menyambut para pengungsi.
Foto: Koen van Weel/AFP/Getty Images
Sitting Bull
Kepala suku Sioux , Tatanka Iyotake - lebih dikenal sebagai Sitting Bull - habiskan waktu selama beberapa tahun di pengasingan. 1877 - setahun setelah pertempuran Little Bighorn - ia melarikan diri bersama dengan 2.000 pengikutmya ke Kanada. Tahun 1881 ia kembali ke Amerika dan menyerahkan diri kepada pihak berwenang. Dia ditangkap dan tinggal di reservat Indian. Ia kemudian tewas terbunuh.
Foto: Imago/StockTrek Images
Neven Subotic
Seperti rekannya Vedad Ibisevic (Hertha Berlin), saat masih kecil, Subotic melarikan diri dari kampung halamannya, di Bosnia-Herzegovina. Pada tahun 2012 ia mendirikan sebuah yayasan yang menyediakan akses air minum bagi ana-anak di negara berkembang. Subotic pernah bermain untuk Borussia Dortmund dan pindah ke FC Köln. Ed: Dagmar Breitenbach, Martin Muno (ap/as)