1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Laporan Tahunan Pendidikan UNESCO

30 November 2007

Sejak enam tahun, UNESCO mengeluarkan laporan tahunan mengenai situasi pendidikan dunia. Dalam laporan terbarunya, UNESCO menyebutkan bahwa pendidikan sekolah di negara-negara miskin sudah makin baik.

Pendidikan untuk semua sampai 2015. Itulah target yang dicanangkan dalam pertemuan puncak untuk pendidikan tahun 2000 di Dakar. Target itu disepakati oleh 164 negara yang mengikuti pertemuan puncak tersebut. Setelah tujuh tahun, lembaga pendidikan dan kebudayaan PBB UNESCO kini menarik neraca.

Sekretaris Jendral Komisi UNESCO Jerman Roland Bernecker menerangkan, memang terlihat ada kemajuan yang dicapai: "Jumlah anak sekolah yang masuk pendidikan dasar naik, dan makin banyak anak perempuan yang bersekolah. Ini adalah kabar baik.“

Walaupun begitu, sasaran pendidikan untuk semua sampai tahun 2015 tidak bisa dicapai kalau hanya mengandalkan jumlah dana seperti saat ini.

Roland Bernecker memaparkan satu aspek sebagai contoh: "Tingkat buta aksara pada orang dewasa misalnya tetap saja tidak berubah. 20 persen penduduk dunia tidak bisa membaca dan menulis. Dan perlu ditegaskan, bahwa dua pertiga orang yang buta aksara adalah perempuan. Di sektor ini terlalu sedikit yang dilakukan.“

Di seluruh dunia ada lebih dari 770 juta orang yang tidak bisa membaca dan menulis. Dalam pertemuan puncak di Dakar tahun 2000 disepakati untuk menurunkan tingkat buta aksara pada orang dewasa sampai setengahnya, lalu memungkinkan pendidikan sekolah bagi semua anak-anak, sekaligus membuka peluang setara bagi perempuan dalam bidang pendidikan. Menurut UNESCO, setiap tahunnya diperlukan dana tambahan sekitar 11 miliar Dollar untuk mempekerjakan 18 juta guru tambahan, kalau target pendidikan yang dicanangkan ingin dicapai.

Selain itu masih terdapat banyak kekurangan dalam hal kualitas pendidikan. Biaya untuk menikmati pendidikan sekolah juga cukup tinggi. Kebanyakan keluarga tidak mampu membayar biaya ini. Tambahan lagi, banyak anak-anak yang harus bekerja mencari nafkah untuk membantu keluarganya, sehingga tidak bisa bersekolah. Hampir 220 juta anak harus melakukan hal ini.

Dunia pendidikan juga terkena dampak menyebarnya penyakit AIDS. Karena kebanyakan korban adalah guru. Roland Bernecker, Sekjen Komisi UNESCO Jerman menerangkan: "Antara tahun 2000 dan 2002 di Tansania misalnya, 42% kasus kematian guru adalah karena penyakit AIDS. Dampaknya, terjadi kekurangan guru yang dramatis di negara-negara ini.“

Menurut Laporan Tahunan Pendidikan UNESCO, jumlah anak-anak yang mengecap pendidikan dasar sejak tahun 1999 naik sekitar 4 persen. Tapi masih ada sekitar 72 juta anak yang belum bisa menikmati pendidikan sekolah, terutama anak-anak dari keluarga miskin dan orang cacat.