1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lawatan Kampanye Obama ke Eropa

as24 Juli 2008

Seluruh Eropa demam Barack Obama. Terutama lawatan pertamanya ke Eropa di ibukota Jerman, Berlin menjadi barometer dari karisma Obama.

Barack Obama diterima kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin.Foto: AP


Lawatan kampanye kandidat presiden partai Demokrat AS, Barack Obama ke Eropa menjadi sorotan tajam harian-harian Eropa.


Harian liberal kiri Inggris The Independent yang terbit di London dalam tajuknya berkomentar :


Sampai hari Sabtu mendatang, Barack Obama akan mengetahui apakah karisma dari nominasi Partai Demokrat, juga dapat berfungsi di Berlin, Paris dan London. Harapan untuk berpidato di Jerman dengan latar belakang Gerbang Brandenburg, dari awal memang disadari amat ambisius. Kanselir Jerman, Angela Merkel memang tepat untuk menolaknya, karena penampilan Obama di Gerbang Brandenburg dapat ditafsirkan sebagai dukungan bagi kampanye kandidat partai Demokrat tsb. Semua pemerintah di luar AS diwajibkan bersikap netral. Sebab presiden AS mendatang, baru akan diputuskan dalam pemilu bulan November.


Harian konservatif Austria Die Presse yang terbit di Wina berkomentar :


Kandidat presiden partai Demokrat itu mampu memicu minat publik, yang hanya dapat diimpikan oleh tokoh-tokoh politik Eropa. Tokoh politik mana di Eropa yang mampu menarik puluhan ribu pendengar pidatonya di sebuah negara di luar negerinya sendiri? Memang Barack Obama kadang-kadang bersikap plin-plan, seperti mengikuti arah tiupan angin. Akan tetapi Obama dapat membuktikan, pemilu putaran awal dapat menjadi semacam doping, untuk membangkitkan kembali minat publik terhadap politik. Dan juga menjadi proses terbaik untuk menyaring serta memisahkan tokoh yang membosankan dan tokoh politik tukang omong kosong.


Sementara harian Jerman menyoroti lawatan Barack Obama di Berlin yang merupakan singgahan pertamanya dalam kunjungan ke Eropa. Harian Westdeutsche Zeitung yang terbit di Düsseldorf dalam tajuknya berkomentar :


Terlepas dari kegairahan menyambut Obama kita jangan lupa, bahwa lawatannya ke Irak, Afghanistan, Israel dan sekarang ke Jerman tidak bertujuan untuk menyambangi negara tuan rumah atau rakyatnya. Satu-satunya sasaran Obama adalah penonton televisi di Amerika Serikat, yakni para pemilihnya, untuk menyingkirkan prasangka bahwa ia seorang politisi yang masih hijau dalam politik luar negeri. Skenarionya amat profesional. Peristiwa di Kabul, Bagdad atau Berlin diharapkan memberikan arti penting dan kecemerlangan bagi kampanyenya. Tentu saja senator dari Illinois itu belum terpilih menjadi presiden. Tapi citra Barack Obama yang akan mampu menjadi presiden yang efektif juga di tatanan global, lewat kunjungannya kali ini tidak akan dipertanyakan lagi oleh publik di AS.


Terakhir harian Tagesspiegel yang terbit di Berlin berkomentar :


Pidato Obama di Berlin berbeda dengan pidato presiden AS sebelumnya. Ini pidato seorang kandidat presiden bukannya pidato seorang presiden AS. Juga dahulu, Kennedy, Reagan dan Clinton berpidato di Berlin yang mencerminkan pembagian dunia menjadi dua kubu kekuatan. Kini Obama, yang karisma tampilannya akan menjadi pra-syarat bagi tugas politiknya di masa depan, harus menyampaikan visi yang berbeda. Ia harus mencari orientasi baru bagi dunia yang akan diguncang globalisasi dan mencari tatanan perimbangan baru.